| 111 Views

Kriminalitas di Kalangan Pemuda Berulang dan Makin Mengerikan

Oleh : Silmi Firdaus
Pegiat Literasi

Dilansir dari media online  Tribun Medan, bahwa telah ditemukan satu orang anggota geng motor ditangkap polisi saat hendak melakukan tawuran di jalan Durung kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan. “Pengakuannya, remaja ini bersama teman-temannya berencana melakukan aksi tawuran dengan geng motor lain di hamparan Perak,” kata Janton kepada

Polsek Cidaur Cianjur melakukan tindakan tegas dalam menindaklanjuti laporan masyarakat terkait adanya kelompok geng motor yang diduga hendak melakukan tawuran hingga membuat resah warga setempat. Peristiwa tersebut terjadi pada hari Minggu (22/9/2024) sekitar pukul 00.15 WIB di Jalan Raya Cibuntu Desa Cisalak kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur, diduga lima belas orang terlibat dalam tawuran tersebut.  Dilansir dari media online RRI.

Persoalan mengenai kriminalitas di kalangan pemuda ini sudah menjadi hal yang lumrah terjadi di kalangan masyarakat, termasuk tawuran yang terus terjadi dan makin mengerikan. Pasalnya persoalan ini memiliki faktor pemicu yang dimana di sebabkan karena kontrol diri yang tidak baik, krisis identitas, disfungsi keluarga dan tekanan ekonomi, lingkungan yang rusak, dan lemahnya hukum dalam penegakannya.

Fakta ini menunjukkan bahwa penerapan sistem ini bukanlah sistem demokrasi yang di di pakai oleh warga negara Indonesia, melainkan buah dari sistem sekuler kapitalis yang di mana sistem ini tidak memausiakan manusia, dan merusak pemikiran dan budayanya, selain itu menjadikan negara abai terhadap tugas membentuk generasi berperadaban mulia malah menyia-nyiakan potensi besar pemudanya. Inilah buruknya sistem sekuler kapitalis.

Pada permasalah apapun pada dasarnya kita harus kembalikan ke pada siste islam, yang di mana sistem islam memiliki sistem pendidikan yang akan menghasilkan generasi berkepribadian mulia, yang akan mampu mencegahnya menjadi pelaku kriminalitas. Islam juga memberikan lingkungan yang kondusif, baik dalam keluarga, masyarakat maupun kebijakan negara, yang akan menumbuhkan suburkan ketakwaan dan mendorong produktivitas pemuda dan dengan dukungan sistem-sistem islam lainnya.

Dengan begini maka akan membentuk  generasi-generasi yang hebat, yang potensinya di lakukan untuk kebajikan umat, mempelajari islam dan mendakwahkannya, serta menjadi pejuang islam.

Negara juga menyiapkan kurikulum pendidikan dalam keluarga, sehingga terwujud keluarga yang harmonis, kondusif bagi anak-anak yang tumbuh, sehingga akan memberikan pengaruh posistif kepada lingkungan sekitar, dan hal-hal seperti kriminalitas tidak terjadi.


Share this article via

70 Shares

0 Comment