| 12 Views
Meningkatnya Pengangguran Massal, Hanya Islam Solusi Total

Oleh : Mirna
Kurang lebih hampir setengah tahun sudah berlalu,Indonesia tengah berganti sosok pemimpin yang berprogres menuju Indonesia terang benderang.dengan penuh penantian dan berbagi harapan masyarakat menunggu akan janji janji yang pernah di ucapkan oleh pemerintah, saat belum menjadi penguasa negri ini.
Dan diantara janji nya ialah terkait masalah lapangan pekerjaan dan pertumbuhan, yang tentunya sangat dinantikan oleh masyarakat yang di janjikan di hadapan mereka dengan syarat asalkan ia terpilih men jadi pemimpin negri ini.
Mungkin kah untuk yang kesekian kalinya masyarakat hanya akan merasakan kekecewaan seperti yang selalu terjadi sebelumnya,dan mungkinkah masyarakat lagi lagi hanyalah alat untuk meraih kekuasaan bagi segelintir elit dan para pemilik modal .
Pasalnya hingga saat ini jangan kan membuka 19 juta lapangan pekerjaan bagi masyarakat, justru sebaliknya masyarakat banyak kehilangan pekerjaan alias pengguran. Banyaknya PHK masal, minimnya lapangan pekerjaan lagi lagi membuat masyarakat harus disuruh mandiri lagi dan membuat lapangan kerja sendiri
Jangankan para rakyat biasa yang tidak berpendidikan,bahkankalangan sarjana dan pelajarpun tidak sedikit yang menjadi pengangguran sejati, pertanyaannya Apakah ini yang dinamakan menuju terang benderang, menggelikan.
Apakah salah ketika negri ini dikatakan sedang menuju pada kegelapan , alasannya karena negri ini masih di capaian stagnan, menurut laporan yang diterima dari (IMF) international monetary fund menerbitkan bahwa jakarta memiliki tingkat pengangguran tertinggi di asia tenggara,pantastis memang.
Liputan6.com, Jakarta Tingkat pengangguran di Indonesia menjadi sorotan utama dalam laporan terbaru dari International Monetary Fund (IMF) yang diterbitkan pada April 2024. Menurut laporan World Economic Outlook, Indonesia mencatatkan tingkat pengangguran tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Pada kenyataan nya lagi lagi masyarakat kembali di beri harapan palsu dengan harapan pemimpin baru akan membawa perubahan baru yang dapat mensejahterakan masyarakat namun hanya kembali dibuat kecewa. Sejatinya umat tidak hanya membutuhkan pemimpin baru untuk mengubah tatanan masyarakat yang nyaman, serta aman. namun negri ini pun memerlukan sebuah sistem baru untuk memperbaharui perubahan yang lebih baik bagi seluruh umat manusia.
Karena akar masalah bukan hanya terletak pada individu atau sosok pemimpin saja melainkan juga membutuhkan sistem yang baik dan cocok bagi umat.
Karna dengan adanya penerapan Kapitalisme adalah penyebab akar bagi masalah di negri ini, khususnya tinggi nya angka pengangguran .
Sebab negara kapitalistik hanya bertindak sebagai regulator yang mementingkan korporat,tidak menjamin kesejahteraan rakyatnya, serta tidak menjamin terbukanya lapangan pekerjaan sebab mereka hanya mementingkan kepentingan pribadi.Alhasil terjadilah kesenjangan antara lapangan pekerjaan dan pencari kerja.
Lebih parahnya Negara malah menyerahkan tanggung jawab membuka lapangan kerja pada pihak swasta/korporasi melalui dengan membuka investasi sebesar-besarnya dan pengelolaan SDA pada swasta.
Oleh sebab itu pemilik modal baik itu asing dan Aseng lebih dominan untuk berkuasa atas sumberdaya alam di negri ini. Dan alhasil masyarakat pribumipun hanya bisa gigit jari melihat masuk nya SDM asing dan melenggang di bumi Pertiwi.
Dalam Islam, negara adalah raa'in (pengurus rakyat). Sehingga, dalam penerapan sistem Islam, negara tidak berlepas tangan. Dia akan menjamin kesejahteraan rakyatnya dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
Sistem Islam juga akan menerapkan sistem ekonomi Islam yang mampu membuka lapangan kerja bagi rakyat secara memadai.
Melakukan pengelolaan SDA seacara mandiri dan haram diserahkan kepada swasta apalagi asing. Sehingga, negara akan mampu membuka lapangan pekerjaan dari sektor industri dalam jumlah besar.
Dan yang paling penting negara islam akan lebih mementingkan masyarakat yang ada di dalam daulah islam ketimbang orang asing,apalagi kafir harbi(orang yang wajib di perangi).
Wallahu a'lam bissawab.