| 140 Views
Hari Anak Dunia Nestapa Anak Palestina

Oleh : Yuliana, S.E.
Detikjatim. Hari Anak Sedunia atau World Children's Day diperingati setiap tanggal 20 November. Peringatan ini merupakan momen penting untuk merayakan hak-hak anak di seluruh dunia. Yuk, simak informasi seputar Hari Anak Sedunia di bawah ini.
UNICEF (United Nations International Children's Emergency Fund) menjadi organisasi yang menginisiasi peringatan Hari Anak Sedunia. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran tentang kesejahteraan anak, serta mendorong tindakan global untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak.
Sejarah Hari Anak Sedunia
Dilansir laman UNICEF, awalnya peringatan ini pertama kali ditetapkan pada 1954 sebagai Hari Anak Universal. Peringatan ini kemudian dirayakan pada tanggal 20 November setiap tahun untuk mengingatkan kesadaran masyarakat internasional tentang kesejahteraan anak-anak.
Tanggal 20 November sendiri berkaitan dengan ketika Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi Hak-hak Anak pada tahun 1959. Di mana, pada tanggal yang sama tahun 1989, Majelis Umum PBB mengadopsi Konvensi Hak-hak Anak (Convention on the Rights of the Child atau CRC).
Sejak saat itu, tanggal 20 November dipilih untuk memperingati Hari Anak Sedunia karena berkaitan dengan diadopsinya Konvensi Hak Anak. Konvensi ini merupakan kesepakatan internasional pertama yang secara komprehensif melindungi hak anak-anak.
Perlindungan ini mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari hak untuk bertahan hidup, berkembang, hingga perlindungan dari kekerasan dan eksploitasi. Hak anak adalah hak asasi manusia. Hak ini tidak dapat dinegosiasikan dan bersifat universal.
Sayangnya, di banyak tempat, saat ini, hak anak disalahpahami, diabaikan, atau bahkan diingkari dan diserang. Dan, Hari Anak Sedunia menjadi wadah untuk mengadvokasi hingga mengampanyekan hak-hak anak untuk membangun dunia lebih baik bagi mereka.
Cara Memperingati Hari Anak Sedunia
Dalam era modern, Hari Anak Sedunia tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga seruan untuk bertindak. Tahun-tahun terakhir telah menjadi saksi kolaborasi antara anak-anak dan orang dewasa untuk menyuarakan isu-isu kritis, seperti perubahan iklim, akses pendidikan yang merata, dan penghapusan diskriminasi.
Peringatan ini mengajak memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk didengar, diberdayakan, dan berperan menciptakan masa depan yang diinginkan. Merayakan melalui media sosial, publikasi, dan acara global menjadi momentum meningkatkan perhatian terhadap tantangan yang dihadapi anak-anak, serta komitmen mewujudkan hak-hak mereka.
Hari Anak Sedunia menjadi momen merefleksikan kemajuan yang telah dicapai dan langkah-langkah yang masih perlu diambil untuk melindungi generasi masa depan. Para orang tua, guru, pemerintahan, hingga aktivis dapat berperan penting dalam kampanye Hari Anak Sedunia.
Pada akhirnya, peringatan ini tidak hanya sekadar peringatan tahunan, tetapi komitmen untuk terus bekerja demi masa depan anak-anak di seluruh dunia. Peringatan ini menjadi pengingat bahwa setiap anak, di manapun mereka berada, memiliki hak untuk hidup sehat, aman, dan bermartabat. 13 November 2024
Hari anak sedunia duka anak Palestina
Peringatan hari anak sedunia nyata menggambarkan standar ganda Barat soal hak anak. Hari Anak Sedunia yang diinisiasi oleh lembaga internasional di bawah PBB tiap tanggal 20 November hanya topeng untuk menutupi ketidakpedulian mereka terhadap nasib dan masa depan 2 milyar anak usia 0-15 tahun di seluruh dunia.
Pengkhianatan ini nyata tampak pada nasib anak-anak Palestina hari ini. Jangankan hak-hak atas makanan, pendidikan, Kesehatan, sanitasi, dan perlindungan atas kekerasan, hak hidup saja mereka tak mendapatkan jaminan. Sampai detik ini betapa banyak anak-anak Palestina yang menjadi korban penjajahan Zionis Yahudi, bahkan banyak yang menjadi korban ketika masih dalam kandungan.
Terlihat dengan jelas keselamatan anak-anak kalah penting dengan agenda dan tujuan negara yang hari ini tegak dengan nasionalisme. Kepentingan ekonomi negara dan jabatan jauh lebih menjadi prioritas daripada nasib anak-anak di berbagai wilayah konflik lainnya. Juga buah dari pengkhianatan penguasa di negeri-negeri muslim. Ini adalah buah sistem kapitalisme sekularisme.
Melihat keadaan anak-anak di Palestina yang sangat memprihatinkan. Sungguh miris sekali, setiap hari kita dipertontonkan dengan kejadian yang tidak berhati nurani, tidak berprikemanusiaan, yang telah diperlakukan oleh Zionis laknatullah. Jeritan, tangisan, rintihan anak-anak di Gaza-Palestina setiap detik tiada henti. Namun sangat disayangkan pemimpin-pemimpin muslim di muka bumi mendadak, tuli, buta, dan mati rasa seolah tidak punya hati.
Parahnya lagi, pemimpin-pemimpin muslim seolah tidak takut akan siksaan yang pedih dari Allah. Mereka seolah merasa tidak bertanggungjawab terhadap nasib saudaranya di Palestina. Mereka bersikap seolah-olah mereka tidak akan mempertanggungjawabkan status mereka sebagai penguasa di hadapan Allah di akhirat nanti. Padahal dengan jelas rasul bersabda bahwa muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah ibadarat satu tubuh, yang satu sakit maka bagian yang lain juga akan merasa sakit juga.
