| 326 Views

Infrastruktur Belum Merata, Rakyat Hidup Merana

Oleh : Ummu Balqis

Fasilitas dan akses jalan yang mudah sekaligus memadai, sehingga memudahkan semua aktivitas tentunya menjadi impian setiap orang. Faktanya masih banyak yang belum merasakan hal tersebut. Sebagaimana kondisi yang dialami, Warga Kampung Bergang, Kecamatan Ketol, Aceh Tengah, menghadapi kesulitan besar akibat kondisi jalan yang berlumpur dan licin saat hujan. Setiap kali turun hujan, jalan tanah berubah menjadi lumpur, sehingga sulit dilalui oleh kendaraan dan pejalan kaki.

Salah seorang warga, Amri mengungkapakan bahwa kondisi ini sangat mempengaruhi aktivitas sehari-hari, termasuk kebutuhan belanja.”Kalau mau keluar rumah jadi susah, biasanya langsung belanja untuk seminggu karena susah harus bolak-balik, apalagi saat hujan,” katanya pada Senin (18/11/2024).

Dari fakta di atas, kita bisa melihat bahwasannya pembangunan infrastruktur belum merata di seluruh pelosok daerah, padahal transportasi merupakan elemen penting penghubung antar wilayah sebagai mendukung perkembangan ekonomi dan pembangunan, atau merupakan urat nadi ekonomi rakyat.

Karakteristik geografis dan tofografi Indonesia yang beragam serta keterbatasan anggaran pembiayaan sering disebut-sebut sebagai kendala utama. Problem sebenarnya adalah gagalnya negara atau kepemimpinan sekuler dalam mengurus sekaligus menjaga rakyat. Selama ini penguasa menempatkan diri sebagai regulator dan fasilisator kepentingan pemodal, sekaligus sebagai pebisnis yang menghitung pemenuhan hak rakyat dengan hitungan untung rugi. Infrastruktur akan dibangun jika ada keuntungan ekonomi dengan skema investasi.

Dalam Islam, infrastruktur jalan adalah salah satu hak rakyat yang wajib dipenuhi negara, dengan kwalitas sekaligus kwantitas yang memadai dan mempermudah kehidupan mereka. Penerapan syariat Islam secara kaffah di semua aspek, akan memungkinkan negara  memenuhi hak tersebut harus memperhitungkan keuntungan dan tanpa bergantung kepada swasta.

Negara dalam Islam memilki banyak sumber pemasukan anggaran, yang memungkinkan negara membangun sarana transportasi secara mandiri. Salah satu sumber pendapatan negara adalah dari pengelolaan sumber daya alam seperti tambang, batu bara, gas, minyak dan lain-lain. Indonesia sendiri termasuk 10 besar negara yang memiliki cadangan batu bara terbesar di dunia. Menempati posisi ketujuh, memegang 3,2 persen cadangan batu bara dengan volume 34.869 juta ton, dengan potensi pendapatan negara Rp2.500 triliun.

Semua ini dapat terwujud jika Islam diterapkan secara kaffah, penguasa sebagai wakil umat meriayah semua kekayaan yang Allah SWT berikan, dan mengembalikan lagi untuk kepentingan masyarakat salah satunya pemenuhan fasilitas infrastruktur jalan yang mudah dan memadai. Rasul bersabda,”Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinya”.


Share this article via

83 Shares

0 Comment