| 59 Views
Dilema Magang Sistem Kapitalis, Islam Solusinya

Oleh : Daniaty Agniya
Berita tentang TPPO sebulan terakhir mencuat kembali, dan penindakan terhadap pelaku oleh Bareskrim polri beserta Polda jajaran dan instansi terkait, karena kembali banyaknya kasus TPPO menjadi korban sebanyak 397 kasus, dan tersangka 482 orang, dan menyelamatkan 904 korban sepanjang Oktober sampai September ini berhasil diungkap, ungkap Komjen Wahyu, dalam konferensi pers di polri, Jakarta Selatan Jumat ( 22/11/2024).
Miris dalam sistem pendidikan kapitalis jargon bahwa pendidikan SMK membuat negara maju akan tetapi itu hanya ilusi justru membuka peluang terjadinya TPPO dengan berkedok magang.
Hal ini berkaitan dengan orientasi negara dalam menyiapkan tenaga kerja lulusan SMK membuktikan arah pendidikan adalah menyiapkan tenaga buruh bagi pasar global. Adanya link and match PT dan perusahaan membuat kegiatan magang menjadi salah satu pilihan untuk mengasah kecerdasan dan keterampilan pekerjaan.
Kondisi ini dapat memberi peluang perusahaan memanfaatkan situasi ini untuk mendapat tenaga kerja murah. Dan negara tidak mampu menyediakan lapangan kerja yang layak bagi warganya, dan tidak mampu mengolah keberlimpahan tenaga kerja produktifnya. Semua ini dapat terjadi akibat lemahnya perlindungan dan pengawasan negara terhadap kerjasama kampus dan perusahaan.
Jadilah magang dalam pendidikan sekuler menjadi cara pembajakan potensi mahasiswa, dikarenakan negara yang tidak independen menjadi sasaran sebagai penyedia tenaga buruh bagi negara industri dan korporasi asing.
Kontrol yang lemah dari pemerintah serta ketika sistem pendidikan sekuler kapitalisme yang dijadikan salah satu aset ekonomis penting untuk mendukung pilar ekonomi negara. Pendidikan sekolah menengah kejuruan saat ini hanya bisa untuk menyuplai tenaga buruh ke dunia kerja saja bahkan hingga mensuplai ke mancanegara. Generasi di sistem saat ini bergeser nilainya hanya menjadi sekedar pencetak tenaga buruh kerja saja. Berbeda dengan sistem Islam.
Dalam sistem Islam, Islam menjunjung tinggi tujuan pendidikan. Pendidikan adalah mencetak generasi yang unggul, mulia, cemerlang, dan yang bersyaksiyahkan Islam serta memiliki kecakapan kepemimpinan dan keterampilan yang dibutuhkan di dalam kehidupan.
Khilafah mempersiapkan generasi, dengan menerapkan pendidikan yang berlandaskan aqidah Islam, generasi muda adalah aset negara, bukan sekedar aset ekonomis nasional saja, akan tetapi lulusan pendidikan Islam akan menghasilkan generasi muda yang memberikan solusi bagi permasalah bukan memberikan masalah.
Khilafah bertanggung jawab untuk bisa tercapainya tujuan pendidikan Islam (sarana, prasarana, kurikulum). Negara bisa memanfaatkan pengelolaan sumber dayanya, negara berperan penting sebagai kekuatan yang mendorong peradaban tinggi, dan sistem ekonomi Islam akan mendukung pendidikan gratis yang berkualitas.
Khilafah sebagai pemimpin maka ia bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya, seperti hadits Rasulullah " Imam (Khalifah) adalah pemimpin dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya" (HR Al - Bukhari dari jalan Abdulah bin 'Umar ).
Pendidikan praktis seperti magang disediakan Khilafah tanpa harus bergantung pada perusahaan. Kalau harus ke perusahaan tertentu, negara mengawasi dan melindungi agar tidak terjadi eksploitasi potensi generasi (mahasiswa) benar-benar diarahkan untuk membangun peradaban mulia.
Semua ini akan terwujud di dalam negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah, hanya dengan sistem Islam pendidikan akan menghasilkan generasi unggul, untuk itu kita harus mendakwahkan Islam supaya kehidupan Islam bisa diterapkan di negeri ini bahkan di dunia.
Wallahu alam bishawab