| 133 Views

Derita Gaza Islam Solusinya

Oleh : Ummu Silvi

Gaza, hingga saat ini masih terus berjuang melawan pasukan Israel. Wilayah Gaza pun semakin sempit dan ruang gerak Masyarakat di sana sangat terbatas. Baru-baru ini, pertahanan sipil Palestina di Gaza menyampaikan bahwa pasukan Israel mengubah "zona kemanusiaan aman" di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu, menyisakan hanya 9,5 persen wilayah yang disebut "zona aman" bagi warga sipil yang mengungsi.

Menurut pernyataan yang dirilis otoritas tersebut, pada awal invasi darat Israel ke Gaza awal November 2023, zona tersebut meliputi 230 kilometer persegi atau 63 persen dari total wilayah Gaza, termasuk lahan pertanian dan fasilitas komersial, ekonomi, dan layanan yang tersebar di wilayah seluas 120 kilometer persegi. Namun, serangan militer Israel terus berlanjut hingga akhirnya, pada Agustus 2024, tentara Israel mengurangi "zona kemanusiaan yang aman" ini menjadi hanya 35 kilometer persegi atau 9,5 persen dari total wilayah Gaza yang mencakup area pertanian, layanan dan komersial, yang kemudian mempersempit ruang tempat warga sipil berlindung (Antaranews.com, 25/8/2024).

Wilayah yang disebut ‘zona aman’ bagi warga sipil yang mengungsi kini tersisa 9,5 persen. Pasukan Israel mengubah ‘zona kemanusiaan aman’ di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu. Pada awal invasi darat Israel ke Gaza awal November 2023, pasukan Israel mengusir ratusan ribu warga sipil dari Gaza utara ke Gaza selatan, mengeklaim area tersebut sebagai ‘zona kemanusiaan yang aman.’

Zona tersebut awalnya meliputi 230 kilometer persegi atau 63 persen dari total wilayah Gaza, termasuk lahan pertanian dan fasilitas komersial, ekonomi, dan layanan yang tersebar di wilayah seluas 120 kilometer persegi. Zona aman tersebut menyusut drastis ketika serangan Zionis Yahudi terus berlanjut.

Zona aman yang terus berkurang memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, karena warga sipil memiliki tempat yang lebih kecil untuk melarikan diri dari aksi kekerasan. Selain wilayah aman yang semakin menyempit permasalahan yang masih terjadi sampai saat ini terkait obat-obatan.

Sungguh menyedihkan apa yang terjadi pada saudara-saudara kita di Gaza Palestina. Jumlah korban jiwa dan luka-luka yang didata hanya sebatas angka. Namun, tidak ada tindakan nyata dari dunia yang bisa menyelamatkan dan mengakhiri penderitaan mereka. Sungguh bukti nyata semua yang terjadi pada Palestina adalah buah dari penerapan ideologi kapitalisme yang menguasai dunia. Penerapan ideologi kapitalisme telah membunuh jutaan jiwa diseluruh dunia dengan berbagai cara. Bukan hanya di Palestina tetapi di wilayah negeri-negeri kaum Muslim lainnya. Ini menjadi bukti sistem dunia hari ini adalah sistem yang jahat dan tamak.

Di sisi lain, sejak perang pecah Oktober lalu, hampir 40.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza. Menurut pejabat kesehatan Gaza, sebagian besar korban tewas adalah warga sipil tapi menurut Israel, setidaknya sepertiganya itu pejuang Hamas. Israel mengatakan telah kehilangan 329 tentara di Gaza.

Bahkan lebih menyakitkan lagi, tindakan para pemimpin muslim yang tidak perduli seolah menutup mata dan telinga terhadap apa yang terjadi dihadapan mereka, bahkan menjadi antek-antek musuh Islam. Pemimpin negeri-negeri kaum muslim tidak berdaya melawan kejahatan kaum kafir. Hal ini mencerminkan kepada kita rusaknya kepemimpinan dunia Islam yang juga berada dalam dekapan kapitalisme sekularisme.

Sampai saat ini tidak ada tindakan serupa yang dilakukan oleh para pemimpin Arab dan dunia Islam untuk menghentikan agresi entitas Yahudi. Para pemimpin negeri Islam hanya melakukan kecaman serta bantuan keuangan dan logistik seadanya. Zionis pun melakukan serangan membabi-buta terhadap rumah sakit-rumah sakit. Salah satunya Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menjadi sasaran serangan brutal militer entitas Yahudi. 

