| 284 Views

Jangan Hanya Beretorika Untuk solusi Penjajahan Di Palestina

Oleh : Kiki Puspita

Dikutip dari SERAMBINEWS.COM-Presiden Prabowo Subianto lantang menyatakan mendukung Palestina yang disampaikan saat pidato di KTT D-8 di Kairo Mesir pada kamis (19/12/2024) waktu setempat.

Namun saat Prabowo baru memulai pidato dengan pembahasan dukungan terhadap Palestina, terlihat beberapa delegasi keluar forum. Meskipun begitu presiden Prabowo tetep tenang melanjutkan pidatonya dan lantang menyampaikan pandangannya terkait konflik di Palestina.

Tidak dipungkiri masalah yang dihadapi Palestina merupakan isu global yang kerap menjadikan para pemimpin Islam dunia, untuk menarik simpati kaum muslim. Para pemimpin Islam berupaya mengesankan gaya kepemimpinan populis melalui retorika politik.Pembelaan terhadap Palestina sebenarnya membutuhkan tindakan nyata dan perkara yang harus segera diselesaikan.

Negeri-negeri muslim telah aktif mengirimkan bantuan sosial, mengirimkan relawan, mengkritik keputusan-keputusan AS  dan entitas Yahudi dalam membuka jalur diplomasi untuk menjembatani masalah Yahudi dan Palestina.

Namun hasilnya masih tidak mampu membebaskan Palestina dari kezaliman Yahudi. Seruan persatuan negeri-negeri muslim seharusnya diiringi tindakan nyata yang menunjukkan kapasitas kerja para negara dan pemimpin dunia terhadap ke penjajahan di Palestina.

Konsep perdamaian yang Barat tawarkan tatkala umat Islam palestina harus rida wilayah mereka di bagi dengan entitas yahudi, juga tidak memberikan solusi. Konsep jihad dan persatuan seluruh kaum muslim harusnya di terapkan atas permasalahan yang terjadi dipalestina. Namun konsep ini enggan diambil oleh negeri Islam, karena sekat-sekat Nasionalisme.

Seharusnya negeri-negeri muslim bersatu dalam menyelesaikan segala persoalan sesuai Syariat Islam yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Jika kita telusuri sejarah, negeri-negeri muslim sejatinya adalah satu kesatuan wilayah dalam naungan khilafah Islamiah. Penjajah kafir saat ini terus berusaha untuk meruntuhkan peradaban Islam dan terus mereka berupaya untuk melemahkan dengan ide nasionalisme, melakukan politik belah bambu diantara umat Islam melalui isu Pan -Arabisme dan Pan-Islami hingga umat lupa dengan persatuan akidah.

Setelah negeri-negeri muslim mengadopsi ide nasionalisme dalam kerangka"kemerdekaan semu"dari penjajah menjadikan khilafah akhirnya runtuh oleh antek-antek yahudi. Selanjutnya kaum muslim pun hidup dalam perasaan emosional geografis negeri mereka masing-masing. Hal inilah yang menjadikan Yahudi laknatullah menguasai Palestina, bahkan mereka melakukan genosida pada rakyat Palestina hingga hari ini.

Islam dan umat Islam merupakan dua kekuatan yang mampu membuat musuh merasa takut. Umat Islam harusnya sadar dan meletakan dasar pemikiran pada prinsip Islam yang teguh dan kokoh pada diri umat Islam.

Ketika Islam dan umat Islam kembali menggantikan peradaban kelam yang sangat hegemoni hari ini, keberkahan Islam akan hadir. Islam dan syariatnya akan menjadi rahmat yang hakiki bagi seluruh alam.

Bukan hanya negeri muslim seperti Palestina, Suriah yang terbebaskan, tetapi juga seluruh dunia yang hari ini tertindas dalam cengkeraman kapitalisme global, dari penjajahan kafir Barat juga akan terbebaskan. Hanya dengan sistem Islam dalam naungan daulah Islam  umat hidup sejahterah.

Wallahu a'lam  bi Asa-shawab.


Share this article via

55 Shares

0 Comment