| 252 Views

Maraknya Kriminalitas Anak

Oleh : Siti Ningrum

Miris sekali, semakin hari kasus kriminal yang dilakukan oleh anak-anak semakin meningkat. Rasanya tidak masuk akal anak-anak bisa melakukan kejahatan sedemikian sadisnya.

Seperti berita yang dilansir oleh Sukabumiku.id, menyampaikan bahwa pada Sabtu 16 Maret 2024 terjadi kasus pembunuhan yang disertai pelecehan seksual terhadap bocah laki-laki (6), yang dilakukan oleh pelajar SMP (14) di Kampung Cijarian Kaler RT 26 RW 08 Desa Cipetir Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi. 

Kasus lain disampaikan oleh media MetroJambi.com bahwa terjadi pembunuhan terhadap seorang santri berinisial AS (13) di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi yang dilakukan oleh seniornya AR (15) dan RD (14) pada Sabtu 4 Mei 2024.

Dua kasus tersebut hanyalah sebagian dari ribuan kasus yang terjadi. Menurut data Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, jumlah anak yang berkonflik dengan hukum menunjukkan peningkatan pada periode 2020-2023. Per 6 Agustus 2023 tercatat hampir 2000 kasus. 

Inilah output generasi hasil didikan sistem kapitalisme sekulerisme yakni sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem ini secara tidak langsung membentuk keluarga hanya fokus pada pemenuhan materi saja. Kebutuhan anak terpenuhi tapi pemahaman ilmu agamanya minim. Pada akhirnya anak mudah terpengaruh hal-hal negatif di sekitarnya karena hilangnya perisai agama Islam dalam kehidupan mereka. 

Anak-anak di sistem kapitalisme saat ini tidak terdidik dengan benar lantaran kurangnya perhatian orangtua terhadap pendidikan mereka. Ayah bertugas hanya mencari nafkah sebanyak-banyaknya untuk memenuhi kebutuhan materi anak. Sementara ibu mendidik dengan menjejali anak dengan segala yg berbau materi tanpa diimbangi pendidikan agama sejak dini.

Disisi lain anak-anak di sekolah diarahkan oleh kurikulum sistem pendidikan kapitalisme yang berorientasi materi dan minim nilai agama. Anak-anak terus diarahkan mengejar prestasi tanpa ada bimbingan akhlak dan ketaatan. 

Berbeda dengan sistem Islam, Islam memberikan perhatian khusus kepada keluarga. Islam memandang keluarga sebagai fondasi awal sebuah peradaban, karena kualitas generasi pertama kali ditentukan oleh keluarga.

Islam mewajibkan ibu menjadi sekolah pertama dan pendidik utama bagi anak-anaknya. Didikan yang berlandaskan Islam akan membentuk anak-anak yang sholih dah sholihah.

Pembentukan karakter ini semakin kuat karena Islam mewajibkan ayah menjadi pemimpin bagi keluarga. Kerjasama yang baik antara ayah dan ibu akan memberi dampak yang sangat besar bagi pendidikan anak. 

Keamanan bagi anak-anak pun akan terjamin karena Islam memiliki sanksi (uqubat) yang tegas. Dalam Islam pelaku kejahatan akan diberi sanksi yang tegas selama mereka sudah baligh dan dilakukan dalam keadaan sadar. Contohnya penganiayaan yang berujung pembunuhan maka pelaku akan mendapatkan sanksi qishash. Konsep-konsep demikian hanya akan terwujud jika sistem islam berada ditengah-tengah umat. 

Sebagaimana firman Allah SWT:

"Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, Dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
(TQS An Nisa ayat 9).

Oleh karena itu hendaklah kita mempersiapkan anak-anak kita supaya menjadi generasi yang kuat dan bertakwa.

Wallahu a'lam bish shawwab.


Share this article via

112 Shares

0 Comment