| 386 Views
Negara Maju di Tengah Kemiskinan yang Membelenggu, Mungkinkah?

Oleh : Ika Saraswati
Pegiat Literasi Dakwah
AYOBANDUNG, Rabu(24 April 2024) - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurizal mengucapkan selamat hari jadi Kabupaten Bandung ke-383. Ia mengaku bangga diusianya yang ke-383, Kabupaten Bandung saat ini menjadi daerah termaju dan menjadi percontohan di Jawa Barat.
Mampu mewujudkan daerah maju memang impian semua orang, namun diperlukan perjuangan yang luar biasa di tengah kemiskinan, pengangguran, dan kasus kriminal yang masih menjadi PR dan menjadikannya semakin sulit untuk sebuah daerah bisa dikatakan maju. Ukuran kemajuan tidak hanya diukur dari sisi pertumbuhan ekonomi saja. Sebab, pertumbuhan ekonomi yang tinggi sering tidak mencerminkan pemerataan kesejahteraan yang sesungguhnya.
Faktanya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bandung pada tahun 2023 masih tinggi. Hal ini membuktikan bahwa kemajuan di suatu daerah dalam sistem kapitalis tetap saja menyisakan banyak masalah lain dan tidak mampu memberikap kesejahteraan yang merata, tingkat kriminalitas masih tinggi, angka putus sekolah banyak terjadi, sampai masalah sampah pun menimbulkan polemik. Penerapan sistem kapitalis dalam bernegara tidak akan pernah mampu membawa pada kesejahteraan rakyat, yang ada justru hanya akan mensejahterakan para pemilik modal.
Berbeda dengan sistem kapitalis, Islam memiliki mekanisme menjadikan sebuah negara tidak hanya maju, namun juga menjadi negara adidaya. Terbukti secara historis selama 1300 tahun, Sistem Islam mampu menjadikan negara adidaya yang pernah menguasai hampir dua pertiga dunia bagi negara yang mau menerapkannya secara kaffah.
Islam memandang negara maju adalah sebuah negara yang mampu memenuhi kebutuhan dasar warga negaranya, baik kebutuhan pokok individual berupa sandang, pangan, papan dan kebutuhan pokok kolektif berupa pemenuhan kebutuhan kesehatan, keamanan dan pendidikan, baik muslim maupun nonmuslim.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:
"Imam/Pemimpin adalah pengurus dan Ia bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya." (HR. Muslim dan Ahmad)
Negara adalah penanggung jawab utama mengurusi hajat rakyat, yaitu sebagai Raa'in (pelayan/pengurus) dan Junnah (pelindung). Hanya Islam yang mampu mewujudkan negara maju tanpa menyisakan masalah-masalah lainya. Oleh karena itu, mengembalikan Daulah Islam bukan hanya merupakan kewajiban, namun kebutuhan untuk menyelesaikan problematika manusia.
Wallahu'alam bissawab