| 585 Views

Bebaskan Palestina Butuh Tindakan Nyata Bukan Hanya Sebatas Narasi

Oleh: Hamsina Ummu Ghaziyah

Setahun sudah rakyat Palestina hidup dalam suasana mencekam akibat serangan militer beruntun zionis sejak 7 Oktober 2023. Serangan militer itu berlangsung setiap hari hingga menelan korban puluhan ribu warga sipil. Menyedihkannya, hingga saat ini, belum ada aksi nyata dari pemimpin negeri muslim, seperti mengirimkan tentara militer mereka untuk menolong warga sipil di sana. Harus berapa banyak lagi rakyat Palestina yang syahid? Terlebih korban terbanyak dari kalangan anak-anak dan perempuan.

Menyikapi persoalan Palestina, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani turut menyuarakan keinginannya untuk menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Pidato itu disampaikan di hadapan puluhan delegasi negara-negara Afrika dalam Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024 di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).

Dalam pidatonya yang sekaligus membuka kegiatan tersebut, Puan mengingatkan peran parlemen untuk berkontribusi dalam menyelesaikan persoalan global. Selain itu, ia menilai parlemen juga harus menghargai HAM dan menegakkan hukum. Karena itu juga, menurutnya parlemen berperan untuk mendorong perdamaian dunia dengan menolak cara kekerasan dalam menghasilkan perdamaian (Suarabali.com,1/9/2024).

Indonesia sendiri secara konsisten lantang menyuarakan untuk mewujudkan perdamaian di Palestina dan Ukraina. Ada tiga sasaran yang ingin dicapai dalam upaya ini. Pertama, penghentian segala bentuk kekerasan. Kedua, memastikan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan. Ketiga, dimulainya kembali pembicaraan perdamaian menuju two state solution sesuai parameter internasional. (Kabar24.bisnis.com,1/9/2024)

Seperti yang kita ketahui, konflik antara Palestina dan Israel telah menciptakan situasi darurat kemanusiaan yang cukup fatal terutama bagi warga sipil. Terhitung hingga kini jumlah korban tewas di Gaza, Palestina terus bertambah akibat serangan Israel.

Dilansir AFP, Minggu (1/9/2024) Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan 40.738 orang tewas selama lebih dari 11 bulan terakhir sejak Israel menyerang Gaza. Jumlah tersebut mencakup sedikitnya 47 orang tewas dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir. