| 45 Views
Krisis Aqidah Menjelang Ramadhan, Bukti Hilangnya Junnah Islam

Oleh : Ummu Ara
Bagi umat islam Romadhon tinggal menghitung hari artinya bulan kemuliaan hampir tiba Ummat muslim di seluruh dunia bersuka cita dengan memperbanyak ibadah atau memperbaikinya. Namun tak jarang kita dapati sebagian umat islam melakukan aktivitas aktivitas yang jauh dari syariat NYA. Di Boyolali kecamatan cepogo ribuan warga dari berbagai daerah tumplek blek mengikuti acara gerebek sadranan yang berlangsung di Alun-alun Pancasila.
Dikemukakan Mawardi, bahwa tradisi sadranan dilaksanakan warga Kecamatan Cepogo setiap tahunnya. Yakni di bulan Syaban atau Ruwah dalam penanggalan Jawa, jelang bulan Ramadan. Biasanya dilaksanakan secara bergiliran tiap dukuh atau desa mulai tanggal 10 Ruwah ke atas.
Pada Pantauan detikJateng, acara grebeg sadranan diawali dengan kirab oleh seluruh peserta, perwakilan warga dari 15 desa di kecamatan Cepogo, dari rumah kepala desa Mliwis menuju Alun-alun Pancasila. Selain tenong berisi berbagai makanan yang dibawa warga, juga ada 9 gunungan. Gunungan itu terbuat dari berbagai makanan khas yang ada di tiap sadranan yakni apem, sagon, jenang, jadah dan lainnya. Juga ada gunungan sayuran hasil bumi dan jajanan pasar.
Sesampainya di Alun-alun, gunungan dan puluhan tumpeng serta ratusan tenong ditaruh berjajar di lapangan. Di lokasi itu juga sudah ada ribuan warga yang hadir dan ngalap berkah dari grebeg sadranan ini. Di tribun barat, maupun di utara dan selatan lapangan tampak dipenuhi warga.
Tujuan Sadranan sendiri untuk Mengucapkan rasa syukur kepada leluhur, Membersihkan diri sebelum memasuki bulan suci Ramadan, Mendoakan leluhur yang telah meninggal, Mengingatkan akan kematian.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, yang hadir di acara tersebut mengapresiasi digelarnya grebeg sadranan ini. "Pemkab Boyolali mengapresiasi terselenggaranya grebeg sadranan ini. Semoga kegiatan ini ke depan bisa menjadi destinasi wisata dan budaya di Kabupaten Boyolali," harap wiwis
Suka cita menyambut bulan romadhon yang dilakukan sebagian kaum muslimin perlu menjadi perhatian pasalnya tidak semua acara penyambutan bulan Ramadhan berjalan sesuai dengan syariat kebanyakan mengandung kesyirikan dan kemaksiatan.
Inilah potret kacaunya aqidah umat islam praktek praktek kesyirikan muncul karena kurangnya edukasi keimanan lewat individu, keluarga masyarakat dan negara. Diperparah lagi hari ini dalam sistem sekuler kapitalis aktivitas seperti ini dikomersialisasikan dengan diadakan desa wisata, hal tersebut justru akan mematenkan kemaksiatan yang ada.
Islam memiliki aturan sosial untuk mengkondisikan masyarakat agar selalu terjaga akidahnya dengan di terapkannya sistem islam, karena ketika islam di terapkan akidah masyarakat akan di jaga oleh negara. Aktivitas - aktivitas menjelang romadhon yang dilakukan masyarakat akan dilihat dan dikawal dengan ketat, apakah aktivitas tersebut mengandung unsur-unsur kesyirikan dan kemaksiatan atau tidak. Itulah islam dan kesempurnaannya sudah saatnya Ummat mengembalikan junnah (pelindung) yang telah hilang agar aqidah Ummat tetap terjaga.