| 7 Views
Jihad dan Khilafah Solusi Bebaskan Derita Rakyat Gaza

Oleh: Aktif Suhartini, S.Pd.I.,
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Derita rakyat Gaza kembali memasuki kondisi yang paling kelam dalam sejarah penjajahan modern. Kelaparan kembali mengintai jutaan jiwa yang tidak berdosa, terutama anak-anak dan perempuan, akibat blokade brutal yang diberlakukan Israel sejak 2 Maret 2025. Gaza semakin mengerikan. Makanan hampir tidak tersedia, yang tersisa hanyalah sedikit pasta dan nasi yang bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan setengah penduduk. Satu-satunya pabrik roti yang masih beroperasi pun telah dihancurkan oleh serangan udara Israel. Harga bahan pangan di pasaran melambung tinggi dan itu pun hampir habis. Ketersediaan air bersih semakin langka. Dapur-dapur umum sudah tidak bisa beroperasi karena tidak ada lagi bahan yang bisa dimasak. Ini bukan sekadar krisis kemanusiaan, melainkan pembantaian yang dilakukan secara perlahan di depan mata dunia.
Serangan demi serangan terus dilancarkan oleh pihak Israel tanpa mengenal rasa belas kasih. Rumah-rumah hancur, anak-anak kehilangan keluarga, dan tanah kelahiran mereka terus dijarah tanpa rasa kemanusiaan sedikit pun. Anak-anak, perempuan, orang tua, semuanya menjadi sasaran kekejaman yang dilakukan secara sistematis dan terus-menerus.
Kejadian kejam ini dunia menyaksikan, tapi hanya sedikit yang benar-benar bergerak. Serangan ini bukan yang pertama kalinya, sudah terlalu sering Israel menyerang tanpa belas kasih, tanpa rasa kemanusiaan sedikit pun. Setiap serangan yang mereka lancarkan bukan hanya merusak bangunan saja, tetapi juga merenggut nyawa, hingga menghancurkan harapan, mimpi, dan masa depan satu generasi.
Tindakan brutal tersebut sudah jauh melampaui batas kewajaran. Apabila kita semua mau bersikap jujur, ini bukan lagi sekadar penjajahan, melainkan genosida yang berlangsung di depan mata dunia. Kebrutalan zionis Yahudi, yang secara terang-terangan didukung oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara besar di Eropa, terus berlangsung secara bebas tanpa ada hambatan berarti. Mereka bukan hanya diberi ruang untuk menjajah, tetapi juga disokong dengan kekuatan militer, ekonomi, dan diplomatik yang menjadikan mereka nyaris tak tersentuh oleh hukum internasional.
Jika hanya kecaman publik global saja, institusi-institusi dunia Islam, baik organisasi internasional, regional, maupun nasional, berulang kali gagal menunjukkan ketegasan dan keberpihakan nyata terhadap penderitaan rakyat Palestina selama ini. Penderitaan kaum Muslim di Gaza tidak pernah berakhir, penjajahannya justru makin brutal, berbuat di luar batas kemanusiaan. Kecaman dunia tak dihiraukan. Jalur diplomasi yang selama ini digaungkan di level internasional, nyatanya tidak mempan. Pertemuan demi pertemuan, pernyataan demi pernyataan, tak satu pun yang benar-benar membungkam kebiadaban itu.
Upaya boikot pun, diperjuangkan namun di sisi lain, para penguasa Muslim tetap hanya mencukupkan diri dengan kecaman tanpa aksi nyata. Bahkan meski umat Islam hari ini sudah mulai menyerukan jihad sebagai solusi, aura ini hanya menciptakan semangat solidaritas, belum mampu mengguncang akar kekuasaan dan kezaliman yang mereka bangun. Karena itulah, para ulama di berbagai penjuru dunia mulai bersuara lantang. Mereka menyatakan dengan tegas bahwa apa yang terjadi di Palestina, bukan sekadar konflik, melainkan kezaliman nyata yang harus dilawan.
Suka tidak suka berdasarkan realitas yang ada di lapangan, jelas terlihat fakta dan tidak terbantahkan, serta harus diakui bahwa umat Islam hari ini berada dalam kondisi yang sangat rapuh. Tanpa adanya satu kekuatan politik dan militer yang besar, umat ini tampak tercerai-berai, lemah, dan tidak mampu membela diri sendiri dari berbagai bentuk kezaliman global.
Sudah seharusnya gerak umat harus ada yang memimpin agar terarah. Harus ada pemimpin dakwah yaitu jamaah dakwah ideologis yang menyerukan jihad dan tegaknya khilafah. Para pengemban dakwah harus terus bergerak dengan mengerahkan seluruh kemampuannya agar persatuan umat terwujud dan berjuang bersama menegakkan khilafah agar persoalan Palestina segera terselesaikan dengan jalan yang benar-benar sesuai dengan prinsip Islam yaitu pembebasan secara total tanah suci Palestina melalui jihad fi sabilillah, yang dipimpin oleh satu kepemimpinan politik, yakni Khilafah.
Karena itu, tidak ada institusi lain yang mampu menyatukan kekuatan umat, menggerakkan potensi mereka, dan menghadirkan solusi nyata selain Khilafah Islamiyah. Allah memerintahkan umat Islam memberi pertolongan pada saudaranya sesama Muslim. Allah juga menyatakan umat Muslim adalah bersaudara. Rasulullah SAW juga bersabda bahwa umat Islam adalah satu tubuh. Oleh karena itu wajib menolong saudaranya.
Umat wajib menyeru semua Muslim di seluruh dunia dengan seruan yang sama. Umat harus terus mengingatkan akan persatuan umat dan kewajiban menolong mereka. Umat harus bergerak menuntut penguasa Muslim melaksanakan kewajiban menolong Palestina dengan melaksanakan jihad dan menegakkan khilafah.
Karena telah terbukti dalam Sejarah, Khilafah adalah pelindung sejati umat Islam di seluruh penjuru dunia. Khilafah merupakan sebuah institusi kepemimpinan global yang diwajibkan oleh syariat Islam untuk menegakkan hukum-hukum Allah dan membela darah serta kehormatan. Hanya dengan kekuatan ini, umat dapat mengakhiri penjajahan Zionis Yahudi dan membebaskan Masjid Al-Aqsha sebagaimana dahulu Salahuddinal-Ayyubi membebaskan Yerusalem, dari cengkeraman tentara Salib, bukan dengan negosiasi, tetapi dengan kekuatan dan keteguhan iman.