| 102 Views
Harga Kebutuhan Pokok Melejit, Rakyat Makin Menjerit

Oleh : Pipin
Aktivis Muslimah
Masyarakat kembali dibuat terkejut dengan naiknya harga bahan kebutuhan pokok. Meskipun keputusan pemerintah, ini bukanlah kali pertama dirasakan oleh berbagai pihak. Banyak yang mengeluhkan keputusan ini sangat tidak berpihak bagi masyarakat, khususnya kalangan menengah ke bawah. Mau tidak mau, masyarakat harus menerima penetapan harga yang sudah ditetapkan di pasar. Seperti yang dikutip dari media online idxchannel, mahalnya harga pangan saat ini terutama beras bukanlah hal yang baru, artinya persoalan yang terus berulang.
Naiknya sejumlah harga bahan kebutuhan pokok di Indonesia menjadi isu klasik yang terus terjadi dan berulang setiap pergantian tahun, dan hari-hari besar agama seperti bulan Ramadan. Untuk pergantian tahun 2023-2024 kali ini. Beberapa kebutuhan pokok masyarakat naik, mulai dari minyak, beras, telur, daging, bawang dan lainnya. Masyarakat tidak mampu berbuat banyak dalam menyikapi siklus kenaikan bahan pokok tersebut. Mereka "dipaksa" untuk menerima kebijakan tersebut.
Diketahui bahwa, kenaikan harga beras terjadi karena menurunnya produksi dalam negeri akibat kemarau yang berkepanjangan dan juga naiknya biaya produksi, ditambah dengan kelangkaan pupuk bagi para petani hingga banyak petani akhirnya memakai pupuk non PSO yang harganya sangat mahal. Selain itu, kenaikan harga beras ini disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat atau bisa juga imbas dari kenaikan harga BBM.
Padahal jika ditelisik lebih lanjut, problem kenaikan harga pangan yang selalu berulang ini, disebabkan adanya mafia pangan dan ketidaksinkronan antara kebijakan impor dengan data Kementerian Pertanian seperti pada kasus impor beras tahun lalu menunjukkan betapa karut marutnya tata kelola dan data pangan di negeri kita ini. Penyebabnya tidak lain adalah karena diterapkannya sistem kapitalis di mana pihak penyelenggara pemerintah terfokus pada perhitungan untung dan rugi, bukan pada kesejahteraan rakyat. Negara pun menunjukkan ketidaksigapannya mengatasi semua persoalan, terlebih kapitalisme tidak memiliki solusi yang solutif. Padahal pangan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi dan negara harus menetapkan kebijakan yang strategis, bukan sebaliknya kebutuhan rakyat dipolitisasi seperti pembagian beras bansos.
Berbeda dengan Islam, Islam mengatur sedemikian rupa distribusi pangan agar terjangkau semua masyarakat. Islam memiliki mekanisme agar harga pangan dapat stabil dan terjangkau. Konsep ini tertuang di dalam sistem ekonomi Islam yang secara praktis akan diterapakan dalam sistem pemerintahan Islam. Seperti untuk mewujudkan ketahanan pangan, Islam memiliki kebijakan dengan menyediakan lahan pertanian, jika ada lahan yang tidak digarap selama tiga tahun maka pengelolaannya diserahkan kepada negara untuk kemaslahatan masyarakat, kemudian juga negara akan meminimalisirkan alih fungsi lahan dan juga meningkatkan kualitas benih, pupuk, metode pertanian dsb.
Dan untuk menstabilkan harga bahan pokok negara akan mengatur pendistribusiannya dengan memotong rantai distribusi hingga dapat meminimalisirkan biaya. Jika kecurangan terjadi maka sanski dalam Islam akan diberlakukan sesuai hukum syariat Islam. Semua dilakukan atas dorongan iman kepada Allah Swt. Maka hanya dengan sistem Islam, kesejahteraan itu akan terwujud.
Wallahualam bissawab