| 259 Views

Gencatan Senjata bukan Solusi Hakiki untuk Palestina

 Oleh : Riska Adeliana, S.hum

Menurut Kabinet keamanan Israel, mereka telah setuju dengan gencatan senjata antara Gaza dan Israel. Mereka membuat perjanjian pengembalian sandera, menjelang rapat kabinet paripurna pada Jumat, 17 Januari 2025 malam.

Menurut kantor perdana Menteri Israel hasil rapat itu diumumkan dan disepakati bahwa gencatan senjata akan dimulai pada Minggu,19 Januari 2025, Tirto.id, (18/01/2025).

Setelah disepakati gencatan senjata, malah kondisi di Gaza semakin
memprihatinkan. Israel melakukan serangan yang menewaskan sedikitnya 82 orang dalam beberapa jam terakhir.

Serangan udara Israel menargetkan sebuah rumah di dekat Gedung Serikat Insinyur di Kota Gaza, utara Jalur Gaza, yang menewaskan 18 orang. 

Selain itu, Pertahanan Sipil Palestina melaporkan bahwa mereka telah menemukan 12 jenazah dari lingkungan Sheikh Radwan. Di Gaza tengah, lima orang juga dilaporkan tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang menghantam sekelompok orang di daerah Karaj, kamp Bureij.

Hal ini semakin membuat kehidupan warga Gaza yang sudah tertekan akibat perang semakin suram dengan bertambahnya korban jiwa. Padahal beberapa jam sebelumnya, warga Gaza sempat merayakan pengumuman singkat tentang kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. 

Para penduduk di sejumlah wilayah di Gaza merasakan sedikit harapan dan kelegaan, meskipun mereka tetap khawatir dengan kemungkinan terjadinya lebih banyak serangan, (viva.co.id, 16/01/2025).

Permasalahan sebenarnya bukanlah karena tekanan Trump kepada Netanyahu. Namun, karena Zionis tidak sanggup mematahkan
keteguhan rakyat Gaza. Meskipun, mereka menderita kelaparan, di bunuh, banyak pemimpin pejuang syahid, tapi mereka tetap teguh dan  mempertahankan tanahnya. Hal ini telah menggentarkan Zionis.

Berkhianat

Sesungguhnya Allah Swt. dalam Al-Qur’an sudah menjelaskan karakter umum dari orang-orang Yahudi,  bahwa mereka adalah orang-orang yang suka berkhianat terhadap perjanjian yang mereka buat sendiri,” hal ini terjadi pasca gencatan senjata” Ahad (19 Januari 2025).

Dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah:100, yang menjelaskan tentang pengkhianatan itu, ”Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebagian besar dari mereka tidak beriman.”

Pengkhianatan kaum Yahudi sudah terjadi sejak masa Rasulullah saw. hingga sekarang ini. ”Pelanggaran yang dilakukan terhadap gencatan senjata sebenarnya bukan saat ini saja. 

Hal itu pernah terjadi pada perang Gaza, dalam keadaan kondisi gencatan senjata pada 3 Agustus 2014, entitas Zionis Yahudi melakukan serangan dan menghancurkan sekolah PBB di Rafah, Gaza. Hal tersebut mengakibatkan puluhan kaum muslim menjadi syuhada.

Pada tahun 2018—2019, dan 2021. Yahudi juga melakukan pelanggaran gencatan senjata. Oleh karena itu, kita tidak boleh percaya sepenuhnya terhadap janji-janji Yahudi.

Gencatan Senjata, Bukan Solusi

Sebenarnya gencatan senjata bukanlah solusi hakiki menyeluruh bagi Palestina. Sebab gencatan senjata tidak menghentikan kebiadaban penjajah Yahudi, karena kapanpun Yahudi bisa kembali melakukan serangan.

Dengan gencatan senjata yang terjadi di Gaza, satu sisi  tentu membuat kita bergembira, karena kaum muslim memiliki ruang untuk tidak diserang. Namun, kita harus menyadari bahwa ini hanya sementara, karena akar persoalannya itu sebenarnya masih ada.

Akar persoalan Palestina,  adalah keberadaan entitas penjajah Yahudi di Palestina yang masih memiliki kemampuan kuat yang kapan saja bisa menggunakan kekuatan itu karena mereka di dukung oleh negara adidaya yaitu AS dan sekutunya.

Negara-negara Arab itu sendiri sebenarnya lahir dari rahim kolonialisme untuk kepentingan penjajahan. ”Untuk menjamin penjajahan itu, dimunculkanlah penguasa-penguasa yang memang di bawah kendali ketat dari negara-negara imperialis.

Upaya menyelesaikan persoalan Palestina adalah dengan cara mengusir penjajah Yahudi dari Palestina.

Kita harus paham bahwa masalah Palestina bukan sekedar perang melawan entitas penjajah Yahudi, tetapi juga berarti perang dengan negara-negara kafir imperialis yang ada di belakangnya. ”Ini membutuhkan persatuan kaum muslim, membutuhkan kekuatan maksimal kaum muslim.

Di situlah dibutuhkan Khilafah ala minhaj an-nubuwah untuk mempersatukan kaum muslim. Hanya dengan Khilafah, mobilisasi tentara-tentara kaum muslim bisa efektif dilakukan. ”Inilah yang akan menyelesaikan secara komprehensif, dan menyeluruh persoalan Palestina hari ini.


Share this article via

106 Shares

0 Comment