| 136 Views
Cuaca Ekstrem, Dampak Kapitalisasi Lahan

Oleh : Naila Zahra Salsabila
Pelajar
Semilir angin nan sejuk, pepohonan yang rindang, air jernih mengalir begitu elok, alam yang membawa kenyamanan bagi penghuni manusia dan mahluk lainnya, kini berubah menjadi mencekam. Musim penghujan menjadi banjir, musim kemarau selalu kekeringan, bahkan udara sudah lagi tidak bersahabat. Bahkan belum lama ini bencana angin puting beliung menerjang kawasan yang dulu begitu di elu-elukan keelokan dan keasrian, serta sumber kekayaan alam yang ada di dalam nya. Berubah menjadi banyaknya bencana
Dilansir oleh media online TEMPO.CO, Jakarta - Alih fungsi lahan yang sebelumnya dipenuhi pepohonan lalu menjadi kawasan industri, diklaim menjadi pemicu fenomena cuaca ekstrem berupa puting beliung, di Rancaekek, Kabupaten Bandung.
"Kawasan itu telah beralih fungsi, perubahan tata guna lahan yang semula hujan jati, berubah jadi kawasan industri. Biasanya rawan diterjang pusaran angin," kata Profesor Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Eddy Hermawan, melalui keterangannya, Jumat, 23 Februari 2024.
Penyebab alih fungsi lahan yang salah menyebabkan alam ini selalu terjadi bencana, hutan dan rawa yang berubah menjadi gedung dan pabrik yang tidak di tata dengan benar, mengakibatkan semua ini terjadi.
Sistem kapitalis yang diterapkan oleh negara saat ini, berasaskan kemanfaatan, menjadikan negara bisa semena-mena merampas lahan milik rakyat, sehingga kehidupan yang penuh kedamaian dan keadilan tidak akan mungkin terwujud. Hal ini terjadi karena kepemimpinan hanya menjadi alat melayani kepentingan segelintir orang.
Berbeda dengan Islam, sebab Diin yang sempurna, Islam mewajibkan negara untuk melindungi kepemilikan rakyatnya, termasuk tanah. Ketika negara memang membutuhkan lahan untuk kemaslahatan kaum muslimin, negara akan berdialog dengan rakyatnya, kemudian membuat kesepakatan dengan mereka, jika sudah ada rida dari rakyat, bisa dilakukan penggantian yang bisa menjamin kehilangan rakyat selanjutnya dan tidak akan merugikan rakyat.
Penguasa dalam sistem Islam akan berhati-hati dan takut jika kepemimpinannya menjadi sebab penderitaan rakyat. Mereka akan memastikan setiap kebijakan yang diambilnya akan memberi kebaikan bagi rakyatnya. Karena negara adalah perisai bagi rakyatnya. Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya imam atau khalifah adalah perisai (junnah). Orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah dan berlaku adil, baginya terdapat pahala. Akan tetapi jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggungjawab atas nya." (HR Muslim)
Wallahualam bissawab