| 296 Views
Hanya Sebatas Kecaman Akhirnya Al-Qur'an Kembali Dinista

Oleh : Susi Ummu Musa
Sebagai seorang muslim tentu kita akan merasa sangat marah dan geram melihat berbagai macam aksi aksi berani yang dilakukan orang-orang kafir di berbagai negara pasalnya mereka selalu membidik islam sebagai bahan untuk diolok olok, dihina, dituduh dan sebagainya.
Yang paling sering dilakukan selain tuduhan islam agama ter*r*s adalah aksi pembakaran kitab suci Al-Qur'an, untuk kesekian kali aksi tersebut dilakukan dengan sengaja dan mengatakan bahwa mereka bebas melakukan apapun yang mereka mau karna itu kebebasan berekspresi.
Terbaru yang dilansir dari Muslimah News, INTERNASIONAL-- Seorang perempuan melakukan aksi membakar Al-Qur'an di Stockholm, Swedia.
Media Turki A Haber, dalam postingan di x, melaporkan aksi tersebut terjadi pada Jumat (26-4-2024). Perempuan 48 tahun itu membakar kitab suci Al-Qur'an sambil berteriak, "Islam, keluarlah dari Swedia".
Kemudian jika melihat kebelakang disepanjang tahun 2023 pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan Rasmus Paludan juga terjadi di Swedia, bahkan tahun tahun sebelumnya melakukan hal yang sama pada mei 2022, September 2020 dan 2019 juga dilakukan di Swedia.
Tak hanya itu Salwan Momika juga melakukan pembakaran Al-Qur’an pada Juni 2023 di depan Masjid Central Mosque Stocholm.
Sekedar Mengecam dan Mengutuk
Berulangnya kasus tersebut sangat disayangkan bahkan hanya membuat sakit hati kaum muslim, meskipun kejadian
Itu bukan diwilayah kaum muslim namun berada di wilayah yang mayoritas non muslim tapi apa yang mereka lakukan menunjukkan betapa mereka sangat membenci islam dan tidak ingin islam ada disekitar mereka.
Kondisi tersebut sebagaimana pihak kepolisian yang berada ditempat saat prosesi pembakaran Al-Qur’an dilakukan ternyata hanya diam tidak ada upaya pencegahan dan sebagainya.
Mereka hanya sekedar berpura-pura mengecam dan mengutuk tanpa ada tindakan tegas.
Tidak hanya itu bahkan umat islam dan negara-negara islam lainnya juga melakukan hal sama, hanya mengutuk dan mengecam.
Hal demikian disoroti oleh jurnalis Senior Media Umat Joko Prasetyo bahwa segala bentuk Penistaan baik terhadap Allah swt, Al-Qur’an maupun Rasulullah saw merupakan bagian dari ekspresi yang melanggar syariat Islam.
Bahkan hukuman bagi para pelakunya adalah hukuman mati." Tegasnya.
Tak hanya itu beliau juga memandang bahwa dalam pandangannya ada tiga macam penistaan terhadap Al-Qur'an.
Pertama, penistaan simbolis contohnya membakar mushaf Al-Qur'an seperti yang berulang terjadi di Swedia.
Kedua, penistaan verbal sebagaimana pernyataan dari Salwan Momika uang mengatakan Al-Qur'an adalah buku yang berbahaya sedunia dan dirinya akan berhenti membakar sampai Al-Qur'an dilarang.
Ketiga, penistaan hakiki.
Contohnya disumpah atau dilantik dengan menggunakan Al-Qur'an di atas kepala untuk menerapkan aturan yang bukan dari Al-Qur'an.
Menurut beliau bahwa bentuk penistaan paling keji adalah peningkatan secara hakiki karena saat ini kaum muslim belum menerapkan isi Al-Qur'an sepenuhnya.
Agar Al-Qur'an Tak Kembali Dinista
Satu satunya jalan yang bisa ditempuh hanyalah kembali kepada aturan ilahi robbi dalam naungan khilafah, syariat Islam akan diterapkan secara kaffah didalam negri dan menjadikan dakwah dan jihad sebagai asas politik luar negerinya.
Maka jika ada yang menista Al-Qur'an akan ditindak tegas bahkan sampai dihukum mati oleh khalifah dan momentum tersebut dijadikan jalan jihad terhadap para penguasa negara kafir yang sengaja melindungi pelaku penistaan Al-Qur'an tersebut.
Maka yakinlah penistaan tidak akan terus berulang ulang jika kaum muslim menegakkan kembali syariat Islam secara kaffah.
Wallahu a lam bissawab