| 118 Views
Mematikan Naluri Seorang Ibu di Sistem Kapitalisme ini

Oleh: Khantynetta
Himpitan ekonomi mengakibatkan hilangnya akal sehat dan matinya naluri keibuan. Di kota Medan polisi menangkap seorang ibu rumah tangga berinisial SS (27) karena menjual bayinya yang baru dilahirkan melalui perantara seharga Rp 20 juta, tepatnya di Jalan Kuningan, Kecamatan Medan Area. Sumatera Utara. Alasan SS menjual bayinya karena kesulitan ekonomi. Sementara alasan pembeli karena dia belum memiliki anak. Mereka terkena pasal jual beli anak (tempo.co 16/8/24).
Kasus ibu menjual bayi hanya sebagian kecil dari kasus tragis akibat himpitan ekonomi yang terjadi ditengah masyarakat. Kesulitan ekonomi menjadikan seorang ibu gelap mata tidak bisa berpikir sehat, buah hati yang seharusnya ditunggu-tunggu dan didambakan kehadirannya , tega dijual demi bertahan hidup. Kondisi ini mencerminkan kegagalan negara mewujudkan kesejahteraan rakyat. Tidak dipungkiri hari ini mencari pekerjaan bukan hal yang mudah, persaingan bisnis kian tidak sehat, selain itu PHK terjadi dimana-mana, harga kebutuhan pokok semakin mahal, fasilitas publik sulit dijangkau, negara abai terhadap pengurusan rakyat. Negara justru memalak rakyat atas nama pajak. Kondisi ini menjadi penyebab seorang ibu tega menjual buah hatinya sendiri. Kondisi ini merupakan buah dari penerapan sistem kapitalis.
Abainya negara dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat dapat terlihat dari penyediaan lapangan kerja bagi para suami. Hal ini erat kaitannya dengan sistem ekonomi yang diterapkan saat ini, yaitu sistem kapitalisme sekuler. Sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan, upah yang tidak sesuai hingga tidak adanya jaminan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau bagi rakyat semakin menonjolkan ciri khas ekonomi kapitalisme yang bobrok. Di sisi lain, gagalnya sistem pendidikan dalam membentuk pribadi yang takwa juga berdampak pada tampilan masyarakat hari ini yang hanya mengunggulkan nilai materi dan duniawi belaka. Maka tak heran, kebanyakan muslim hari ini seolah tidak takut akan dosa-dosa atas maksiat yang diperbuat.
Sistem kapitalisme berorientasi pada materi, sehingga apapun dilihat dari untung rugi sistem kapitalisme ekonomi kapitalis memiliki prinsip dengan pengeluaran sekecil-kecilnya memperoleh keuntungan sebesar - besarnya termasuk hubungan pengusaha dan rakyat. Penguasa lebih memihak kepada kepentingan kapitalis karena dinilai lebih menguntungkan secara materi, sementara untuk mengurus rakyat harus mengeluarkan biaya yang besar .
Solusi Penawar
Getirnya nasib ibu-ibu saat ini, tidak mungkin ditemukan dalam sistem Islam. Sebab seorang ibu akan melahirkan generasi yang akan meneruskan perjuangan. Oleh karena itu, seorang ibu harus merasa bahagia agar kebahagiaannya dapat disebarkan kepada keluarganya. Ibu dalam Islam adalah sosok yang dihormati. Mereka memiliki tugas mulia yaitu menjadi ibu dan mengelola rumah tangga (ummu wa rabbatul bait).
Ibu merupakan bagian dari masyarakat, yang merupakan tanggung jawab para pemimpin untuk merawat. Sebagaimana disebutkan dalam Hadits Rasulullah:
“Setiap individu di antara kalian adalah seorang pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas tindakan yang dilakukan oleh yang dipimpinnya” (Hadits Riwayat Bukhari Muslim).
Dengan dorongan ketakwaan kapada Allah Swt, para pemimpin dalam Islam akan memberikan jaminan atas kebutuhan pokok. Begitu pula pendidikan dan kesehatan bagi setiap rakyatnya orang perorang tanpa melihat si kaya dan si miskin.
Untuk menciptakan seorang Ibu yang bertakwa, negara Islam menerapkan sistem pendidikan berbasis Islam dengan kurikulum yang berfokus pada aqidah Islam. Anak didik dalam sistem pendidikan tersebut akan dibentuk menjadi individu yang bertakwa dan diberi bekal ilmu kehidupan agar setelah menyelesaikan pendidikan mereka. Mereka akan menjadi manusia yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam. Sehingga setiap tindakan yang mereka lakukan akan merujuk kepada hukum syariat Islam.
Berikutnya, negara menerapkan sistem ekonomi berbasis Islam di mana sumber daya alam dikelola oleh negara dan hasilnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Negara juga memberikan kesempatan kerja sebanyak mungkin. Menyediakan pelatihan tenaga kerja dan berbagai fasilitas lainnya untuk memastikan para suami dapat memenuhi kewajiban mencari nafkah.
Dengan demikian, ibu akan memusatkan perhatiannya pada peranannya dalam mendidik anak-anaknya dan mengurus rumah tangganya.
Sistem Islam juga akan membentuk masyarakat yang peduli terhadap sesama. Saling mengingatkan menjadi bi’ah dalam komunitas Islam. Hanya dengan menerapkan Islam secara menyeluruh dalam struktur pemerintahan khilafah. Keberkahan akan tersebar ke seluruh alam semesta. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah Swt;
“Apabila penduduk suatu negeri beriman dan bertakwa, Kami akan memberikan kelimpahan berkah dari langit dan bumi kepada mereka. Namun, jika mereka menolak dan mengingkari ayat-ayat Kami, maka Kami akan memberikan mereka hukuman sesuai dengan perbuatan yang mereka lakukan” (QS. Al-A’raf: 96).
Wallahu’alam