| 193 Views

Marak Anak Durhaka, Pertanda Apa?

Oleh : Putri 

Maraknya kasus kejahatan yang terjadi di negeri ini kembali terjadi. Kali ini perihal fenomena anak yang  membunuh orang tua kandungnya. Sebagaimana kutipan dari Liputan 6 (23-6-2024) bahwa viral di media sosial seorang pedagang ditemukan tewas di sebuah toko perabot kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Menurut keterangan polisi Kombes Nicolas Ary Lilipaly, pelaku adalah dua anak kandung perempuan korban, yang masing-masing masih berusia 16 dan 17 tahun. Mereka menusuk ayahnya sendiri menggunakan sebilah pisau. Modusnya sakit hati kepada korban karena pelaku dimarahi oleh korban usai kedapatan mencuri uang korban.

Kasus serupa terjadi beberapa hari sebelumnya. Seorang anak warga Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, melakukan penganiayaan terhadap ayah kandungnya yang menderita strok.  Pelaku melakukan aksinya karena tersulut emosi saat diminta korban untuk mengantarnya ke kamar mandi. Setelah sempat dirawat inap, keesokan harinya korban mengembuskan napas terakhirnya. (Liputan 6, 21-06-2024)

Berdasarkan fenomena yang telah di kemukakan di atas bisa kita lihat bahwa penerapan sistem Kapitalisme - Sekulerisme telah merusak dan merobohkan pandangan mengenai keluarga. Keluarga yang seharusnya menjadi tempat untuk bisa berkasih sayang dan saling mencintai sesama karena terdapat hubungan rahim di dalamnya.  Sekularisme melahirkan manusia-manusia miskin iman yang tidak mampu mengontrol emosinya, rapuh dan kosong jiwanya. Kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan, dan abai pada keharusan untuk berbakti kepada orang tua _birrul walidain_.

Padahal Allah SWT telah berfirman,
 "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu". (14). 
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (15). (QS Luqman [31]: 14-15).

Sekularisme menjadikan hubungan orang tua dan anak sebagai hubungan yang saling menguntungkan. Mirisnya, sekularisme ternyata membabat habis itu semua sehingga yang tersisa adalah relasi anak-orang tua yang berdasarkan kemanfaatan semata. Akibatnya, ketika anak-anaknya merasa orang tua tidak berguna, bahkan dianggap menghalangi mereka untuk mencapai puncak hawa nafsu, maka menghabisi orang tua tidak ubahnya kepuasan tersendiri bagi mereka

Sistem pendidikan sekuler tidak mendidik generasi agar memahami _birrul walidain_ secara sempurna. Melainkan hanya mendidik generasi supaya bisa mencari keuntungan materi atau cuan saja. Sehingga lahirlah generasi rusak, yang tidak memahami Islam sehingga rusak pula hubungannya dengan Allah. 

Penerapan sistem hidup kapitalisme telah gagal memanusiakan manusia. Fitrah dan akal tidak terpelihara dengan baik, menjauhkan manusia dari tujuan penciptaannya yaitu sebagai hamba dan khalifah pembawa rahmat bagi alam semesta. Maka lahirlah generasi rusak dan merusak.

Islam memiliki sistem pendidikan yang mampu mencetak generasi menjadi generasi yang memiliki kepribadian Islam. Sehingga akan melahirkan generasi yang mampu melakukan _birrul walidain_ atau berbakti dan hormat pada orang tuanya. Selain itu pendidikan Islam akan melahirkan sikap moral dan karakter yang baik pada anak. Dengan begitu anak akan memiliki kemampuan yang baik dalam mengontrol dan mengendalikan nafsu dan emosinya. 

Islam memiliki mekanisme dalam menjauhkan generasi dari kemaksiatan dan tindak kriminal. Karena Islam memiliki sistem sanksi yang tegas jika terdapat pelanggan atau kemaksiatan. Selain itu, terdapat pengawasan atau kontrol yang dilakukan oleh masyarakat. Anak yang melakukan pelanggaran atau durhaka kepada orang tua nya akan diperingatkan oleh masyarakat sekitar kemudian diberikan sanksi. 

Penerapan sistem sanksi yang berat dan menjerakan dapat mencegah semua bentuk pelanggaran dan kejahatan termasuk kekerasan anak pada orang tua. Semua itu tentunya hanya akan terwujud di dalam naungan Daulah Khilafah Islamiyyah. Wallahualam Bissawab


Share this article via

56 Shares

0 Comment