| 155 Views

Krisis Air Bersih Dalam Sistem Kapitalisme

Oleh : Kiki Puspita

Air merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia.Manfaatnya tidak hanya penting bagi kesehatan,tetapi juga membantuh kebutuhan hidup manusia dan memiliki nilai guna yang tinggi bagi manusia.

Sayangnya krisis air bersih mengacam kehidupan manusia saat ini dalam sistem kapitalisme.Indonesia sendiri diperkirakan akan mengalami krisis air bersih pada tahun 2025.Pada saat ini krisis air bersih bahkan melanda di berbagai daerah,contohnya di daerah surabaya ,Nusa Tenggara Barat(NTB),Nusa Tenggara Timur(NTT).

JawaPos.com–Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah mendorong percepatan pemasangan saluran perusahaan daerah air minum (PDAM) dan paving di wilayah Tanah Kali Kedinding. Kebutuhan air dan infrastruktur jalan menuju kampung adalah hak dasar warga.Pimpinan DPRD Surabaya itu seakan tidak percaya dengan aduan warga di Kampung El Berkah, Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kecamatan Kenjeran, yang sampai saat ini belum terakses paving. Akses menuju kampung di 14 rumah di Surabaya itu masih berupa tanah.

Dia ingin mengurai fakta yang ada dikampung ini.karen sudah 15 tahun kampung ini belum terakses infrastruktur paving dan layanan PDAM.”Mestinya sudah harus terpenuhi. Harus dicarikan solusi bersama untuk warga di kampung itu,” tutur Laila Mufidah seperti dilansir dari Antara.

Nationalgeographic.co.id—Jarak ribuan kilometer tidak menyurutkan niat Viyata Devi--perempuan berusia 53 tahun-untuk mengayuh sepedanya dari Jakarta menuju Bali, demi mewujudkan harapan membangun akses air bersih di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Perempuan yang akrab disapa Devi itu membuktikan bahwa semangat untuk berbuat baik tidak pernah mengenal kata terlambat. Kepeduliannya terhadap isu sosial, terutama dalam mewujudkan akses air bersih bagi anak-anak dan perempuan NTB dan NTT, mendorongnya untuk mengadakan Charity Ride Jakarta-Bali, sebagai bagian dari Jelajah Timur Water for Equality yang diinisiasi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia).

"Saya ingin berbagi kebahagiaan sambil membantu meringankan beban mereka yang membutuhkan akses air bersih agar dapat hidup lebih sehat dan berdaya. Oleh karena itu, saya juga ingin mengajak semua pihak untuk peduli terhadap isu ini dan mewujudkan perubahan nyata bagi masa depan anak-anak di Indonesia Timur," ujar Devi.Wanita yang berusia 53 tahun ini menggayuh sepeda untuk mendapatkan donasi agar bisa pembangunan akses air bersih di NTB dan NTT dapat terwujud.

Sistem kapitalisme meniscayakan kondisi krisis air bersih masi masif terjadi,sehingga masyarakat mengalami krisis air atau kesulitan mengakses air bersih berkualitas dan gratis.
Negara dalam sistem ini mengabaikan perannya sebagai pengurus dan pelayan umat.Alih-alih memperbaiki tata kelola air, negara malah bertindak sebagai pedagang yang turut mencari untung dari kebutuhan rakyat, termasuk air semua dikomersialisasikan demi materi.

Dalam Islam, sumber-sumber mata air, sungai, laut, selat,3 teluk, danau merupakan kepemilikan umum - tidak boleh dikomersialisasi. 
Negara juga akan menentukan himma di daerah hulu untuk memastikan daerah resapan tetap terjaga.
Dalam sistem Islam Negara akan mengelola mata air sehingga semua rakyat bisa menikmatinya secara gratis.

Negara  dalam sistem Islam wajib mendirikan industri air bersih perpipaan hingga terpenuhi kebutuhan air bersih bagi setiap individu masyarakat kapan pun dan di mana pun, dengan memanfaatkan berbagai kemajuan saintek sebagaimana terjadi pada era Khilafah yang menerapkan sistem Islam.

Jejak Sejarah Islam
Keberhasilan pemimpin Islam dalam memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya air dapat kita saksikan dalam sejumlah peninggalan peradaban Islam. Di Iran, misalnya, masih terdapat sistem saluran air bernama qanat yang merupakan terowongan atau saluran bawah tanah yang membawa air segar dari sumbernya yaitu di wilayah pegunungan menuju kawasan lebih rendah untuk tujuan irigasi.

Di masa kekuasaan Shalahuddin Al-Ayyubi, didirikan sebuah kanal untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi melalui serangkaian kincir air dari salah satu sumur. Air mengalir melalui kanal untuk masyarakat konsumsi juga untuk irigasi ladang di sekitarnya.

Demikian juga peninggalan kejayaan Islam di Istana Al-Hambra, di Granada, Spanyol. Sistem hidraulik atau perairan yang telah berusia lebih dari 1.000 tahun itu membuat para insinyur modern terkesan. Bukan hanya arsitekturnya yang menawan melainkan juga kemajuan teknologi perairan pada masanya. Selain membangun kanal-kanal yang dapat diakses masyarakat dengan mudah, pemimpin Islam juga membangun tangki air untuk menampung air hujan.

Semua upaya ini jelas berlandaskan pada paradigma pelayanan penguasa kepada rakyatnya. Para pemimpin Islam memahami bahwa amanah yang mereka emban membutuhkan kerja serius dan bertanggung jawab. Inilah yang seharusnya menjadi role model sistem pemerintahan dan para pemimpin hari ini. Tentu kita tidak sekadar menapaki sejarah peradaban Islam, tetapi juga berjuang untuk mengembalikannya agar tidak ada lagi pemimpin yang abai dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya.

Wallahua'lam bissawab.


Share this article via

73 Shares

0 Comment