| 16 Views
Maraknya Hubungan Sedarah, Bukti Rusaknya Kehidupan Dalam Sistem Sekuler Kapitalis

Oleh : Sumarni Ummu Suci
Baru - baru ini masyarakat di gemparkan dengan keberadaan sebuah grup di media sosial Facebook. Grup itu sangat kotor. Secara eksplisit nama grup tersebut "Fantasi Sedarah" . Total pengikutnya 40 ribuan. Isinya menjijikan yakni menjadikan anak - anak sebagai objek fantasi seksual dan menormalisasikan hubungan sedarah atau inses. (sumber : mojok.co)
Berapa lama aktivitas grup Facebook Fantasi Sedarah itu belum di ketahui. Namun baru - baru ini grup itu viral di berbagai media sosial.
Keberadaan grup Facebook Fantasi Sedarah merupakan realitas yang mengerikan serta menggambarkan hilangnya fungsi keluarga ini hingga jatuh sampai pada taraf terendah.
Kehidupan di dalam keluarga yang seharusnya di lingkungi cinta kasih dan pendidikan sebagaimana manifestasi ghariza nau' (naluri berkasih sayang) berubah menjadi tempat pelampiasan nafsu birahi.
Jika sedari keluarga saja sudah salah kaprah dalam penyaluran rasa kasih sayang lantas dimana lagi rasa cinta kasih murni itu?.
Realita menjijikan demikian tidak lagi bisa di selesaikan hanya sekedar sanksi hukum, sanksi sosial, edukasi seminar parenting dan sebagainya.
Realita menjijikan itu muncul sebagai akibat cara pandang kehidupan saat ini yang memisahkan agama dengan kehidupan alias sekuler.
Sekulerisme melahirkan sistem kehidupan kapitalisme. Sistem kehidupan yang hanya mengedepankan kepuasan materi semata termasuk kepuasan jasadiah (fisik).
Dalam masyarakat kapitalisme banyak bermunculan konten - konten pembangkit syahwat, baik dalam bentuk tulisan atau pun video.
Aktivitas pemicu syahwat seperti ikhtilat (campur baur pria wanita) tanpa ada hajat seperti di rumah -rumah, ditempat - tempat rekreasi, di jalan - jalan, di kolam - kolam renang dan di tempat - tempat lainnya menjadi lifestyle.
Padahal semua aktivitas ini menjadi penyebab terbentuknya pemikiran dan fantasi kotor serta merusak ghariza nau'.
Kondisi inilah menciptakan realita - realita menjijikan seperti grup fantasi sedarah di Facebook. Keluarga yang seharusnya memberikan kasih sayang murni menjadi tempat pelampiasan hawa nafsu yang hina.
Allah SWT sebagai pencipta manusia memang telah memberikan ghariza nau'kepada manusia agar mereka memiliki rasa cinta kasih.Tujuan penciptaan ghariza nau'ini agar manusia bisa melestarikan keturunannya.
Allah SWT berfirman :
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗ
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang". (QS. Ar - Ruum : 21).
Rasa ini di butuhkan dalam sebuah hubungan baik itu hubungan orang tua anak, suami istri, sedarah maupun kepada sesama agar berjalan secara ma'ruf.
Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda :
"Sesungguhnya orang-orang yang saling mencintai, kamar - Kamarnya di surga nanti terlihat seperti bintang - bintang yang muncul dari Timur atau Barat yang berpijar. Lalu ada yang bertanya siapa mereka itu?
Mereka itu adalah orang - orang yang mencintai karena Allah Azawajalla". (HR. Ahmad)
Seperti inilah cara pandang yang benar mengenai konsep dan penyaluran ghariza nau' . Dengan konsep yang benar maka hubungan rasa kasih sayang kepada keluarga akan di bangun secara tepat sesuai perintah Allah.
Ayah dan ibu sayang kepada anaknya karena sang anak adalah amanah yang Allah titipkan kepada mereka untuk di didik menjadi orang yang solih - solihan.
Allah SWT berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
"Wahai orang-orang yang beriman!Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;" (QS.At - Fahrim : 6).
Sementara anak akan mencintai dan menyayangi orang tuanya saudara kandung karena keimanan.
Allah berfirman : ۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى
"Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat," (QS. An - Bisa : 36)
Kehidupan keluarga dan masyarakat yang menjadikan Al - Qur'an sebagai standar beramal akan menghasilkan hubungan yang berkah lagi baik.Tidak mungkin akan ada peristiwa inses karena itu termasuk dosa besar.
Pihak keluarga dan masyarakat akan sama memandang perbuatan itu sebagai perbuatan hina, tercelah dan menjijikan.
Namun pandangan ini hanya akan bersifat personal jika tidak di terapkan dan dijaga oleh negara. Karena itu syari'at memerintahkan negara sebagai institusi pelaksana dan penjaga (junnah).
Negara Islam yakni daulah khilafah akan memastikan sistem pergaulan (nizhom Al - ijtima'iy) berjalan sesuai syari'at, dari level masyarakat hingga individu.
Daulah khilafah juga memastikan tidak akan ada konten mindset atau aktivitas yang memicu pelampiasan syahwat dengan cara yang salah.
Dengan begitu pandangan inses tidak menyebar, bahkan tidak muncul dan masyarakat hidup dalam kehidupan yang suci dan cinta kasih yang murni.
Wallahua'lam bissawab.