| 491 Views

Jangan Pisahkan Pendidikan dengan Agama

Oleh : Ummu Choridah Ummah, S.Farm

Kenakalan remaja kerap kali membuat kekhawatiran tersendiri bagi orang tua, remaja saat ini tidak merasa takut akan hukuman, tidak malu dengan masyarakat. Merasa dirinya perlu untuk menjadi pusat perhatian sehingga melakukan hal-hal yang diluar dugaan, seperti pemerkosaan, tawuran, narkoba dan lain-lain, semua itu dilakukan hanya untuk kesenangan semata. Sering kali kita secara spontan mengatakan "anak masih kecil kok ya bisa melakukan hal seperti itu". Remaja dengan emosinya yang masih belum bisa terkontrol, kemudian kurang bimbingan, maka tak heran mereka melakukan kejahatan akibat rusaknya mental.

Siswi SMP di Lampung menjadi korban pemerkosaan 10 orang pria selama 3 hari. Korban diketahui hilang selama 3 hari, kemudian warga menemukan korban di dalam gubuk dalam keadaan lemas tak berdaya dengan menggunakan daster yang bukan miliknya. Selama penyekapan di dalam gubuk korban tidak diberikan makan, hanya diberikan minuman keras saja. Polisi telah mengamankan 6 dari 10 pelaku, mirisnya 3 dari 6 pelaku tersebut masih dibawah umur. Dan 4 diantaranya masih dalam pencarian. (kompas.com 15-03-2024)

Perang sarung di Bekasi menelan korban, 1 orang tewas. Perang sarung diawali dengan ajakan korban untuk melakukan perang sarung di jalan arteri Toll Bitung. Pelaku berinisial MAA kemudian menyetujui dan mengajak kelompoknya untuk berkumpul. MAA menyiapkan kunci shock berbentuk huruf T yang keudian ia gunakan untuk bertarung. MAA mengayunkan kunci shock tersebut sebanyak tiga kali ke kepala korban. Korban pun mengalami luka parah dan dilarikan ke RS Adam Thalib oleh teman kelompok korban dengan bantuan ojek online. (cnnindonesia.com 16-03-2024)

Perkembangan Usia Remaja

Usia remaja merupakan masa transisi menujui dewasa berkisar di usia 16-24 tahun di mana anak akan dihadapi banyak tantangan dan pengalaman baru. Remaja di usia ini masih mengalami perkembangan biologis, psikis, dan emosional. Aktifnya hormon reproduksi, otak yang terus berkembang hal ini pasti didasari dengan ketidak stabilan emosi atau pengambilan keputusan yang kerap kali implusif. 

Maka usia remaja sangat butuh  pendampingan, pendekatan dan arahan yang tepat, sehingga emosi yang dirasakan bisa terarah kepada hal yang positif. Namun sayang, anak-anak remaja saat ini justru dilepas bak layangan putus, terbang bebas mencoba segala sesuatu yang baru tanpa mengetahui sebab akibatnya, tanpa mempertimbangkan halal haram.

Remaja Zaman Now

Usia remaja saat ini jelas berbeda dengan remaja di tahun 80-an, mereka saat ini bisa dengan mudah mengakses internet di dalam genggamannya, seolah seluruh isi dunia ada di tangannya, baik buruk pergaulan ada dalam jempolnya, bagaimana ia mengarahkan ibu jarinya kepada hal yang akan membentuk karakternya. Tanpa mereka sadari apa yang mereka lihat itulah yang akan mereka lakukan,  minimal itu yang akan menjadi standar kehidupannya. Bayangkan, betapa mengerikannya.

Remaja adalah masa-masa pendidikan, masa di mana mereka menelan bangku sekolah, di sana mereka akan belajar mengenai ilmu pengetahuan, bahasa, dan ilmu-ilmu dunia lainnya. Sesuai dengan kurikulum saat ini mereka hanya dibentuk untuk menjadi seorang ilmuan, sangat sedikit pendidikan mengenai adab, kalaupun ada hanya mengenai hal dasar seperti kedisiplinan, kerjasama dan saling menghargai.

Akibatnya, mereka tumbuh dengan mental yang lemah, kurang tata krama, tidak memiliki daya berjuang, suka membuli sampai disebut sebagai generasi sandwich, strawberry, dan generasi FOMO. Bila mendengar kata-kata itu seperti dunia ini tidak memiliki harapan untuk berubah menjadi lebih baik, sebaliknya terlihat seperti kehancuran. Terbukti dengan maraknya kasus-kasus yang dilakukan oleh anak di bawah umur.

Rusaknya Pendidikan Saat Ini

Mereka terbentuk akibat rusaknya pendidikan saat ini, pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi saat ini tidak dibekali dengan akidah yang kuat, mereka tidak dididik untuk memiliki karakter yang taat kepada Allah dan menjauhi segala laranyan-Nya. Di sekolah umum dalam kurikulumnya mereka hanya diberikan pendidikan agama satu pekan sekali, lantas bagaimana mungkin terbentuk karakter yang baik?

Kurikulum pendidikan yang memisahkan agama dengan pendidikan umum tidak akan mencetak generasi taat syariat. Tidak dididik untuk takut hanya kepada Allah, tidak mencetak generasi yang taat seluruh peraturan Allah dan menjauhi seluruh larangan Allah.

Maraknya anak usia di bawah umur dan pelajar menjadi pelaku beragam kejahatan mencerminkan rusaknya generasi. Di sisi lain menjadi bukti bahwa kurikulum pendidikan saat ini gagal mencetak generasi yang berkualitas. Selain itu, terciptanya lingkungan yang rusak juga berpengaruh dalam membentuk kepribadian generasi, termasuk maraknya tayangan dengan konten kekerasan dan seksual.

Sistem Pendidikan Islam

Islam memiliki sistem pendidikan yang kuat karena berasas akidah Islam. Dengan metode pengajaran talkiyan fikriyan akan mampu mencetak generasi yang beriman bertakwa. Islam sebagai agama yang sempurna perlu dijadikan acuan dalam pendidikan, disusun dari sekumpulan syariat Islam dan berbagai peraturan administratif yang berkaitan pendidikan formal.

Dengan disusunnya kurikulum pendidikan Islam yang berlandaskan akidah, akan mencetak generasi yang kokoh keimanannya dan mendalam pemikiran Islamnya sehingga terikatlah ia terhadap hukum Allah yaitu bertakwa. Generasi yang menjalankan syariat Islam tanpa ada paksaan, penuh dengan kesadaran. Selain itu, dengan dukungan penerapan Islam dalam berbagai sistem kehidupan, akan membentuk lingkungan dengan berkepribadian Islam.

Bukti Penerapan Islam

Islam menguasai hampir 3/4 dunia di masa itu, dengan penerapan Islam secara kaffah dan dipimpin oleh seorang khalifah. Segala bentuk kegiatan manusia diatur berdasarkan hukum Allah, begitu pula pendidikan. Pendidikan di masa itu sangat berjaya, sehingga melahirkan ilmuwan-ilmuwan hebat yang terkenal di dunia. Islam berjaya pada tahun 622 M - 1453 M.

Universitas Al-Azhar Kairo mesir berdiri sejak tahun 970 M di masa kekhalifahan bani Abasiyah. Ibnu Sina (980-1037M) dimasa kekhalifahan Abbasiyah. Dan masih banyak bukti lainnya ketika Islam dijadikan peraturan hidup diseluruh aspek, pendidikan menjadi cemerlang dan mencetak generasi yang berkwalitas.

Wallahualam bishawab


Share this article via

48 Shares

0 Comment