| 88 Views

Mengamati Pemerintahan Baru dalam Sistem Sekuler

Oleh : Elly Ranty
Aktivis Muslimah

Pasca pergantian pemeritahan melalui serangkaian proses konstitusional muncul gonjang ganjing politik dalam pemerintahan yang baru seumur jagung. Problemnya tidak jauh-jauh dari masalah keinginan mempertahankan cawe-cawe kekuasaan tiga periode atau perpanjangan kekuasaan. Indikasinya terlihat nyata dari tim ekonomi, tim penegakan hukum dan keamanan di dalam kabinet yang baru dilantik. Situasi ini sesuatu yang tidak mengherankan ketika manusia tidak lagi menjadikan Tuhan tempat ia bersandar, melainkan hawa nafsunya yang menjadi sandarannya.

Gonjang ganjing ini pun juga terjadi di tengah masyarakat umum, antara pendukung rezim yang sudah berakhir, rezim baru maupun kelompok yang menolak status quo, yang menamakan dirinya kelompok perubahan. Apakah semua ini akan segera berakhir? Dari pengalaman masa lalu, pertikaian dan konflik dalam arena politik kekuasaan tidak akan hilang, kecuali hanya naik turun tensinya.

Publik menginginkan kelompok oposisi harus ada dalam pemerintahan yang demokratis, agar  jalannya pemerintahan dapat dikontrol sehingga tidak keluar dari konstitusi. Maka menurut konsep demokrasi ini jalannya pemerintahan akan seimbang. Pertanyaannya apakah mungkin harapan itu bisa terjadi?

Ada hal yang tidak boleh dilupakan oleh manusia, tentang keberadaan dirinya di bumi. Dalam surah al-Baqarah ayat 30, dan An-Naml ayat 62 Allah mengatakan kepada malaikat, “Aku akan ciptakan khalifah (penguasa, pemimpin) di muka bumi...” Harus selalu diingat, kehidupan di bumi ini sesungguhnya pertarungan dua kekuatan antara manusia dan kekuatan iblis. Kisah turunnya Nabi Adam dan diusirnya iblis dari surga oleh Allah, awal pertarungan itu dimulai. Kekuatan iblis berhasil membuat Adam dan Hawa lupa pada perintah Allah. Hal ini menunjukkan hanya dengan bujuk rayu saja setan sudah mampu melemahkan iman manusia.

Perkara yang tidak sulit bagi iblis memperdaya manusia untuk menjadi sahabatnya di bumi. Golongan manusia yang berhasil diperdayanya berupa setan berwujud manusia, sering dikenal dengan sebutan Lucifer di kalangan masyarakat Barat dan penganut Kristen. Manusia yang dekat pertemanannya dengan setan adalah yang selalu ingkar kepada Allah al Khaliq (al-Baqarah ayat 90).

Saat ini di akhir zaman mereka telah melahirkan sebuah pemikiran yang melandasi mereka untuk menguasai dunia. Dengan merumuskan sebuah ideologi yang menisbikan agama dalam mengatur kehidupan di dunia. Masyarakat ilmuwan menamakan ideologi sekuler dan sistem kapitalis sebagai kekuatan yang mengelola ekonomi dunia. Konsep ini menjadikan jalan bagi mereka dengan  mudah menguasai sumber daya di bumi.

Sejak lahirnya sistem tersebut yang mengatur kehidupan manusia di bumi, faktor penghalang  terlebih dahulu mereka hancurkan dengan siasat setan. Dalam waktu yang tidak sebentar berhasil menarik pengikutnya menjadi pengkhianat yang kemudian dijadikan alat mengakhiri peradaban Islam yakni Kekhilafahan Utsmani di Turki pada 1924 M yang memimpin 2/3 dunia selama 14 abad.

Di dalam sejarahnya ribuan tahun yang lalu kerja mereka selalu merusak di bumi Allah, banyak membunuh para nabi dan orang-orang salih. Dan berhasil mempengaruhi manusia-manusia yang dikuasai oleh syahwat mereka.  Mereka inilah yang dengan mudah dibujuk dan ditarik oleh setan untuk memihak kepadanya. Allah berfirman, dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 169 yang artinya, “Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah.

Sehingga kekuatan setan lebih besar daripada kekuatan manusia beriman yang  berjuang mengendalikan syahwatnya. Padahal Allah sudah peringatkan, bahwa setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla, dalam Al-Qur’an surah an-Naas ayat 4, 5, dan 6 yang artinya,” ... dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

Begitu juga dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 268 yang artinya, “Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.”

Maka satu-satunya jalan jika ingin keluar dari ancaman dan cengkraman setan yang senantiasa menyesatkan manusia, bersegera memenuhi panggilan Allah untuk kembali kepada Islam kaffah dan menolong agama Allah, sebagaimana Allah berfirman, dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 208 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.


Share this article via

61 Shares

0 Comment