| 239 Views
Ketika Jatuh Cinta, Bangun Cintamu Hingga ke Syurga

Oleh : Eli Ermawati
Pembelajar
Yakin deh besti kalau Allah menciptakan mahlukNya dimuka bumi ini berpasang-pasangan. Sebagaimana firman Allah SWT “Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (TQS Az-Zariyat: 49).
Nah, jadi yang masih jomblo tenang dan sabar ya, jangan gegara dapet undangan walimahan pikiran jadi kemana-mana. Ini kalo yang penerima undangannya jomblo ya, enggak bercanda ko hee. Yaudah, biasa aja. Bersyukur dan bahagia temannya segera menikah. Jangan malah galau, kepikiran, apalagi sampai kebelet nikah juga gara-gara nggak mau kalah sama bestinya.
Anjuran Menikah
Pernikahan itu bukan ajang perlombaan yang harus dulu-duluan, bukan juga kompetisi yang menentukan menang dan kalah. Pernikahan itu tujuannya ibadah, untuk menggapai ridho Allah SWT.. Karena setiap manusia mempunyai ghorizah na'u (naluri berkasih sayang) apabila ghorizah itu memuncak, percayalah Allah akan tunjukkan jodoh dengan sendirinya.
Maka ketika jatuh cinta, ya menikah. Rasulullah Saw. menegaskan dalam haditsnya “Wahai para pemuda, siapa saja di antara kalian yang telah mampu menanggung beban, hendaklah segera menikah. Sebab, pernikahan itu lebih menundukkan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Siapa saja yang belum mampu menikah, hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah perisai baginya.” (Muttafaq ‘alaihi).
Mengapa dalam hadits tersebut Rasul menyerunya pada pemuda? Ya, karena memang diusia muda inilah awal gharizah na'u tersebut bergejolak. Anjuran menikahpun dipertegas lagi dalam hadist lain yang diriwayatkan Ibnu Majah bahwa "Kami tidak melihat adanya solusi bagi sepasang insan yang saling jatuh cinta selain menikah. Gimana besti? Sudah siap menikah?
Problem Pernikahan Makin Ekstrim
Tapi persoalannya hari ini, banyak juga remaja yang takut menikah. Sebab mereka melihat kondisi dan fakta rumah tangga yang semakin ekstrim, beritanya berkeliaran dimana-mana. Seperti KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) yang diberitakan Detikjatim.com bahwa ada seorang suami tega membacok istrinya yang sedang hamil lantaran cemburu buta (3/5/2024). Belum lagi kasus perselingkuhan yang berujung pada perceraian bahkan berujung maut juga banyak. Dan mirisnya lagi ternyata kasus perselingkuhan di Indonesia ini adalah kasus tertinggi hingga menduduki peringkat kedua se-Asia (Suara.com, 18/2/2023).
Belum lagi tingginya kasus perceraian, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 28 Februari 2024, jumlah perceraian di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 463.654 kasus (Kompas.com 16/5/2024). Maka tak heran jika banyak remaja hari ini yang memilih untuk menunda untuk menikah dan lebih memilih untuk berpacaran saja. Dan tidak sedikit juga yang mengaitkan jika pacaran itu sama dengan ta'aruf. Padahal sangat jelas berbeda.
Kehidupan Sekuler Faktor Rusaknya Pernikahan
Jika menelisik lebih dalam, penyebab tingginya persoalan rumah tangga yang berujung pada perceraian adalah karena diterapkannya kehidupan yang sekuler yaitu memisahkan agama dengan kehidupan. Namun secara rinci ada dua faktor yang pertama yakni salah dalam menempatkan cinta. Jadi ketika rasa itu muncul (gharizah na'u) mereka melampiaskan dengan cara pacaran, ini adalah budaya barat, yang aktivitasnya jelas dilarang dalam agama Islam karena berpotensi pada kemaksiatan. “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (TQS. Al Isra : 32).
Mirisnya lagi aktivitas berpacaran ini menjadi hal lumrah dimasyarakat. Bahkan dianggap menjadi sesuatu yang kuno jika ada remaja hari ini yang tidak berpacaran. Bahkan secara tidak langsung mereka diberi dukungan mulai dari lingkungan, tontonan atau media sosialnya.
Yang kedua adalah ketidakjelasan visi dan misi dalam pernikahan. Dimana visi misi sebuah pernikahan ini sangatlah penting. Kebanyakan dari mereka terutama yang berpacaran, mereka mengambil keputusan menikah dengan tujuan sebatas nafsu belaka, hanya perkara dunia. Misalnya menikah karena kecantikannya, ketampanan, kekayaannya, atau hanya demi popularitas semata. Jauh dari tujuan akhirat.
