| 37 Views

Gaza Memanggil Kita Untuk Berjihad

Oleh: Inda Oktiviani
Pegiat Literasi

Di lansir dari Liputan6.com, 06/04/2025 terdapat lebih dari 39.000 anak di Jalur Gaza telah kehilangan orang tua. Hal ini terjadi karena serangan Israel yang terus-menerus sejak 7 Oktober 2023. Menurut Biro Statistik Palestina seperti dilansir Al Mayadeen, Jalur Gaza saat ini tengah menghadapi krisis yatim terbesar dalam sejarah modern. Biro ini mengonfirmasi bahwa 39.384 anak telah menjadi yatim sepanjang 534 hari pengeboman. Ada sekitar 17.000 anak telah kehilangan kedua orangtuanya. Pernyataan tersebut dikeluarkan menjelang Hari Anak Palestina. 

Sementara itu, menurut keterangan Kepala Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini, sedikitnya 100 anak Palestina tewas atau terluka setiap harinya di Jalur Gaza sejak Israel melanggar gencatan senjata pada 18 Maret 2025. Ia pun menyebut bahwa situasi ini mengerikan.

Ia pun menambahkan bahwa Israel telah menjadikan bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza sebagai senjata dalam perang. Dia mengatakan keprihatinannya atas memburuknya kondisi di wilayah Palestina. Kelaparan dan keputusasaan meluas saat pangan dan bantuan dijadikan senjata akibat dari blokade total oleh Israel.

Pentingnya Wujud Rasa Cinta kepada Sesama Muslim

Sudah lebih dari satu bulan, Jalur Gaza berada dalam kepungan total zionis. Otoritas Israel pun menghalangi masuknya pasokan penting, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. Rakyat Palestina di Jalur Gaza sudah kehabisan tenaga sementara mereka terus dikurung di tanah yang sempit. Dan mendesak agar bantuan diizinkan masuk dan pengepungan dihentikan.

Muslim Gaza terus menerus menderita karena agresi militer Yahudi. Warga Gaza terus berada dalam teror genosida. Sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk memberikan pembelaan atas penderitaan yang dirasakan saudara seiman kita, diantaranya kaum Muslim Gaza. Rasulullah saw telah berpesan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, "Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri."

Seorang muslim dengan sesama muslim yang lain bukanlah individu yang terpisah. Mereka satu, laksana satu tubuh. Demikian seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw., "Perumpamaan kaum Mukmin itu—dalam hal saling mengasihi, mencintai dan menyayangi—bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan demam (karena turut merasakan sakitnya)." (HR al-Bukhari dan Muslim).

Karena itu setiap Muslim wajib sekuat tenaga untuk membela dan menolong kaum Muslim di Gaza. Baik dengan memberikan bantuan harta, tenaga maupun seruan dakwah. Selain itu juga senantiasa mendoakan mereka agar selalu mendapat pertolongan Allah dan mendoakan kehancuran untuk kaum zionis beserta para pendukungnya.

Solusi Menghentikan Derita Gaza

Sungguh telah jelas, bahwa satu-satunya solusi yang sesuai ajaran Islam untuk mengatasi krisis Gaza ini adalah dengan jihad fi sabilillah. Para penguasa muslim harus mengerahkan kekuatan militer mereka untuk melindungi warga Gaza dan mengusir entitas Yahudi. Bukan  dengan berdiplomasi atau sekadar retorika basa-basi, yang selama ini dilakukan oleh para pemimpin Arab dan Dunia Islam. Begitu pula tidak cukup juga hanya dengan memerintahkan para imam dan khatib membacakan doa untuk Gaza.

Terkait jihad bahwa Al-Quran telah memerintahkan untuk jihad defensif (jihad difaa’i) kepada setiap invasi musuh yang ditujukan pada negeri-negeri Muslim. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 194 yang artinya, "Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia secara seimbang dengan serangannya terhadap kalian."

Sementara dalam ayat lain, Allah Swt. pun memerintahkan untuk mengusir siapa pun yang telah mengusir kaum Muslim, "Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian." (TQS al-Baqarah [2]: 191).

Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani rahimahulLâh, dalam Kitab Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah Jilid 2, menjelaskan bahwa jihad adalah fardu ’ain saat kaum Muslim diserang oleh musuh. Begitu pula dengan kondisi Palestina, hukum fardu ’ain ini bukan hanya berlaku untuk Muslim di sana, tetapi juga menjadi fardu 'ain untuk kaum Muslim di sekitar wilayah Palestina saat agresi musuh tidak bisa dihadang oleh warga setempat.

Oleh karena itu, para penguasa negeri Muslim di sekitar Palestina sudah semestinya mengerahkan pasukan militer untuk menolong Muslim Gaza. Sungguh tak pantas mereka berdiam diri, karena itu merupakan kemaksiatan besar di hadapan Allah Swt.

Sangat disayangkan, para penguasa Arab dan Dunia Islam saat ini bukan saja berdiam diri. Bahkan mereka tega menutup rapat pintu perbatasan untuk mencegah masuknya pengungsi Gaza ke negeri mereka. Sementara itu, para penguasa Muslim justru membiarkan pesawat tempur AS datang ke negerinya untuk membantu zionis. Selain itu, membuka pelabuhan untuk kapal-kapal pembawa minyak ke negeri Yahudi. Mereka juga masih melakukan hubungan perdagangan dengan Yahudi.

Para penguasa Muslim tak mau menggerakkan jutaan tentara mereka beserta kelengkapan militer yang mereka miliki. Semua dibiarkan tetap tersimpan rapi di barak dan gudang persenjataan mereka. Mereka tidak memberikan pertolongan untuk Gaza dan membalas kekejaman militer zionis Yahudi.

Para penguasa Muslim itu justru mengamini tindakan genosida di Gaza dengan sikap diamnya. Mereka telah lupa bahwa kekuasaan mereka itu lebih murah dibandingkan dengan tumpahnya darah seorang Mukmin.

Maka untuk menyelesaikan persoalan Gaza harus ada sebuah institusi yang menjadi pemersatu umat. Khilafahlah yang akan melindungi Palestina dan  entitas Yahudi dari tanah kaum Muslim itu. Untuk itu, marilah kita ikut serta dalam perjuangan menegakkan kembali Khilafah Islam. Khilafahlah yang akan mengurus umat dengan syariat Islamnya yang mulia. Khilafah pula yang akan membebaskan tanah Palestina dengan jihad fi sabilillah dari cengkraman zionis.

WalLaahu a’lam bi ash-shawaab.


Share this article via

26 Shares

0 Comment