| 13 Views
Mengapa Pelecehan Seksual Terus Terjadi?

Oleh : Yulia Ummu Haritsah
Pendidik Generasi dan Pegiat Literasi
Pelecehan seksual kembali mencoreng dunia pendidikan kita. Kejadian memilukan ini datang dari Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka. Seorang guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) di sebuah sekolah dasar diduga melakukan tindakan bejat terhadap delapan muridnya. Ironisnya, aksi tak bermoral ini telah berlangsung sejak para korban masih duduk di kelas satu SD, dengan usia korban saat ini berkisar antara 8 hingga 13 tahun.
Guru, yang semestinya berperan sebagai pengganti orang tua di sekolah, sebagai pembimbing, pendidik, dan penuntun dalam membentuk karakter serta memberikan pengetahuan kepada anak-anak, justru bertindak sebagai predator. Tindakan amoral tersebut sangat bertolak belakang dengan nilai-nilai luhur seorang pendidik, bahkan mencederai kepercayaan orang tua dan masyarakat terhadap institusi pendidikan.
Meski pelaku telah ditangani oleh pihak berwenang, keresahan masyarakat tetap membayang. Banyak yang merasa khawatir bahwa kejahatan serupa akan kembali terjadi. Tak sedikit pula yang bertanya-tanya, mengapa kasus pelecehan seksual, khususnya terhadap anak-anak, terus berulang di berbagai tempat? Apa yang menjadi akar permasalahan dari fenomena ini?
Salah satu penyebab mendasar dari maraknya kasus pelecehan seksual adalah diterapkannya sistem sekuler-liberal dalam kehidupan masyarakat. Dalam sistem ini, kehidupan dijalankan dengan prinsip kebebasan individual tanpa terikat nilai-nilai agama yang kuat. Agama dipisahkan dari kehidupan publik, termasuk dalam pendidikan, media, hingga sistem hukum. Akibatnya, nilai moral menjadi kabur, dan manusia cenderung dikendalikan oleh hawa nafsu tanpa batasan yang jelas.
Dalam sistem pendidikan sekuler saat ini, siswa tidak dibekali pemahaman tentang pentingnya ketaatan kepada Tuhan, khususnya dalam membatasi interaksi antara laki-laki dan perempuan. Mereka tidak diajarkan secara mendalam tentang adab pergaulan, serta larangan-larangan agama yang jelas dalam berinteraksi secara bebas. Hal ini membuka celah terjadinya penyimpangan perilaku, termasuk pelecehan seksual, yang seharusnya bisa dicegah melalui pendidikan berbasis nilai dan moral yang kuat.
Selain itu, lemahnya penegakan hukum dan sanksi terhadap pelaku kejahatan seksual turut menjadi penyebab mengapa kasus-kasus seperti ini terus berulang. Hukuman yang tidak memberikan efek jera seolah menjadi sinyal bahwa kejahatan ini dapat diabaikan atau ditoleransi. Di sisi lain, tontonan vulgar yang mudah diakses, baik melalui media televisi maupun internet, juga turut merusak pola pikir dan merangsang nafsu birahi secara tidak sehat. Ketika manusia terus-menerus disuguhi konten yang merusak moral tanpa adanya filter, maka lahirlah perilaku menyimpang, bahkan dari sosok yang semestinya menjadi panutan, seperti guru.
Inilah bukti kerusakan sistem yang kita jalani saat ini. Sistem yang rusak akan menghasilkan manusia yang rusak pula, karena tidak adanya upaya sistematis untuk membentuk individu yang taat kepada nilai moral dan agama.
Berbeda halnya dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam, manusia diarahkan untuk hidup sesuai aturan Ilahi. Islam membentuk masyarakat yang terikat pada syariat, yang memahami bahwa setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Rasa takut kepada azab Allah menjadi pengendali diri, sementara pendidikan Islam menanamkan nilai-nilai moral sejak dini, termasuk dalam membahas batasan interaksi antara laki-laki dan perempuan.
Dalam sistem Islam, hukuman yang diberikan kepada pelaku pelecehan seksual juga bukan hanya sebagai bentuk balasan, tetapi juga pencegah agar perbuatan tersebut tidak diulangi oleh orang lain. Sanksi yang tegas dan memberikan efek jera akan menciptakan rasa takut yang mencegah manusia melakukan kejahatan. Dengan demikian, keamanan dan ketenangan akan tercipta dalam masyarakat.
Allah SWT pun telah berjanji bahwa jika suatu negeri beriman dan bertakwa, maka keberkahan akan diturunkan dari langit dan bumi. Sebagaimana disebut dalam QS. Al-A'raf ayat 96: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.”
Oleh karena itu, solusi hakiki dari maraknya pelecehan seksual adalah dengan menerapkan sistem Islam secara menyeluruh, baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat, maupun negara. Hanya dengan kembali kepada aturan Allah, umat manusia akan terbebas dari berbagai bentuk kerusakan dan kejahatan, serta hidup dalam keberkahan dan ketentraman. Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam, dan sudah saatnya kita menjadikannya sebagai pedoman utama dalam seluruh aspek kehidupan.
Wallahu a’lam bish-shawab.