| 149 Views

Gaya Hidup Kriminalitas di Kalangan Pemuda

Oleh : Irmawati

Duhai pemuda, berpijarlah! Tanpa peran pemuda  setiap perjuangan dan setiap cita-cita, mustahil terwujud. "Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatannya.  Pemuda adalah pengibar panji-panjinya dalam setiap fikrahnya.

Kata-kata ini sangat cocok untuk menunjukan peran penting sosok pemuda.
Pemuda adalah gambaran sosok manusia yang cerdas  serta punya akal dan pemikiran yang cemerlang. Dipundaknya terdapat harapan membangun bangsa menjadi maju dengan potensi yang dimiliki.

Namun sayangnya, saat ini pemuda negeri ini kerap dirundung masalah kriminalitas. Fenomena maraknya kriminalitas dikalangan pemuda tentu  menimbulkan kekhawatiran ditengah masyarakat. Apalagi kini seolah-olah menjadi gaya hidup yang diterima sebagian pemuda.Padahal sebelumnya  dianggap pelanggaran norma. Sungguh miris.

Dilansir dalam RRI (22/09/2024),  Polsek Cidaun Cianjur melakukan tindakan tegas dalam menindaklanjuti laporan terkait adanya geng motor. Diduga geng motor tersebut hendak melakukan tawuran dan meresahkan masyarakat. Sejumlah barang bukti yang berhasil diamankan polisi. Seperti satu bilah pisau, satu bilah golok dan kendaraan roda dua.

Di Medan seorang anggota geng motor ditangkap hendak terlibat dalam tawuran (Medan, 29/09/2024). Selain itu, di Boyolali ditemukan vidio tawuran bersenjata tajam sedang diselidiki oleh pihak berwajib (Metro, 29/09/2024).

Meningkatnya kasus kriminalitas yang kian mengerikan menunjukan  kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan tidak sedikit bentuknya melebihi batas kemanusiaan dan akal sehat. Bukan tanpa alasan, meningkatnya kasus kriminalitas  dipengaruhi oleh beberapa faktor.  Diantaranya adalah lemahnya kontrol diri karena pemahaman agama  seseorang rendah membuat seseorang mudah emosi dan gelap mata. Akibat  tersinggung atas asas eksistensi diri rela melakukan tawuran  bahkan bisa membunuh siapapun dengan keji termasuk orang tuanya.

Selain itu, meningkatnya kasus kriminal dikalangan pemuda juga disebabkan kesenjangan ekonomi. Banyak pemuda yang tidak memiliki akses pendidikan mengakibatkan kesulitan mendapatkan pekerjaan layak karena terjebak dalam kemiskinan. Dalam kondisi ini agar bisa bertahan hidup dengan terpaksa terlibat dalam kejahatan.

Apalagi seseorang dapat dikatakan sukses apabila memiliki barang-barang material. Akibatnya banyak pemuda yang mengalami frustasi dan kegelisahan. Karena ketidakmampuan untuk memenuhi standar dalam masyarakat. Sehingga mendorong pemuda pada cara-cara negatif seperti geng motor, tawuran, dan lain sebagainya dalam mencari pengakuan dan identitas.

Terlebih, pemuda mengalami krisis moral baik dari keluarga maupun sekolah. Pemuda yang semestinya mendapatkan pendidikan karakter sejak dini dari keluarga. Tetapi, ibu yang berperan untuk mendidikan justru disibukan untuk mencari nafkah membantu memenuhi kebutuhan keluarga.

Ditambah pengaruh media sosial dan lemahnya hukum dan penegakannya tidak membuat pemuda tidak jera dalam melakukan tindakan kriminal.

Fakta diatas menunjukan persoalan meningkatnya kriminalitas dikalangan pemuda tidak lepas  dari karut marutnya sistem  berpangkal pada sistem kehidupan saat ini.  Sistem yang diadopsi dari Barat ini memisahkan aturan agama dalam urusan politik. Kebijakan yang diambil berasaskan pada keuntungan materi semata.

Dalam sistem kapitalisme dengan asasnya sekulerisme yang memisahkan antara kehidupan dengan agama. Dengan asas ini, wajar jika banyak melahirkan berbagai kerusakan. Karena kebahagiaan diukur dengan teraihnya kenikmatan secara fisik.  Selama memiliki materi, hidupnya seolah-olah sudah sukses. Untuk mendapatkan materi dengan berfikir liberal. Sehingga, menghalalkan berbagai cara.

Apalagi dalam sistem kapitalisme untuk mengasah ketangkasan tubuh, butuh biaya yang mahal untuk membayarnya. Karena dalam sistem ini meniscayakan serba materialistik. Sedangkan negara minim menyediakan fasilitasnya.

Negara dalam sistem sekuler kapitalisme dalam membentuk generasi berakhlak mulia dinilai  abai terhadap tugas. Negara telah menyia-nyiakan potensi besar pemuda sehingga yang muncul dari mereka bukan sumbangsih, tetapi masalah. Mereka tidak menjadi generasi problem solver, tetapi malah trouble maker.

Berbeda dengan Islam. Islam mampu menyelesaikan berbagai persoalan termasuk persoalan kriminalitas di kalangan pemuda.

Dengan sistem pendidikan Islam akan mewujudkan pemuda yang berkepribadian Islam. Dalam Sistem pendidikan Islam akidah merupakan fondasi dasar untuk melakukan semua pelajaran. Sehingga dengan sistem ini mampu mewujudkan sosok pemuda yang beriman dan bertakwa. Memahami tujuan hidupnya yakni mencapai ridha Allah. Sehingga, perilakunya tidak bebas karena dalam semua perbuatannya terikat dengan hukum syara.

Selain itu, sistem Islam juga memberikan lingkungan keluarga, masyarakat maupun negara yang kondusif. Untuk mengembalikan peran keluarga negara akan menyiapkan kurikulum pendidikan dalam keluarga. Sehingga orang tau memahami tanggung jawabnya dalam mendidik anak sebagai bentuk ketaatan pada Allah SWT.

Dalam lingkungan mencegah dan agar tindakan kriminalitas minim terjadi Islam akan  menguatkan fungsi kontrol masyarakat. Dengan menyuburkan aktivitas amar ma'ruf nahi mungkar. Adapun negara ikut berkontribusi dengan pemimpinnya mengetahui kedudukannya untuk mengurusi urusan rakyat dan melindunginya dengan perhatian penuh. Dengan demikian,  dengan  sistem Islam akan terwujud para pemuda hebat yang taat dan bermanfaat untuk umat. Karena itu, pemimpin peradaban Islam akan mampu memancarkan kebaikan untuk seluruh alam.

Wallahualam bissawab


Share this article via

24 Shares

0 Comment