| 13 Views

Fenomena Inses Bukti Jauhnya Keluarga dari Sistem Islam

Oleh: Cutiyanti
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok

Mengerikan! Fenomena inses (hubungan sedarah) di tengah masyarakat saat ini sangat meresahkan dan sangat menyayat hati. Orang terdekat yang seharusnya melindungi dan menyayangi malah bertindak keji dengan melakukan hal yang tak pantas dan merusak nilai moral yang selama ini sudah tertanam dalam masyarakat kita terkenal sebagai negara religius. Gambaran keji tersebut menunjukkan pengabaian terhadap aturan agama maupun aturan dalam masyarakat kita secara sosial, hidup bebas tanpa aturan. Inilah yang banyak menjangkiti orang-orang yang merasa kebahagiaan itu jika bisa merealisasikan apa yang dianggap sebagai kepuasan hidup.

Demi kepuasan individu, orang rela berbuat keji laksana binatang  yang  hanya mementingkan hawa nafsunya tanpa memikirkan dampak buruk. Pasalnya, inses itu sudah melanggar hukum agama dan hukum sosial, bahkan meruntuhkan sistem keluarga Muslim saat ini. Keluarga yang fungsi utamanya mendidik dan mengarahkan anak untuk bisa menjadi generasi masa depan yang hebat, telah rusak akibat ulah seseorang yang dengan keji hanya mementingkan hawa nafsu sesaat. Dengan inses juga akan merusak nasab, yaitu jalur keturunan dan secara medis akan terjadi kelainan secara fisik pada keturunanbta yakni kelainan gen.

Inilah buah penerapan sistem sekuler kapitalis. Tanpa agama yang berkuasa hawa nafsu dan akal manusia yang lemah akan menyesatkan dan merusak. Bahkan sistem kapitalisme dengan liberalisasinya  menjadikan rusaknya sendi-sendi kemuliaan manusia. Maka, butuh peran negara untuk melindungi setiap masyarakat agar bisa menjadi manusia yang mulia dengan aturan-aturan ataupun kebijakan-kebijakan yang dibuat bukan justru meruntuhkan dan merusak keluarga.

Seperti halnya, kebijakan hak asasi manusia, setiap orang bebas untuk berekspresi atau berbuat apa yang mereka suka dengan tidak mengusik kebahagiaan orang lain. Sesaat ini akan terlihat benar karena seseorang dapat melakukan hal yang dapat membuatnya senang tanpa mengganggu kesenangan orang lain. Namun jika dilihat dari sisi aturan Islam, jika seseorang sudah berbuat sesuatu  walaupun tidak merusak kebahagiaan orang lain, jika itu sudah melanggar aturan tetaplah dianggap salah. Pasalnya, baik atau buruk dan  tercela atau terpuji ditentukan oleh syara bukan oleh pemikiran manusia yang terbatas dan cenderung menyesatkan. Dari sini kita bisa lihat, negara di sistem sekuler kapitalis telah gagal menjaga sendi kehidupan dalam keluarga.

Lain halnya dengan Islam, Islam adalah jalan hidup yang shahih, mengatur semua urusan manusia dan menjadikan rakyat sebagai pelaksana hukum syara dengan memastikan siap, ketika berbuat salah menurut aturan syara akan ada sanksi yang tegas dan membuat jera setiap pelaku sehingga tidak akan mengulangi tindakan yang melanggar hukum syara. Islam mewajibkan negara mengurus rakyat dalam semua aspek termasuk menjaga keutuhan keluarga dan norma-norma keluarga dalam sistem sosial sesuai dengan Islam.

Islam juga menetapkan inses sebagai keharaman yang wajib dijauhi oleh setiap masyarakat. Negara haruslah menyiapkan langkan-langkah pencegahan termasuk membangun kekuatan iman dan takwa dan menutup semua celah terjadinya semua kerusakan dengan diajarkannya pada setiap individu untuk menerapkan amal makruf nahi munkar. Inilah yang akan menjadikan lapisan kedua dalam menjaga kemuliaan manusia. Semua itu akan terjadi jika sistem Islam diterapkan dalam kehidupan yang menjadikan kehidupan manusia jauh dari perbuatan tidak terpuji dan selalu menjaga kemuliaannya karena akan senantiasa taat kepada aturan yang diterapkan oleh syara.


Share this article via

0 Shares

0 Comment