| 76 Views
Chillfree Makin Di Nikmati, Buah Beban Hidup Yang Makin Tinggi

Oleh : Sihatun
Boyolali
Fenomena chillfree di Indonesia semakin menarik perhatian, khususnya terkait keputusan perempuan untuk tidak memiliki anak. Anggota Komnas perempuan , Maria Ulfa Ansor, menjelaskan setiap perempuan memiliki hak untuk menentukan pilihan hidupnya, termasuk memiliki anak.
Menurut nya, hal ini merupakan bagian dari hak asasi manusia yang harus dihormati oleh semua pihak. "Terserah mereka apakah seseorang memilih untuk memiliki anak atau tidak, itu bagian dari hak pribadi yang harus dihormati," ujarnya dalam wawancara bersama Pro 3 RRI, Jum'at (15/11/24).
Ia juga menekankan bahwa pilihan hidup seperti childfree tidak boleh di pandang negatif. Masyarakat perlu di berikan pemahaman bahwa keputusan tersebut adalah bagian dari kebebasan setiap individu dalam memilih gaya hidup.
Komnas Perempuan , sebagai lembaga yang memperjuangkan hak-hak perempuan, berkomitmen untuk memberikan literasi penting nya menghargai pilihan hidup setiap orang. Dan mengingatkan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung baik didalam keluarga maupun masyarakat jadi setiap individu bisa lebih bebas menjalani hidup sesuai dengan pilihan mereka.
Hari ini, fenomena childfree menunjukkan peningkatan yang signifikan, terutama pada kalangan perempuan muda dan membawa dampak yang besar terhadap perubahan cara pandang perempuan terhadap peran mereka dalam masyarakat. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keputusan ini, mulai dari pertimbangan ekonomi hingga gerakan kesetaraan gender dan hak hak perempuan.
Pada 2022, sebanyak 8,2 % perempuan usia subur di Indonesia atau sekitar 71.000 orang memilih secara sadar untuk tidak memiliki anak, kondisi ini terus meningkat selama empat tahun terakhir.
Salah satu faktor utama yang mendorong perempuan memilih childfree adalah masalah ekonomi. Dalam masyarakat modern, biaya hidup yang makin tinggi, beban pekerjaan, serta tuntutan karir menjadi alasan utama mengapa perempuan merasa enggan untuk memiliki anak. Mereka merasa bahwa memiliki anak akan mengurangi kesempatan untuk berkembang, terutama dalam dunia pekerjaan yang makin kompetitif.
Kekhawatiran tidak mampu menafkahi dan membiayai tumbuh kembang anak hingga biaya pendidikan pada masa mendatang telah menjadi faktor pemicu sebagian pasangan memutuskan untuk menganut childfree.
Pergeseran pandangan perempuan terhadap peran mereka dalam reproduksi dan peran sebagai ibu adalah gerakan hak hak perempuan ( feminisme ) yang menekankan kebebasan individu. Banyak perempuan yang merasa bahwa mereka memiliki hak untuk mengejar karir, pendidikan dan kebebasan pribadi tanpa harus terikat pada kewajiban keibuan.
Demikianlah ketika ide feminisme muncul di sistem kapitalisme. Konsep " my body, my choice telah diterima secara luas bahwa perempuan memiliki hak penuh untuk memutuskan ingin memiliki anak atau tidak. Pola pemikiran liberalisme yang terus di aruskan untuk mempengaruhi dikalangan perempuan. Sehingga perempuan memiliki cara pandang yang berubah yang memisahkan agama dari kehidupan . Dalam Kapitalisme menjunjung tinggi kebebasan individu dan kesetaraan gender sehingga menempatkan peran ibu bukan sebagai puncak kebahagiaan dari perempuan tapi justru menghambat kemajuan, dan partisipasi di masyarakat. Sehingga banyak perempuan yang memutuskan untuk memilih childfree karena mempertimbangkan manfaat dan kesenangan tanpa memperdulikan agama.
Mirisnya negara malah memberikan ruang pada penganut childfree ini dengan dalih HAM.
Sedangkan di dalam Islam, peran keibuan di pandang dengan sangat tinggi dan mulia. Menjadi ibu adalah salah satu bentuk penghormatan yang diberikan oleh Allah.
Ibu adalah yang pertama diutamakan dalam perhatian dan penghargaan dalam keluarga. Peran ibu dalam mendidik dan membimbing anak-anak nya menuju kehidupan yang baik sangat dihargai dalam Islam.
Islam juga memberikan jaminan agar peran ibu dapat dilaksanakan dengan baik, dan memudahkan seorang wanita menjalankan peran keibuan nya. Dan Islam juga memerintahkan setiap ayah dan wali untuk bekerja agar dapat menafkahi istri dan anak anaknya.
Islam tidak melarang perempuan untuk mengejar karir atau kepentingan pribadinya tetapi Islam tetap menempatkan peran keibuan sebagai bagian integral dari kehidupan perempuan. Islam menawarkan sistem kehidupan yang mendukung peran ibu dengan cara yang sangat baik. Dengan memberikan ketenangan dan jaminan kepada para ibu dalam pendidikan, kesehatan dan keamancan secara gratis. Sehingga tidak ada kekhawatiran ibu kepada anaknya. Dan juga adanya dukungan dari suami, keluarga, masyarakat, dan negara maka perempuan dapat melaksanakan perannya tersebut dengan maksimal dengan diterapkan sistem Islam oleh negara.