| 235 Views

Inilah Saatnya, Islam Harus Ditegakkan

Oleh : Mulyaningsih
Pemerhati Masalah Anak dan Keluarga

Lagi dan lagi, air mata selalu membasahi pipi manakala kita melihat berita saudara kita nun jauh di sana. Mereka itulah kaum muslim di Palestina. Berpindah dari tempat yang satu ke yang lain, sulit mendapatkan air bersih dan makanan, tempat tinggal pun hanya sederhana (sebatas tenda), serta dentuman demi dentuman serangan terus saja menghantui mereka. Entah sudah berapa ribuan nyawa melayang, tak terhitung. 

Laksana satu tubuh, kaum muslim di negara yang lain ikut bersedih dan merasakan apa yang telah dialami Palestina. Berbagai gelombang unjuk rasa pun telah mewarnai di berbagai negeri muslim sebagai bentuk perlawanan terhadap zionis Israel. Sebagaimana yang beritakan pada salah satu laman nasional, koalisi masyarakat melakukan unjuk rasa di seberang Kedutaan Besar Amerika Serikat. Puluhan anak muda berkumpul di lokasi dan membawa tuntutan yang ditulis tangan. “LPDP boycott Ivy League”, “The United States Govt is complicit responsible for genocide”, “stop bombing civilian you moron!” Koalisi masyarakat yang tergabung yaitu KontraS, Greenpeace, dan YLBHI.

Mereka menyuarakan satu, free free Palestine. Ada juga poster bertuliskan “All eyes on Rafah” yang ditempel pada pembatas jalan. Termasuk poster Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan mata tertutup. (kompas.com, 31/05/2024)

Fakta di atas mengkonfirmasi pada kita bahwa dunia merasakan penderitaan rakyat Palestina. Mereka menyadari bahwa kaum muslim yang satu dengan lainnya adalah bersaudara. Perasaan tersebut yang kini makin menggema ke seantero dunia. Namun, unjuk rasa yang dilakukan di berbagai negara memang belum bisa menuntaskan persoalan Palestina. Buktinya, belum ada tindakan pasti yang dilakukan dunia terhadapnya. Bahkan kepala negara di negeri muslim hanya bisa berdonasi dan mengutuk terhadap kebiadaban zionis tersebut. Tentunya hal tersebut tidak akan pernah bisa menjadikan kedamaian di sana. 

Termasuk pula pada organisasi internasional terbesar (PBB) tidak melakukan apa-apa. Paling hanya memberikan solusi untuk berdamai saja antara ke dua negara tersebut. Sedangkan kita menyadari bersama bahwa solusi damai dengan perjanjian, nyatanya tak membuat Israel menjadi tunduk dan mau melaksanakan isi di dalamnya. Terbukti di tahun-tahun sebelumnya pernah diadakan perjanjian, namun nyatanya lagi dan lagi terus menyerang. 

Jika kita telisik secara mendalam, maka akan sangat wajar jika zionis Israel terus saja melakukan tindakan bersenjata kepada Palestina. Karena mereka sebenarnya ingin mengambil alih wilayah. Sehingga segala macam cara dilakukan untuk mewujudkan keinginan zionis. Lantas mengapa bisa terjadi seperti itu? Jawabannya tak lepas dari sistem yang diterapkan sekarang. Kebebasan yang terus digaungkan membuat semua bisa melakukan apapun tanpa ada yang melarangnya. Asal punya uang dan kekuasaan, maka dengan mudahnya melakukan keinginan. Termasuk ingin selalu menancapkan ide-ide yang zionis usung. 

Itulah yang terjadi sekarang. Siapa yang berkuasa, maka akan dengan mudah memuluskan tujuannya. Inilah dampak yang begitu terasa ketika Islam tidak diterapkan dalam kehidupan manusia. Jika Islam ada, maka tak akan pernah terjadi pembantaian yang luar biasa ini. Karena negara akan bertindak tegas terhadap negeri yang bersikap sebagai penjahat (pembunuh). Dalam Islam, nyawa kaum muslim lebih berharga dari dunia dan seisinya. Negara akan menurunkan pasukannya guna mengatasi berbagai permasalahan, sebagaimana kasus di Palestina. 

Dengan adanya kejadian tersebut, maka membuka mata dan hati kaum muslim. Bahwa ketiadaan negara Islam membuat mereka menjadi sengsara, bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Tak ada yang melindungi secara sempurna. Termasuk pula makin terpautnya perasaan umat bahwa dengan sekat nasionalisme ini membuat mereka tak bisa berbuat lebih untuk saudaranya. 

Adanya negara Islam, maka penjagaan dan riayah tentu akan dilakukan secara utuh. Khalifah sebagai kepala negara akan bersungguh-sungguh melaksanakan amanah yang ada di pundaknya. Salah satunya adalah menjaga keutuhan umat. Sebagaimana hadis Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari jalur Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Sesungguhnya seorang imam itu laksana perisai. Dia akan dijadikan perisai, di mana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” 

Dari hadis di atas bahwa keberadaan Khalifah adalah wajib adanya. Dengan satu komando kepemimpinan, maka masalah yang ada di Palestina dapat segera diselesaikan. Khalifah tentunya akan mengeluarkan kebijakan jihad agar persoalan tersebut selesai. Serta mengeluarkan pasukan dengan panglima yang terbaik agar mendapatkan hasil yang terbaik pula. Laksana Panglima Muhammad Al-Fatih yang mempunyai pasukan terbaik telah berhasil meluluhlantakkan benteng konstantinopel. Hal tersebut karena seluruh pasukan yang ada memiliki iman yang begitu tinggi (ketakwaan yang luar biasa).

Alhasil, masalah Palestina dari dahulu hingga sekarang hanya bisa diselesaikan dengan jihad. Seruan jihad akan ada ketika Islam diterapkan di kehidupan manusia dalam wujud negara Islam. Hanya dengan begitu penderitaan dan kesengsaraan umat akan diakhiri. Semoga segera terwujud dan terlaksana.

Wallahu a'lam


Share this article via

86 Shares

0 Comment