| 244 Views

Bencana Alam Melanda, Dimana Peran Negara

Oleh : Ummu Nindi

Alam menunjukkan ketidak stabilannya dengan meningkatnya bencana alam di berbagai daerah, dan hendaknya menjadi bahan renungan untuk berbenah dan bermuhasabah bagi kita sebagai individu dan negara sebagai pemangku kekuasaan yang paling bertanggung dalam hal ini.

JAKARTA, KOMPAS — Selama sepekan pertama bulan Desember telah terjadi 35 kejadian bencana alam di Indonesia yang didominasi oleh bencana hidrometeorologi. Sebanyak 24 jiwa meninggal dan 99.968 orang mengungsi.

Data yang dicatat oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut terjadi pada 2-9 Desember 2024 di 11 provinsi dan 26 kabupaten/kota di Pulau Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Rinciannya, 21 kejadian banjir, 7 kejadian tanah longsor, 5 kejadian cuaca ekstrem, 1 kejadian gelombang pasang dan abrasi, serta 1 kejadian gempa bumi.

Penyebab bencana alam salah satunya adalah faktor alam, tingginya curah hujan, rendahnya serapan air dan pendangkalan sungai, serta letak geografis Indonesia berada di daerah iklim tropis dengan dua musim, yakni hujan dan panas, wilayah dengan tektonik yang tinggi dan memiliki topografi yang beragam sehingga memang rawan mengalami bencana alam.

Selain faktor alam, penyebab adalah adalah aktifitas  perusakan lingkungan, menyebabkan hilangnya keseimbangan ekologi. yang di lakukan para kapital atas legitimasi negara yang berjalan secara sistematis, maraknya aktivitas deforestasi untuk lahan pertanian dan perkebunan, juga pemukiman, serta pengolahan pertambangan yang ugal ugalan, menyebabkan hilangnya fungsi hutan sebagai serapan air dan pengikat tanah.

Di tambah lagi gaya hidup individu yang tidak baik, tidak memiliki kesadaran menjaga lingkungan, kebiasaan membuang sampah sembarang, membuat sampah menumpuk di mana mana, bahkan beberapa daerah masuk dalam daftar darurat sampah, maka ketika hujan datang sampah akan menyumbat saluran air dan berujung pada bencana banjir.

Namun aspek yang perlu di perhatikan adalah buruknya  infrastruktur mitigasi, sistem peringatan dini dan infrastruktur penanggulangan bencana yang tidak optimal dapat meningkatkan resiko bencana dan memperparah dampak bencananya.

Mitigasi sebelum bencana harusnya ini menjadi pokok penting yang harus di upayakan, karena akan mengurangi resiko bencana ulang, misalnya melakukan pendalaman Daerah Aliran Sungai yang mengalami pendangkalan sehingga bisa aktif kembali menampung debit air hujan, membangun tanggul penahan, larangan membangun pemukiman di sekitar pinggiran sungai, menekan perambahan hutan, dan memberikan informasi yang cukup terkait potensi bencana.

Tidak kalah penting mitigasi pasca bencana juga harus menjadi perhatian, perlu ada informasi kepada korban bencana kapan harus mengungsi, di mana tempat pengungsian, jalur evakuasi terdekat, menjaga harta yang di tinggal, menyediakan makan yang layak, sampai korban pengungsi dapat kembali ke rumahnya masing-masing dengan selamat.

Kembali menyoal bencana yang berulang tidak bisa lepas dari paradigma sekuler kapitalis yang menjadi pijakan para penguasa berdiri, mereka tidak memiliki sensitivitas dan keseriusan menyelesaikan perihal ini, banyak sebagian besar penyebab munculnya bencana adalah kebijakan penguasa itu sendiri.

Lain halnya dengan Islam, penguasa bukan hanya sekedar memimpin, namun yang terpenting fungsi pemimpin adalah mengurus urusan rakyat dan sebagai penjaga dan  pelindung rakyat.

Negara Islam akan siap tanggap menghadapi ujian dari Allah berupa bencana alam, baik moril maupun materiil. Pemimpin akan berupaya penuh meminimalisir terjadinya bencana , dengan melakukan berbagai antisipasi bencana demi menjaga rakyatnya dari musibah yang dapat membinasakan rakyat, semua atas dasar tanggung jawab pemimpin terhadap rakyatnya yang berasal murni karena pemerintah Allah.

Semua itu akan mudah di lakukan negara, karena negara akan memiliki pendanaan yang cukup sebab  menerapkan sistem ekonomi Islam. Sumber sumber keuangan negara masuk dari berbagai arah, terutama dari kepemilikan umum yakni pengelolaan sumber daya alam yang hasil keuangannya di kembalikan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.

Islam adalah agama rahmatan Lil Alamiin, yang ketika seluruh aturan Islam di laksanakan akan menjadi Rahmat bagi seluruh alam, semestinya dengan Islam yang merupakan problem solving dapat menyelesaikan seluruh permasalahan tanpa masalah!, tidak terkecuali  bencana alam.

Wallahu a'lam bish showwab.


Share this article via

59 Shares

0 Comment