| 173 Views

#KaburAjaDulu, Bukti Kekecewaan Rakyat kepada Pemerintah

Oleh : Ummu Liwa

KOMPAS.com - Tagar #KaburAjaDulu belakangan ramai diserukan warganet melalui media sosial, termasuk di X atau Twitter. Jika tagar #KaburAjaDulu dilihat di X, media sosial itu akan memunculkan unggahan warganet terkait kesempatan studi atau bekerja di luar negeri untuk "kabur" dari Indonesia. Lewat #KaburAjaDulu, warganet berbagi informasi seputar lowongan kerja, beasiswa, les bahasa, serta pengalaman berkarier dan kisah hidup di luar negeri. 

Warganet meramaikan tagar #KaburAjaDulu karena ingin kabur dari tekanan pekerjaan, pendidikan, maupun masalah sehari-hari di Indonesia. Meski #KaburAjaDulu sekilas hanya seperti tagar biasa, kenyataannya banyak orang Indonesia yang benar-benar ingin pindah ke luar negeri.

Seorang warganet lewat akun Threads, @yo****mitro menganalisis lebih banyak pengguna tagar #KaburAjaDulu ingin pindah ke Singapura, Amsterdam, Tokyo, Berlin, dan Dubai. Sementara diberitakan Kompas.id (4/12/2024), 

Lebih dari 100.000 orang tercatat mengikuti acara Study and Work Abroad Festival Juli-Agustus 2024 yang memberi informasi beasiswa ke luar negeri. Di sisi lain, data Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham menunjukkan, sebanyak 3.912 WNI usia 25-35 tahun memilih menjadi warga negara Singapura pada 2019 hingga 2022.

Human capital flight

#KaburAjaDulu isu ini tidak lepas dari Informasi dunia digital yang terus masif di gembar gemborkan ke khalayak umum, karena rendah nya pendidikan dalam negri rakyat memilih pindah dengan cara mengejar beasiswa, Sulitnya mencari kerja pun menjadi salah satu alasan mengapa 
Human capital flight orang yang berbakat memilih bekerja di luar negri.

Akibat dari kesenjangan negara maju dan negara berkembang semakin melebar buah dari sistem negara saat ini yang kapitalis. Kegagalan kebijakan politik ekonomi pun tidak mensejahterakan rakyat. Nampak sekali negara yang bercorak kapitalis pemerintah hanya pro kepada para kapital / pemilik modal saja. Contoh sektor pendidikan negara berlepas tangan dengan cara menyerahkan kepada sektor swasta yang dimana mereka berorientasi keuntungan mereka akan mengambil keuntungan sehingga rakyat harus membayar mahal.

Lapangan pekerjaan juga sulit didapatkan di sistem kapitalis,  karena para pekerja di anggap sebagai faktor produksi sehingga kapan saja bisa terkena efisiensi / PHK.  Para pekerja terus terusan di bayang bayangi oleh pemecatan hubungan pekerja, tidak adanya jaminan gaji layak, dan pekerjaan tetap untuk rakyat terciptalah kesenjangan ekonomi di tengah tengah masyarakat yang semakin melebar.

Islam sangat mampu mengatasi

Islam memiliki aturan yang paripurna  dimana negara wajib mengurusi setiap warga negaranya individu per individu. Berdasarkan hadits nabi "imam / Khalifah adalah raa'in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya" (HR al-Bukhari ).

Atas dalil itu maka negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan apalagi ada kewajiban mencari nafkah untuk para laki laki balig harus adanya dukungan dari pemerintah, di dalam negara khilafah negara akan menyediakan lapangan pekerjaan yang terbuka sangat luas contoh di sektor ekonomi rill saja seperti pertanian, perdagangan, industri dan jasa belum lagi pengelolaan SDA sesuai aturan Islam akan sangat membutuhkan pekerja ahli dan terampil itu akan sangat membutuhkan pekerja yang banyak.

Dengan adanya jaminan pekerjaan yang layak rakyat tidak perlu kabur ke luar negri negara juga akan menyediakan pendidikan yang berkualitas dan gratis untuk rakyat nya karena negara Islam faham bahwa tujuan pendidikan adalah untuk menjadikan individu yang berpola fikir islami dan mempunyai pola sikap Islam sehingga akan menjadikan individu yang terampil dan ahli dalam banyak bidang karena dorongan dari ketakwaan, sehingga menjadi individu yang siap membangun negara, begitulah solusi negara Islam dalam bingkai khilafah Islam akan menjadi rahmatan Lil alamin.

Maka sudah saatnya negeri ini diatir oleh aturan Islam dalam seluruh aspek kehidupan yang akan menjadi support sitem terbaik yang akan mejadikan rahmat bagi seluruh alam.

Wallohualam ala biashowab


Share this article via

69 Shares

0 Comment