| 21 Views
Gaza: Barat di Ujung Senja, Khilafah Menanti Fajar

Oleh : Zahrah
Aktivis Dakwah Kampus
Tragedi Gaza hari ini bukan sekadar kejadian kemanusiaan yang menyedihkan, tetapi juga merupakan simbol signifikan dari peralihan peradaban yang sedang berlangsung. Konflik yang berkepanjangan ini menunjukkan kepada dunia bahwa kekuasaan Barat, yang telah mendominasi tatanan global selama berabad-abad, kini berada di ujung senjanya. Di tengah reruntuhan dan penderitaan Gaza, fajar Khilafah mulai nampak, memberikan harapan baru bagi umat Islam yang mendambakan keadilan dan kedaulatan.
Beragam fakta menunjukkan bagaimana Barat mengalami kepanikan menghadapi kebangkitan kesadaran umat Islam. Israel, sebagai perpanjangan tangan Barat, terus meningkatkan agresinya dengan memanggil ribuan pasukan cadangan untuk menyerang Gaza (Al Jazeera.com,04/05 2025). Kekhawatiran ini tidak tanpa alasan. Dari pernyataan pejuang Jihad Islam, yang mengingatkan bahwa tidak ada negara Arab dan Islam yang akan aman selagi entitas Zionis masih ada (IRNA, 04/04/2025), hingga konferensi global di Istanbul yang menyerukan dukungan militer dan politik untuk Palestina, jelas bahwa krisis ini telah membangkitkan semangat kolektif umat untuk menuntut perubahan mendasar.
Dukungan internasional untuk Palestina semakin meluas, bahkan negara-negara Barat mulai menunjukkan perbedaan dalam sikap mereka. Inggris bahkan menunjukkan kesediaan untuk mengakui negara Palestina jika itu menghasilkan perubahan yang signifikan (Viva.co.id, 05/05/2025). Namun, hal itu bukanlah wujud rasa kasihan, melainkan cerminan ketakutan akan kehilangan kekuatan dan kendali. Umat tidak boleh lagi berharap pada solusi parsial dari dunia internasional yang nyata melanggengkan penderitaan ummat. Sebab hal itu tak akan menyelesaikan penderitaan umat hari ini. Dalam konteks ini, Khilafah muncul sebagai satu-satunya solusi yang dapat menyatukan umat Islam secara politik, sosial, dan ekonomi untuk menghadapi tantangan yang selama ini diabaikan oleh dunia serta mengakhiri berbagai penderitaan umat
Krisis Gaza menyadarkan umat bahwa pendekatan yang fragmentaris dan solusi sesaat hanya memperpanjang derita kaum muslimin. Bantuan kemanusiaan sangat diperlukan, tetapi tanpa adanya perubahan yang sistematis, penderitaan ini akan terus berulang. Barat sangat memahami bahwa kekuatan utama umat Islam bukan hanya terletak pada jumlah melainkan pada kesatuan politik yang kuat. Inilah alasan mengapa mereka sangat takut akan gagasan penegakan Khilafah—sebab Khilafah bukan sekadar sebuah institusi, melainkan simbol kekuatan umat yang mampu mengalahkan hegemoni Barat. Hadirnya institusi umat, khilafah merupakan suatu keniscayaan. Dan fajar khilafah kini mulai nampak.
Nabi Muhammad SAW yang sangat jelas menggambarkan keniscayaan Khilafah dalam sabda beliau:
“…Kemudian akan ada Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah.” (HR. Ahmad)
Hadits ini bukan sekadar janji kosong, melainkan suatu keniscayaan yang pasti terjadi. Khilafah akan tegak kembali karena itu merupakan sunnatullah—ketetapan Allah dalam sejarah umat manusia—yang menandai kembalinya umat Islam pada sistem kepemimpinan yang benar sesuai dengan manhaj kenabian. Jadi, Khilafah bukanlah sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin, melainkan kepastian yang harus kita sambut dengan persiapan dan kerja keras.
Di samping itu, perjuangan umat perlu didasarkan pada thoriqoh dakwah yang benar yakni mengikuti thoriqoh dakwah Rasulullah saw. Proses ini memerlukan usaha yang gigih dan ketekunan dari semua lapisan masyarakat: para ulama, cendekiawan, generasi muda, serta aktivis baik di dunia nyata maupun di platform media sosial. Melalui dakwah yang jelas fikroh dan thoriqohnya, umat akan mampu menciptakan opini publik yang kokoh, mendorong transformasi sosial-politik yang signifikan menuju tegaknya Khilafah. Pada akhirnya Khilafah akan benar-benar tegak di Bumi Syam.
Akhirnya, berdirinya Khilafah akan menjadi solusi untuk berbagai masalah dunia Islam—mulai dari kolonialisasi dan konflik yang berkepanjangan hingga kemiskinan dan ketidakadilan. Gaza merupakan refleksi dari penderitaan besar umat yang harus segera diobati dengan kepemimpinan yang tepat. Saat Khilafah terbentuk, umat tidak hanya akan mendapatkan perlindungan dari lawan-lawan Islam, tetapi juga akan menjadi kekuatan dunia yang dihormati dan diperhitungkan. Oleh karena itu, perjuangan ini merupakan tanggung jawab seluruh kaum muslimin yang tidak boleh ditunda lebih jauh.
Saat ini, Gaza bukan hanya sekadar arena pertempuran fisik semata, melainkan juga arena pertarungan ideologi dan peradaban. Islam vs kekufuran. Khilafah vs peradaban Barat. Khilafah lah yang akan memenangkan pertempuran. Sementara Peradaban Barat yang telah usang akan menjumpai senjanya dan kemudian tenggelam. sementara Khilafah mulai menyambut fajar yang tidak akan lama lagi. Untuk itu, umat Islam di seluruh dunia perlu bersatu, memperkuat suara dan aksi mereka, untuk memastikan bahwa fajar itu benar-benar muncul—mewujudkan keadilan, keamanan, dan kemuliaan bagi seluruh umat Muslim.
Wallahu a’lam bi showwab