| 182 Views
Pembayaran Biaya Pendidikan Lewat Pinjol, Ada Apa Ini?

Oleh : Mulyaningsih
Pemerhati Anak dan Keluarga
Satu lagi yang membuat publik kini mulai bingung dan geleng-geleng kepala. Hal tersebut datang dari dunia pendidikan di negeri ini. Rasanya tak habis-habisnya persoalan demi persoalan muncul tanpa ada kejelasan solusi yang diberikan. Hilang satu tumbuh seribu, mungkin itulah pepatah yang sejalan dengan fakta yang berkembang di masyarakat.
Dikutip dari salah satu laman nasional bahwa bapak Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mendukung wacana pinjaman online (Pinjol) untuk dipakai mahasiswa dalam hal pembayaran uang kuliah. Beliau menyampaikan itu sebagai respon atas dorongan legislatif (DPR RI) kepada Kemendikbudristek untuk menggaet BUMN. Terkait dengan pemberian bantuan biaya kuliah untuk meringankan para mahasiswa. Muhadjir menambahkan bahwa semua inisiatif yang baik termasuk membantu kesulitan yang dialami mahasiswa maka harus didukung penuh. Inisiatif tersebut seperti Pinjol. Namun ada ketentuan yang harus ada, seperti keabsahan alias keresmiannya, transparan, serta dapat dipertanggungjawabkan. (cnnindonesia.com., 03/07/2024)
Inilah gambaran hasil didikan sistem kapitalis sekuler. Paradigma berpikir yang terbentuk sungguh di luar konteks aturan baku yang seharusnya diterapkan (baca: Islam). Halal dan haram yang lagi dijadikan standar dalam berbuat termasuk pada menyampaikan pendapat. Semua dilakukan asal ada manfaat yang didapatkan. Itu pula yang akhirnya tergambar dari didikan sistem rusak ini. Kita sudah melihat bagaimana timbal balik yang didapatkan ketika bersentuhan dengan Pinjol. Belum lagi, ketika tak sesuai maka bunga bisa berlipat ganda. Hal tersebut dari sisi yang tampak oleh mata kita.
Dari sini mengkonfirmasi bahwa para pejabat negeri ini memang nyatanya tak tulus menyayangi rakyatnya. Mereka jauh lebih kuat ikatannya kepada para pemodal dan pengusaha. Salah satu buktinya seperti pernyataan di atas. Mengapa tidak sepenuhnya negara dalam hal ini pemerintah membantu para mahasiswa dalam hal biaya kuliah? Pertanyaan itu yang akhirnya muncul dalam pikiran kita. Ini kemudian menambah deretan bukti bahwa negara ternyata berlepas tangan terhadap pendidikan dan mengembalikan sepenuhnya urusan tersebut kepada rakyat.
Rakyat disuruh untuk bekerja keras menyelesaikan masalah demi masalah yang muncul dalam kehidupannya. Di sisi masyarakat, hampir semua pragmatis alias berpasrah diri terhadap situasi yang ada. Dan mengambil penuh usulan yang dilontarkan oleh pemerintah. Inilah gambaran fakta antara rakyat dan pemerintah yang ada di negeri ini. Kemiskinan yang terus terjadi membuat rakyat melakukan berbagai cara, yang penting bisa terpenuhi pasti akan dilakukan apapun itu. Tanpa ada saringan halal haram lagi.
Semua itu karena sistem yang diterapkan saat ini. Sekuler menjadikan manusia akhirnya jauh dari ranah agama. Urusan dunia maka bebas melakukan apapun tanpa diatur-atur agama. Dan akhirnya seperti inilah kondisinya. Tambal sulam persoalan benar-benar nyata. Solusi yang harusnya diterapkan justru dibuang jauh karena tak sejalan dengan cara pandang mereka. Alhasil, dengan kemajuan teknologi maka subur juga transaksi yang tidak sesuai dengan Islam. Sebagai contoh adalah Pinjol tadi. Dengan berbagai kemudahannya membuat orang tanpa berpikir panjang lagi mau mengambil langkah untuk pinjam ke sana.
Sebenarnya masalah Pinjol ini begitu serius dan harus segera diselesaikan sampai tuntas. Karena dari sini bisa menyebabkan munculnya persoalan yang lain. Apalagi ini terkait dengan dunia pendidikan. Masih ingat dalam pikiran kita bahwa ada pelajar yang dengan sengaja melakukan pembunuhan terhadap temannya sendiri gara-gara ketahuan mencuri barang. Dan ketika diselidiki ternyata alasan mencuri adalah untuk melunasi Pinjol. Sungguh ngeri dampak yang ditimbulkannya. Padahal sejatinya mahasiswa adalah orang-orang intelek yang perannya begitu diperlukan untuk kemajuan sebuah negeri. Dari sini pula peran mahasiswa akhirnya dimandulkan. Mereka tak bisa lagi konsentrasi penuh untuk belajar karena dibayang-bayangi oleh Pinjol tadi. Maka wajar jika kejadian pembunuhan, pencurian, dan yang lain terjadi karena dikejar-kejar oleh debt collector.
Akan berbeda ketika sistem Islam diterapkan dalam kehidupan dunia. Islam mempunyai seperangkat aturan yang jelas dan tegas untuk diterapkan. Termasuk juga soal riayah yang harus dilakukan negara terhadap rakyatnya. Karena ini nantinya akan dipertanggungjawabkan.
Negara dalam hal ini pemerintah akan menerapkan syariat Islam secara sempurna dan menyeluruh. Termasuk dalam dunia pendidikan. Dalam Islam pendidikan begitu penting bahkan seluruh kaum muslim harus menjalankan proses belajar tanpa memandang miskin atau kaya. Semua diwajibkan untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Sehingga negara berkewajiban penuh dalam hal menyediakan seluruh sarana dan prasarana pendukung kegiatan tersebut. Seperti bangunan sekolah, laboratorium, perpustakaan, akses jalan yang bagus, transportasi, guru yang mempuni, dan lainnya. Negara akan menggratiskan sekolah (free). Dananya diambil dari kas negara (baitulmal).
Negara juga menetapkan kurikulum yang sesuai dengan Islam. Pelajaran akidah benar-benar ditanamkan kuat mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Karena akidah sebagai fondasi bagi manusia menjalani kehidupannya. Jika fondasinya kokoh maka insyaAllah tidak akan pernah salah jalan. Artinya tidak akan mengambil segala sesuatu yang bertentangan dengan Islam. Negara juga akan memberantas dengan tegas praktik ribawi yang sekarang kental di masyarakat. Karena sudah dapat dipastikan bahwa riba adalah haram dan harus dijauhi oleh muslim.
Semua itu bisa kita terapkan jika dan hanya jika Islam ada dalam kehidupan manusia. Islam dijadikan sebagai fondasi ketika melakukan seluruh aktivitas. Termasuk ketika mengeluarkan kebijakan. Semoga segera terjadi dalam waktu dekat. Aamiin.
Wallahu'alam.