Di sisi lain negara-negara Barat, seperti Amerika Serikat, Prancis, Inggris, dan Jerman secara terbuka memberikan dukungan, bantuan keuangan dan militer kepada entitas Yahudi. Sebaliknya, para pemimpin dunia Islam hanya mengecam dan mengemis bantuan PBB. Dari sana dapat dilihat, dunia terlihat abai terhadap Gaza. Sampai kapan dunia abai pada Gaza?

Mereka pun sudah merasa puas dengan tindakan itu. Inilah pengkhianatan pertama mereka terhadap kaum Muslim dan negeri Palestina, padahal mereka punya kekuatan militer besar yang bisa dipakai untuk menyelamatkan Palestina sekaligus menghancurkan negara Zionis itu.

Hal lain yang dilakukan oleh para pemimpin Muslim sampai saat ini masih membuka hubungan bilateral dengan Zionis Yahudi. Para penguasa Yordania, Qatar, Mesir, dan Arab Saudi bahkan menolak usulan embargo minyak ke negeri Yahudi dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) luar biasa antara Liga Arab dan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu (11/11/2023).

Permasalahan Palestina yang tak kunjung selesai menggambarkan buruknya ideologi yang diemban dunia saat ini. Penerapan ideologi kapitalisme telah membunuh jutaan jiwa di seluruh dunia dengan berbagai cara. Hal ini menjadi bukti buruknya sistem saat ini. Para pemimpin Muslim tak lagi peduli, bahkan menjadi antek musuh Islam. Hal Ini mencerminkan rusaknya kepemimpinan dunia Islam saat ini.

Yang menyedihkannya lagi, para penguasa negeri Muslim menjadikan negara-negaranya sebagai jalur perlintasan militer Amerika Serikat yang membantu entitas Yahudi. Saat muncul krisis di Gaza, Pemerintah Yordania yang ketakutan menampung dua skuadron pesawat tempur AS dan menerima pembangunan sistem rudal patriot.

Perang ini adalah perang melawan negara, sehingga membutuhkan tegaknya negara berideologi islam yaitu khilafah yang akan mendorong adanya jihad. Maka, selama khilafah belum terwujud tidak akan ada satu negara pun yang mampu melawan Israel dan sekutunya. Tegaknya khilafah membutuhkan kesadaran pemikiran yang sama di tengah umat. Yakni kesadaran bahwa keberadaan khilafah adalah sesuatu yang urgen. Sebab, hanya khilafah yang mampu menyatukan sekat-sekat dan umat Islam yang terpecah. Konflik agama ini menjadi tanggung jawab umat Islam di seluruh dunia. Sebab Islam mewajibkan ikatan persaudaraan menjadi landasan persatuan umat di dunia.

Hal tersebut sesuai sabda Rasulullah SAW,  yang artinya, "Sungguh Mu’min yang satu dengan Mum’in yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain." (HR al Bukhari)

Oleh karena itu, Islam mengharamkan hubungan diplomatik apa pun dengan Zionis Yahudi. Sebaliknya umat Islam wajib menggalang persatuan memerangi musuh Allah. Sesuai firman Allah SWT dalam surah al Baqarah ayat 190 yang artinya, "Perangilah oleh kalian di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah kalian melampaui batas."

Maka jelas satu-satunya solusi untuk rakyat Palestina adalah menyatukan kekuatan Islam, bukan langkah normalisasi kebijakan dua negara.  Dalam Islam, kedudulan Israel tergolong kafir harbi fi'lan (kafir yang memerangi umat Islam).  Mereka wajib diperangi dan tidak boleh diajak kerja sama, karena mereka terbukti secara nyata memerangi Muslim di hadapan dunia.

Oleh karena itu, Islam mengharamkan hubungan diplomatik apa pun dengan Zionis Yahudi. Sebaliknya umat Islam wajib menggalang persatuan memerangi musuh Allah. Sesuai firman Allah SWT dalam surah al Baqarah ayat 190 yang artinya, "Perangilah oleh kalian di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian, (tetapi) janganlah kalian melampaui batas."


Share this article via

27 Shares

0 Comment