| 165 Views

Pemuda Islam, Kunci Peradaban Gemilang

Oleh : Reni Susanti, S.AP
Pemerhati Kebijakan Publik 

Berikan Aku 10 Pemuda, Niscaya Akan Kuguncangkan Dunia. Begitulah kata Ir. Soekarno dalam pidatonya. Ini menunjukkan bahwa masa depan negara bahkan dunia ada dalam genggaman pemuda. Namun apa jadinya bila pemudalah yang banyak melakukan kerusakan dan kejahatan. Apa yang salah? Berikut beberapa faktanya :

Polsek Cidaun Cianjur  melakukan tindakan tegas dalam  menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya kelompok geng motor yang diduga hendak  melakukan tawuran hingga membuat resah warga setempat. Dari tangan para pelaku, polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya satu bilah pisau dan satu bilah golok serta kendaraan roda dua. (KBRN, Cianjur, 22/09/2024)

Catatan detikJateng dari jumpa pers Polrestabes Semarang terkait tawuran, para pelaku mengaku tawuran karena ada yang menantang di medsos. Tantangan itu dipenuhi demi pamor. Mereka juga selalu beraksi dalam kondisi terpengaruh minuman keras. Tawuran antargangster menyebabkan mahasiswa Udinus bernama Tirza Nugroho Hermawan (21) meninggal akibat salah sasaran. Salah satu pelaku tawuran itu, Rico Sandova (23) warga Bulu Lor Semarang Utara, mengatakan tawuran itu berawal dari saling tantang di Instagram. (detikJateng, 20/09/2024)

Satu orang anggota geng motor ditangkap polisi saat hendak melakukan tawuran di Jalan Durung, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. Remaja yang masih di bawah umur tersebut berinisial WW, yang mengaku sebagai anggota geng motor Mce_boys. (TRIBUN-MEDAN.com, 22/09/2024).

Sebuah video diduga aksi tawuran beredar viral di media sosial dan grup percakapan. Sejumlah pelaku tawuran tersebut terlihat membawa senjata tajam jenis klewang. Berdasarkan isi, video direkam seorang pengendara kendaraan roda empat yang terpaksa menghentikan kendaraannya akibat peristiwa tersebut. Dalam video berdurasi satu menit tersebut, tawuran melibatkan dua kelompok yang saling menyerang. (MetroTV, Boyolali, 20/09/2024)

Sekulerisme Menyuburkan Kriminal

Kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda, termasuk tawuran terus terjadi, bahkan terus berulang dan makin mengerikan. Ada banyak faktor pemicu, di antaranya :

Lemahnya kontrol diri, mudah tersulut emosi berawal dari kurangnya etika yang baik. Menjunjung tinggi ego masing-masing. Sehingga standar kebanggaan diri bukan lagi ketaatan kepada syariat, tapi siapa yang berani dan kuat adu otot.

Krisis identitas. Minimnya pendidikan agama baik dirumah maupun sekolah, membuat mereka tidak mengerti dengan jati dirinya, apa tujuan hidupnya. Sehingga apa yang dilakukan juga tidak berarti apa-apa bagi kehidupan bahkan meresahkan masyarakat.

Disfungsi keluarga dan tekanan ekonomi/hidup. Dalam sistem kapitalis, negara tidaklah berperan dalam menjamin keberlangsungan hidup rakyatnya. Membuat peran orangtua tidak sesuai dengan fungsinya, yang seharusnya ibu sebagai pendidik pertama bagi anak-anaknya dirumah terpaksa keluar rumah ikut suami mencari nafkah dan meninggalkan kewajibannya mendidik anak. Ditambah sulitnya mencari pekerjaan dan harga bahan pokok mahal, bekerja menjadi pilihan satu-satunya untuk bertahan hidup. Kondisi ini membuat tumbuh kembang anak dirumah tidak berjalan, pendidikan hanya mereka dapatkan dari sekolah dan lingkungan yang belum tentu baik. Maka tidak heran mereka akhirnya tumbuh menjadi pemuda yang tidak bermoral dan pelaku kejahatan.

Lingkungan rusak (termasuk pengaruh media, kegagalan pendidikan). Lingkungan memberikan pengaruh sangat besar. Jika lingkungannya rusak, maka rusak juga perilaku yang didapatkan meskipun dalam keluarga mendapatkan pendidikan yang baik. Terlebih pada saat ini kebebasan akses internet tanpa kontrol memberikan kesempatan besar untuk berbuat kejahatan. Didukung dengan kacaunya sistem pendidikan, gagal membentuk siswa yang bermoral dan berkarakter Islami.

Lemahnya hukum dan penegakannya. Faktor-faktor diatas terjadi karena ketiadaan tanggung jawab negara terhadap problem yang terjadi pada masyarakat. Seandainya Negara menjalankan perannya dalam menjamin kebutuhan rakyat, mengontrol akses internet, dan menciptakan sistem pendidikan yang benar. Maka kejahatan/Tindakan kriminal pemuda saat ini mudah diatasi.

Ini adalah buah penerapan sistem sekuler kapitalis yang tidak memanusiakan manusia, merusak pemikiran dan budaya, menjadikan negara abai terhadap tugas membentuk generasi berperadaban mulia malah menyia-nyiakan potensi besar pemudanya.

Islam Mencetak Pemuda Hebat

Negara Islam akan membangun sistem yang menguatkan fungsi keluarga dengan menerapkan aturan yang menjamin kesejahteraan dan sistem lain yang menguatkan fungsi kontrol masyarakat.

Negara juga menyiapkan kurikulum pendidikan dalam keluarga, sehingga terwujud keluarga yang harmonis yang senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak yang tumbuh di dalam keluarga dan memberikan pengaruh positif kepada lingkungan sekitar.

Islam memiliki sistem pendidikan yang akan menghasilkan generasi berkepribadian mulia, yang akan mampu mencegahnya menjadi pelaku kriminalitas.  Islam juga memberikan lingkungan yang kondusif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun kebijakan negara, yang akan menumbuhsuburkan ketakwaan dan mendorong produktivitas pemuda.

Dan dengan dukungan sistem yang lain, maka akan lahir generasi hebat, yang mengarahkan potensinya untuk berkarya dalam kebaikan, mengkaji Islam dan mendakwahkannya serta terlibat dalam perjuangan Islam.

Islam mencetak pemuda-pemuda hebat seperti Thariq Bin Ziyad penakluk Andalusia, Muhammad Al-Fatih sang penakluk Konstantinopel, dan masih banyak pemuda gemilang pada masanya. Bukan tidak mungkin pemuda saat ini juga seperti pemuda terdahulu. Kita hanya perlu sadar untuk kembali kepada sistem Islam dan meninggalkan sistem Sekulerisme.

Allahu a’lam.


Share this article via

127 Shares

0 Comment