| 183 Views
Bulan Rajab Adalah Bulan Kemuliaan Bagi Kaum Muslim

Oleh : Dewi yuliani
Bulan Rajab adalah salah satu bulan haram (mulia) dalam penanggalan Hijriyah. Umat Islam diperintahkan untuk melakukan banyak amal shalih dalam bulan ini. Salah satu amal shalih yang utama adalah dengan cara amar mahruf Hani mingkar atau berdakwah membangun kesadaran umat untuk mewujudkan kemuliaan umat Islam.
Namun hari ini potret umat Islam sebagai umat terbaik belum terwujud karna masih begitu banyak umat yang lalai dalam menjalankan perannya sebagai muslim yang justru umat Islam hari ini banyak menghadapi krisis multidimensi. Termasuk penjajahan Palestina yang masih terus berlangsung.
Tak cukup sampai disitu masih banyak lagi peristiwa lainnya dengan kerusakan dan kebobrokan sistem Sekulerisme saat ini yang dimana mereka tidak peduli dengan sesama kaum muslim, tidak hanya saudara kita saja yang masih terjajah di Palestina namun masih banyak negeri lainnya yang terjajah oleh kafir Barat baik itu di Suriah, rohingnyah dan negeri muslim lainnya yang tertindas dan teraniayah.
Bulan Rajab juga memiliki kedudukan tersendiri bagi umat Islam selain karena termasuk dalam bulan-bulan haram bersama tiga bulan lainnya, yakni Zulhijah, Zulkaidah, dan Muharam, juga karena Rajab menyimpan catatan sejarah yang menyangkut keberlangsungan peradaban umat Islam sejak masa awal turunnya risalah hingga akhir zaman.
Namun, ada satu peristiwa penting yang juga tidak boleh dilupakan oleh umat Islam. Sebuah peristiwa menyedihkan yang menandai hilangnya kemuliaan umat, yakni runtuhnya institusi Khilafah yang selama 14 abad telah menaungi kehidupan umat Islam di seluruh dunia. Adapun aktor sejarah yang berperan besar dalam peristiwa ini adalah Mustafa Kemal, seorang antek Inggris berkebangsaan Yahudi Dunamah yang hari ini dieluk-elukan sebagai Attaturk alias Bapak Turki, laknatullah ‘alaih.
Bagi umat Islam, peristiwa memilukan ini sejatinya layak disebut sebagai tragedi kolosal. Betapa tidak? Sepanjang masa tersebut, Khilafah telah menjadi rumah besar sekaligus junnah (pelindung) bagi seluruh umat Islam dunia. Di bawah naungannya, umat Islam dipersatukan sebagai umat yang mulia dan berwibawa. Hukum-hukum syara pun tegak secara sempurna sehingga kehidupan umat Islam benar-benar sejahtera dan diliputi keberkahan tiada tara.
Dalam konstelasi politik internasional, institusi Khilafah mampu tampil sebagai negara adidaya, memimpin peradaban cemerlang yang menjadi mercusuar bagi masyarakat dunia. Ilmu pengetahuan dan tsaqafah, teknologi dan seni pun berkembang sedemikian rupa, hingga kota-kota besar di wilayah Khilafah menjadi tujuan para pembelajar yang datang dari seluruh penjuru dunia.
Kondisi ini benar-benar berubah ketika Khilafah akhirnya runtuh. Kemalangan demi kemalangan mulai menyelimuti kehidupan umat Islam. Kemalangan pertama dan utama adalah berupa hilangnya kepemimpinan politik Islam sebagai institusi penegak syariat Islam kafah sehingga karenanya umat Islam hidup dalam kekuasa yang gelap dan dosa berkepanjangan.
Kemuliaan Islam akan terwujud ketika syariat Islam diterapkan, dan penerapan syariat secara kafah hanya mungkin terwujud ketika tegak Khilafah islamiyah Umat wajib dibangun kesadarannya akan kewajibannya untuk menegakkan Khilafah. Karena tegaknya Khilafah adalah perintah Allah dan Rasul-Nya agar kehidupan Islam bisa terwujud.
Ada banyak amal yang bisa dilakukan oleh kaum muslim, dan kaum muslim membutuhkan keberadaan kelompok dakwah Islam ideologis agar tujuan dapat segera terwujud. Kelompok dakwah inilah yang akan memimpin umat menapaki jalan dakwah sesuai tuntunan Rasulullah saw. menuju tegaknya khilafah Islamiyah ala minhajin nubuwwah
Tanpa Khilafah pula, banyak hukum-hukum syariat yang tidak bisa mereka laksanakan, seperti hukum bidang politik, ekonomi, hubungan sosial, persanksian, polugri dan lain sebagainya padahal melaksanakan seluruh aturan Islam merupakan konsekuensi iman kepada Allah. Haram bagi seorang muslim terikat dengan sebagian hukum Islam dan meninggalkan hukum-hukum Islam yang lainnya.
Bahkan politik dan ekonomi negeri-negeri muslim disetir oleh kekuatan asing sehingga semua potensi yang mereka miliki, termasuk SDA yang melimpah ruah menjadi jarahan bangsa-bangsa penjajah secara legal. Akhirnya negeri muslim yang kaya raya, jatuh miskin dan terposisi sebagai pengekor bahkan terus dijajah
Kondisi demikian sejatinya bukan karakter asli umat Islam sebagaimana Allah sebutkan dalam QS. Ali Imran ayat 110. Allah SWT berfirman :
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
Hanya saja Allah menyebut bahwa predikat itu terkait dengan aktivitas mulia yang senantiasa mereka lakukan, yakni selalu mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari segala bentuk kemungkaran. Oleh karena itulah, Allah menghadiahi mereka dengan kesuksesan.
Allah Swt telah menjanjikan akan kembalinya kepemimpinan dunia kepada umat Islam sebagaimana tertuang dalam QS. An-Nur ayat 55,
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Terjemahan :
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
dan baginda Rasulullah saw. telah mengabarkan hal tersebut dalam berbagai sunahnya, tetapi umat diperintah untuk tidak berpangku tangan.Mereka harus menapaki jalan perjuangan sebagaimana Rasulullah saw menjemput kemenangan yang Allah janjikan. Beliau membangun prasyarat tegaknya kekuasaan berupa adanya umat yang menerima pemahaman dan rasa cukup atas risalah Islam. Beliau pun berupaya menghadirkan kelompok politik kuat di tengah umat hingga mampu mendorong lahirnya perubahan mendasar karena sejatinya umat adalah sumber hakiki kekuasaan.
Namun kita tidak akan mampu berjuang sendirian contohnya saja Baginda rasulullah yang ternyata tidak berjuang sendirian, beliau bergerak di tengah umat bersama jemaah dakwah atau partai politik yang bekerja fokus meraih kekuasaan tanpa kekerasan. Mereka bersama menghadapi berbagai rintangan dan tantangan karena demikianlah tabiat perjuangan menegakkan kebenaran.
Wallahu'alam bishawab