| 239 Views
Deflasi Mengancam, Kehidupan Rakyat Dipertaruhkan ?

Oleh : Inne Mariana
Aktivis Dakwah
RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ketidakseimbangan antara stok dan permintaan menyebabkan terjadinya deflasi atau penurunan harga pada komoditas pangan di Kabupaten Bekasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bekasi, deflasi tercatat dengan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebesar 0,31 pada minggu keempat Agustus 2024 hingga negatif 3,6 pada minggu ketiga September 2024.
Pada Selasa (1/10), Tim Pengendalian Inflasi Kabupaten Bekasi melakukan monitoring di Pasar Tambun. Tim memantau stok dan harga komoditas yang menyumbang deflasi, seperti beras, cabai, bawang merah dan putih, sayuran, daging ayam, daging sapi, dan lainnya. Pedagang sembako di Pasar Tambun, Mas’sum (47), mengungkapkan terjadi penurunan daya beli masyarakat selama tiga bulan terakhir, meskipun harga beberapa barang pokok cenderung menurun. Menurutnya, penurunan daya beli ini juga disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang mulai beralih berbelanja secara daring atau menggunakan layanan Delivery Order (DO) yang langsung diantar ke rumah.
Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti, menjelaskan IPH Kabupaten Bekasi lebih rendah dibandingkan Provinsi Jawa Barat. Hal ini terjadi karena beberapa komoditas bahan pokok mengalami penurunan harga akibat melimpahnya pasokan yang tidak diimbangi oleh permintaan pasar.
“Ternyata stok yang masuk tidak sebanding dengan permintaan. Artinya supply lebih tinggi daripada demand mengakibatkan hampir 80 persen harga komoditas di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET),” imbuh Helmi.
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan drastis antara lain cabai rawit dari HET Rp57 ribu per kg sempat mencapai Rp30 ribu per kg pada 1 September 2024 dan berangsur naik di harga Rp45 ribu per kg.
Kemudian daging ayam dari HET Rp40 ribu per kg, terendah di harga Rp30 ribu per kg dan sejak 1 September 2024 mulai naik menjadi Rp35 ribu per kg. Selanjutnya, cabai merah dari HET Rp45 ribu per kg pada 1 September 2024 sempat turun di harga Rp25 ribu per kg dan kembali naik di rata-rata Rp32 ribu per kg.
Apa itu Deflasi ?
Deflasi yaitu suatu kondisi di mana terjadi penurunan harga barang dan jasa secara umum dalam jangka periode tertentu.
Deflasi sendiri dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya :
- Penurunan jumlah uang yang beredar
- Permintaan barang dan jasa yang menurun
- Peningkatan efesiensi produksi
- Peningkatan pasokan barang dan jasa di pasar
- Kebijakan moneter yang ketat, seperti kenaikan suku bunga oleh bank sentral
Dampak dan pengaruh Deflasi.
BPS melaporkan Indonesia mengalami deflasi mulai Mei 2024 dengan angka 0,03 persen. Angka ini kemudian turun menjadi 0,08 persen di bulan Juni, 0,18 persen di bulan Juli, 0,03 persen di bulan Agustus, dan 0,12 persen di bulan September. Angka deflasi ini menunjukkan kondisi terburuk yang terjadi di Indonesia sejak 1999. Dan Indonesia terakhir kali mengalami deflasi berturut-turut selama pandemi Covid-19.
Dampak dari situasi ini adalah kesulitan bagi kelas menengah ke bawah dalam mencari pekerjaan. Sementara itu, kelas menengah ke atas mengurangi belanja karena khawatir akan kondisi ekonomi yang buruk. Deflasi yang berkepanjangan dapat berdampak negatif bagi pelaku usaha, khususnya di sektor makanan, tekstil, dan properti.
Deflasi yang terjadi saat ini karena dipengaruhi faktor domestik, serta kurang tepat nya kebijakan-kebijakan pemerintah, seperti menaikkan harga pertalite, dan lemahnya industri karena kurangnya kontribusi dan menurunnya daya beli masyarakatnya.
Di lain sisi deflasi memang dapat menguntungkan masyarakat karena harga-harga menjadi lebih murah. Namun deflasi dapat berdampak negatif pada perekonomian seperti, menurunnya pendapatan bisnis, meningkatnya PHK massal, menambahnya jumlah pengangguran, penurunan investasi, stagnasi ekonomi dan bertambahnya beban utang. Karena itu, deflasi bukan hanya sekadar fenomena ekonomi yang terjadi secara alami, tetapi merupakan hasil serta dampak ketidakseimbangan struktural dalam sistem ekonomi kapitalis, di mana produksi seringkali melebihi permintaan pasar dan kebijakan-kebijakan yang lebih berfokus hanya pada stabilitas harga pasar daripada pertumbuhan ekonomi yang baik dan berkelanjutan.
Solusi Terbaik.
Negara sebagai pihak sentral dalam mengurusi urusan rakyatnya, seharusnya tidak hanya fokus pada perkembangan ekonomi tanpa memperhatikan sisi manusianya. Negara harus mampu memberikan solusi bagi jalan keluar tanpa harus mengorbankan rakyatnya, khusus nya menengah ke bawah. Sistem ekonomi kapitalis yang di adopsi saat ini membuat dampak deflasi dan inflasi akan terus terjadi, karena ketimpangan serta kesenjangan yang terjadi pada perekonomian rakyat nya.
Deflasi dapat di cegah apabila negara mampu mengelola perekonomian dengan mengadopsi sistem ekonomi Islam, di mana aturan-aturan yang tertera sesuai dengan syariat Islam. Aturan-aturan yang mencakup prinsip keadilan, pemerataan kekayaan, dan perlindungan terhadap masyarakatnya.
Ketika deflasi terjadi, solusi syariat adalah dengan mendistribusikan kekayaan melalui zakat, mendorong umat nya untuk sedekah, infaq dan wakaf. Negara juga melarang penimbunan barang, melakukan kegiatan riba, pinjol dan sejenisnya. Terakhir peran langsung pemerintah dalam menstabilisasi perekonomian negara, agar deflasi dan inflasi tidak terjadi yang bisa merugikan negara serta rakyat nya.
Wallahu A'lam Bishshawab