Inilah akibat dari sikap nasionalisme yang sudah ditanamkan oleh barat. Sampai kaum Muslim tidak tau lagi dengan hukum-hukum Islam, tidak mengetahui lagi aturan-aturan dalam Islam. Tidak tau lagi yang mana halal dan haram. Tidak mau mengambil aturan yang diturunkan Allah kepadanya dengan suka rela memngambil hukum yang dibuat oleh manusia. Dan dengan tegas pula menjalankan dan memerintahkan rakyat harus taat pada praturan yang dibuat.
Hari ini nasib umat Islam berasa di tangan para pemimpin di negeri-negeri muslim. Berbagai penindasan yang dialami oleh umat muslim yang semestinya menjadi tanggu jawab para pemimpin di negeri-negeri muslim. Tiada kepemimpinan sekarang yang sama dengan kepemimpinan di masa kekhilafahan dulu.
Coba kita bersama-sama renungkan nasib saudara kita di Palestina. Sejak satu tahun yang lalu Gaza membara, berlumuran darah, porak-poranda, jeritan di sana sini. Lebih dari 43.000 saudara kita telah syahid di sana, laki-laki, perempuan, anak-anak, bayi, tua, muda, semuanya mereka bom dengan buas dan membabi buta. Anak-anak menjadi sasaran empuk mereka, anak laki-laki dan pria dewasa mereka tawan dan mereka siksa tanpa belas kasihan. Apa yang dilakukan negeri muslim yang lain, mereka bungkam, kekuasaan yang diamanahkan tidak mereka pergunakan sebagaimana mestinya sebagaimana yang telah Allah perintahkan dan rosul contohkan.
Peringatan hari anak ini sangat tidak beradap. Mereka menjelaskan bahwa tujuan dari peringatan hari anak ini agar masa depan anak terjamin dengan baik, namun mereka seolah-olah tidak sadar bahwa merekalah yang telah menghancurkan masa depan anak-anak dunia dengan sistem yang mereka kembangkan sehingga menimbulkan kemiskinan. Masalah perekonomian yang sangat menonjol sehingga anak-anak manjadi korban. Mereka seolah-olah buta dan tuli karena sistem yang mereka terapkan anak-anak Palestina menjadi korban kebiadaban Zionis laknatullah, jangankan makanan, pendidikan, kesehatan, hak untuk hidup saja tidak ada jaminan untuk mereka. Allahu akbar.
Islam sebaik-baik periayah
Islam sanagat detil dalam menjalankan amanah dari Allah. Dalam Islam ketika menjalakan kewajiban hanya karena mengharap ridho Allah, setiap yang dikerjakan hanya semata-mata karena Allah. Islam memandang anak adalah calon generasi masa datang yang harus dijaga keselamatannya dan kesejahteraannya, juga hak-hak lainnya. Oleh karena itu negara harus memenuhi hak anak sesuai tuntunan Islam. Khilafah memiliki sumber daya yang besar yang mampu menjamin kesejahteraan dan keselamatan anak
Islam menjaga jiwa atau hak hidup setiap insan, termasuk anak-anak. Hanya Islam yang menjamin pemenuhan hak anak yang hakiki, mulai dari hak hidup dan berkembang, hak nafkah, keamanan, pendidikan, penjagaan nasab, dan lain-lain. Ini bisa diwujudkan ketika negara menerapkan syariat Islam secara kafah yang memperkuat fungsi keluarga, lingkungan masyarakat dan negara. Negara sebagai basis perlindungan anak yang hakiki. Hal ini hanya akan terwujud melalui tegaknya khilafah. Karena dalam Islam negara adalah rain dan junnah.
Dalam Islam ada tiga elemen penting dalam melidungi dan menjaga anak-anak. Yang pertama, yaitu keluarga merupakan Almadrosatul ula bagi anak, yang kedua, lingkungan atau masyarakat yang kondusif dalam tumbuh kembang anak, ketiga, negara sebagai penanggung jawab dan pengurus utama.
Pemimpin Islam sangat takut kepada murka Allah. Ketika mengemban tanggung jawab mereka tidak memiliki tujuan untuk mencapai kepentingan individu atau kelompok, tapi semata-mata karena Allah ta’ala.
Islam menjamin kesejahtraan anak-anak. Islam akan menjaga keselamatan, memenuhi kebutuhan pangan, sandang, pendidikan, dan kesehatan anak. Pemenuhan hak-hak anak akan terpenuhi dan terwujud secara nyata di bawah aturan Islam secara kaffah. Sebab Islam memandang anak-anak adalah generasi penerus yang wajib dijaga keselamatan dan kesejahtraannya.
Rasulullah saw. Bersabda:
”iman atau khalifah adalah ra’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatny”. (H.R. Al Bukhori).
“seungguhnya imam/khalifah adalah prisai, orang-orang berperang di belakangnya, dan menjadikannya sebagai pelindung”. (H.R. Muslim).
Islam tidak akan menyerahkan pengelolaan sumber alam ke asing. Negara dalam Islam akan mengurus segala sesuatu dengan sendirinya, dan menjamin kesejahtraan seluruh rakyat dengan hukum-hukum yang sesuai dengan syari’at Islam.
Hal ini akan terwujud jika negara menerapkan sistem Islam. Sistem Islam hanya bisa stegak jika ummat sadar akan kewajiban Islam secara kaffah, jika ummat Islam bersatu dalam satu naungan Daulah Islamiah. Sistem Islam bisa tegak jika ummat kembali pada hukum syari’at Islam.
Wahai kaum muslimin sadarlah, bangkitlah, berjuanglah di jalan Allaah.
Wallahua’alam bishowaf.