Islam Satu-satunya Solusi
Karena Islam adalah agama yang sempurna dan sangat rinci. Maka jika dua insan saling jatuh cinta solusinya menikah. Dalam Islam menikah merupakan penyempurna agama, ibadah yang panjang dan sangat agung. Bahkan Rasulullah Saw. menganggapnya sebagai separuh agama. “Jika seorang hamba menikah, sungguh dia telah menyempurnakan setengah dari agamanya maka hendaklah dia bertakwa kepada Allah untuk setengah yang sisanya.” (HR Al-Baihaqi).
Karena menikah adalah suatu kebaikan, maka harus diawali dengan kebaikan pula. Jangan sampai diawali dengan kemaksiatan misalnya berpacaran. Jadi besti, bila seseorang sudah siap menikah maka akan ditempuh dengan cara berta'aruf. Ta'aruf sendiri ialah pengenalan secara mendalam menuju jenjang pernikahan.
Jadi tidak ada lagi istilah "kalo gak pacaran, gimana cara mengenal calon pasangan hidup kita?". Proses ta'aruf inilah kita diajak untuk mengenali calon pasangan hidup kita. Namun tetap ada beberapa rambu-rambu yang harus diperhatikan ya bestie diantaranya harus didampingi mahramnya, tidak membuka aurat terutama wanita menutup aurat secara sempurna. Adapun tahapan yang dilakukan ketika sudah siap menikah:
- Pertama, ta'aruf (saling mengenali)
Dalam pproses ini kedua calon pasangan masih bukan mahram. Mereka tidak diperkenankan berduaan, saling bercengkrama, dan sebagainya baik secara langsung atau melalui media lainnya. Jadi harus melalui pendamping. - Kedua, nadzor (melihat)
Ini adalah tahap lanjutan setelah ta'aruf, sebagai bentuk adanya keseriusan untuk menikah. Nadzor bisa dilakukan dengan cara datang ke rumah calon pengantin wanita, sekaligus menghadap langsung orang tuanya. Tidak boleh berduaan. Tidak boleh menikmati apa yang dilihat, apalagi bersentuhan. - Ketiga, kitbah (mengikat)
Jika ada kecocokan, proses selanjutnya kitbah yaitu menawarkan diri untuk menikah yang disampaikan secara terang-terangan atau dalam bentuk isyarat. Setelah khitbah bisa komunikasi lebih rinci terkait dengan nilai mahar, nilai nafkah, tempat tinggal nanti, hingga hak dan kewajiban yang perlu disepakati. Namun kitbah ini tidak boleh dilakukan pada wanita yang punya masa Iddah dan yang sudah dikitbah oleh orang lain, guna menghindari kesalahpahaman.
Jadi gimana besti sudah siap menikah? Jika belum, berikut tips mempersiapkan diri sebelum menikah:
- Mengkaji Islam yang baik, jadikan cinta kepada Allah menjadi nomor satu sebagai pemilik cinta, pemilik-pemilik hati manusia.
- Carilah dan bergabung dengan circle yang mengajak pada kebaikan sehingga amar makruf nahi mungkar terjalin disana. Ini yang paling ideal, karena iman seseorang akan naik turun maka disinilah tempat kita saling mengingatkan dan menguatkan.
- Jika sudah siap untuk menikah, bisa meminta tolong pada ustadz/ustadzahnya, murabi/murabbiahnya, musrif/musrifahnya supaya membantu mencarikan pasangan yang sudah siap dan sudah terbina.
Khatimah
Demikian agama Islam sebagai peraturan hidup dari Allah SWT yang mengatur secara detail sistem pergaulan antara lelaki dan perempuan. Sehingga terjaga dari perbuatan maksiat serta kemuliaan seorang perempuan terjaga dengan baik, begitu sebaliknya, keduanya saling menjaga diri karena asas perbuatannya didasari dengan akidah Islam. So besti, jangan jatuh cinta, tapi bangun cintamu sampai ke Syurga. "Menikah adalah sunnahku, barangsiapa yang tidak mengamalkan sunnahku, bukan bagian dariku. Maka menikahlah kalian, karena aku bangga dengan banyaknya umatku (di hari kiamat)". (HR. Ibnu Majah) Wallahu'alam bissawab.