| 98 Views
INDONESIA Darurat NARKOBA, Islam Solusinya

Oleh: Cucu Juariah
Pegiat Literasi
Pada hari Selasa 13 mei 2025 TNI, Angkatan Laut melalui Lanal Tanjung Balai Karimun berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba jenis sabu seberat 705 kilogram dan kokain seberat 1,2 ton yang berusaha memasuki perairan Indonesia melalui Selat Durian, Kepulauan Riau. Panglima Komando Armada I Laksda Fauzi dalam konferensi pers, Jumat (16/5), menjelaskan bahwa terdapat lima pelaku Warga Negara Asing (WNA) asal Thailand dan Myanmar yang membawa barang tersebut. (antaranews.com)
Sementara itu di wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya mengungkap kasus peredaran narkotika jenis sabu dengan menyita sebanyak 10 kilogram (kg) sabu, pada 10 april 2025. (metrotvnews.com)
Tentu saja kejadian-kejadian itu hanyalah sekelumit dari berbagai kasus yang berkaitan dengan peredaran narkoba di Indonesia. Perkara ini pun bukan hal yang baru di negeri kita tercinta ini.
Pertanyaannya, sampai kapankah permasalahan narkoba di Indonesia akan berhenti? Mengingat Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan potensi nilai transaksi dari peredaran narkoba ilegal di Indonesia mencapai angka fantastis, yakni sekitar Rp524 triliun setiap tahunnya. (tvonenews.com)
Malah yang lebih mencengangkan lagi adalah Survei dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang menunjukkan 2,3 juta pelajar atau mahasiswa di Indonesia pernah mengonsumsi narkotika. Tentu ini sangat mengkhawatirkan karena akan merusak generasi kita di masadepan. (cnnindonesia.com)
Dari data-data tersebut menjadikan narkoba seakan-akan menjadi masalah yang lumrah di Indonesia. Hal yang rutin terjadi di setiap tahun, dan tidak ada tanda-tanda akan mereda.
Mengapa demikian?
Kerugian dan Keuntungan yang Besar dari NARKOBA.
Narkoba memang sangat berbahaya karena selain merusak akal, juga menyebabkan kecanduan yang parah. selain itu, jika sekali seseorang mengkonsumsinya maka akan sulit baginya untuk bisa melepaskannya lagi. Narkoba juga bisa menjadi penyebab kejatuhan ekonomi bagi penggunanya karena harganya yang fantastis. Narkoba jenis yang paling umum digunakan seperti sabu misalnya, harganya bisa mencapai sekitar Rp 1,5jt per gram dengan harga produksi yang diperkirakan hanya Rp 2rb per gram saja.
Tentu saja narkoba bisa menjadi penyebab kebangkrutan dan kerugian bagi pemakainya jika dia harus mengeluarkan Rp 1,5 jt perhari.
Namun di sisi lain, narkoba juga bisa menjadi ladang bisnis yang sangat menggiurkan dan menguntungkan. Yakni bagi orang-orang yang menginginkan kekayaan pribadi secara cepat, dan tidak peduli akan kerusakan luas yang akan diderita oleh masyarakat.
Hal ini jugalah yang menyebabkan peredaran narkoba di Indonesia tidak kunjung mereda dan bisa melibatkan siapa saja. Bukan hanya masyarakat sipil, tapi kerap kali juga berkaitan dengan oknum BNN, oknum TNI, oknum Polisi, pegawai lapas, selebritis, pejabat dan yang lainnya. Hal tersebut dikarenakan keuntungannya yang fantastis tadi.
NARKOBA Subur dalam Sistem Kapitalisme
Sistem pemerintahan demokrasi-kapitalisme yang diterapkan di Indonesia saat ini, tentu saja tidak bisa diandalkan untuk menjaga masyarakat. Baik dalam masalah kesejahteraan ekonomi, maupun masalah-masalah lainnya.
Seperti masalah narkoba ini. Pada dasarnya, orang-orang yang menjalankan pemerintahannya adalah orang-orang yang mencari harta kekayaan, bukan untuk mewujudkan kesejahteraan dan keamanan bagi masyarakat. Hal tersebut dapat dimengerti karena sebelumnya mereka sudah mengorbankan banyak harta kekayaan untuk "membeli" jabatan-jabatan tersebut.
Sehingga dengan potensi keuntungan yang luar biasa tersebut, narkoba menjadi bisnis menggiurkan bagi para pejabat korup, yang menginginkan harta kekayaan secara instan.
Maka meskipun setiap tahun terjadi pengungkapan dan penyitaan yang berkaitan dengan kasus narkoba, namun Indonesia tetap menjadi salah satu lahan potensial bagi peredarannya.
Solusi Tuntas
Tidak ada solusi lain untuk menyelesaikan permasalahan ini selain mengganti sistem pemerintahan demokrasi-kapitalisme di Indonesia ini menjadi sistem pemerintahan Islam.
Islam menjamin para pelaku pemerintahan adalah orang-orang yang bertaqwa dan amanah. Hal ini karena sistem seleksi untuk memilih pemimpin adalah mengutamakan ketaqwaan seseorang, serta pengetahuan dan ketaatannya terhadap hukum-hukum Islam.
Hingga tidak ada ruang bagi orang-orang yang bermental korup dan jahat untuk bisa menjabat dan menguasai urusan masyarakat.
Di samping itu masyarakat pun akan terdidik dengan cara yang Islami dan menjadi pengawas terhadap berlangsungnya pemerintahan.
Wallahu a'lam.