| 270 Views
Fenomena Gen Z Susah Cari Kerja, Tanggung Jawab Siapa ?

Oleh : Dian Rostiani
Generasi Gen Z adalah kelompok usia yang lahir antara 1997 dan 2012. Maka adalah generasi yang pertama yang tumbuh besar dengan akses luas terhadap teknologi digital sejak usia dini.
Meskipun teknologi yang maju dan perubahan sosial yang cepat memberikan mereka banyak peluang, banyak anggota Gen Z menghadapi tantangan signifikan dalam memasuki pasar kerja.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hampir 10 juta penduduk Indonesia dari Generasi ini berusia 15 - 24 th menganggur atau tergolong dalam NEET (Not In Employment Education And Training). Angka tersebut mencerminkan masalah yang lebih, baik di perkotaan maupun di pedesaan.
Dengan 5.2 juta di perkotaan dan 4.6 juta di pedesaan tidak hanya dalam kondisi menganggur tetapi juga merasa putus asa karena tidak mendapatkan pekerjaan. BPS menggolongkan kelompok ini menjadi hopless of job
Per Februari 2024 setidaknya terdapat 369.5 RB anak muda rentang usia 15 - 29 th yang termasuk golongan _Hopless of job_
Menanggapi hal ini, anggota Komisi lX DPR Charles Meikyansah, mendorong pemerintah untuk memberi perhatian yang extra.
Polemik susahnya Gen Z mencari pekerjaan memang harus dibahas secara komprehensif. Politikus Nasdem mengakui melihat kondisi ini begitu miris mengingat seharusnya Gen Z saat ini berada pada usia produktif. Fenomena ini menjadi ancaman serius terhadap potensi bonus demografi yang diharapkan untuk Indonesia emas 2045.
Faktor utama banyaknya angka pengangguran pada penduduk muda berusia 15 - 24 th ini adalah Pendidikan yang sengaja untuk menghasilkan generasi sebagai aset industri (tenaga kerja), namun kenyataannya tidak di imbangi dengan lapangan pekerjaan yang memadai.
Faktor lain yang menyebabkan tingginya angka pengangguran bagi Gen Z adalah turunnya lapangan pekerjaan disektor formal. Ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki dengan yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
Kemudian ketidakcocokkan antara ekspektasi dan realita. Banyak anggota Gen Z yang memiliki harapan tinggi mengenai jenis pekerjaan yang mereka inginkan, termasuk gaji yang besar, flexibilitas kerja dan lingkungan kerja yang menyenangkan. Namun realitasnya tidak memenuhi harapan ini.
Jika banyaknya Gen Z yang menganggur, maka akan terjadi kesenjangan sosial dan ekonomi. Mereka yang menganggur sering menghadapi kesulitan finansial terutama bagi yang berasal dari ekonomi yang rendah.
Dampak negatif dari sulitnya mencari pekerjaan menyebabkan stres, kecemasan, deperesi, serta menyebabkan isolasi sosial dan penurunan kualitas hidup.
Sistem yang kapitalistik saat ini tidak heran jika penguasa atau negara sekalipun tidak memikirkan atau peduli dengan rakyat nya. Karena yang mereka pikir hanyalah keuntungan pribadi dan meraup materi sebanyak-banyaknya.
Jika orang yang wajib bekerja telah berupaya mencari pekerjaan namun ia tidak memperoleh pekerjaan, sementara ia mampu bekerja dan telah berusaha mencari pekerjaan, maka negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan atau memberikan fasilitas agar orang yang bersangkutan dapat bekerja untuk memenuhi nafkah hidupnya. Sebab hal tersebut menjadi tanggung jawab negara.
Didalam Islam ada beberapa langkah yang akan dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengatasi pengangguran, karena pemimpin merupakan penanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya.
Sebagaimana dalam hadits yang menyatakan bahwa :
"Imam (Khalifah) adalah _Raa'in_ ( pengurus Rakyat ) dan ia bertanggung jawab atas kepengurusan rakyatnya"
( HR.Al Bukhori )
Adapun Langkah *Pertama* , Negaralah yang menjamin pendidikan rakyat nya, sehingga pendidikan dengan mudah di dapatkan secara Gratis. Rakyat juga di bebaskan untuk memilih sesuai potensinya. Termasuk memberikan keahlian atau keterampilan pada rakyat nya terutama laki-laki yang memiliki kewajiban bekerja.
*Kedua* , menyiapkan sarana dan prasarana bagi semua Rakyat, terutama laki-laki agar mau bekerja. Seperti memberikan modal dengan cuma-cuma dan lain sebagainya.
*Ketiga* , kewajiban bekerja hanya kepada laki-laki. Ini bertujuan untuk menghilangkan persaingan antara laki-laki dan perempuan.
*Keempat* , sektor industri dalam Islam akan lebih banyak menyerap tenaga dalam negeri dan dikelola oleh negara langsung. Seperti memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah.Dengan tujuan agar rakyat mudah mendapatkan pekerjaan dan tidak ada yang menganggur.
Islam mengatasi dan menyelesaikan masalah ketenagakerjaan yang ada. Solusi yang ditawarkan Islam bukanlah solusi tambal sulam , melainkan solusi yang _fundamental_ terhadap persoalan masyarakat termasuk masalah ketenagakerjaan.
Sudah saatnya Indonesia berpaling kepada sistem Islam untuk menyelesaikan berbagai persoalan-persoalan bangsa termasuk ketenagakerjaan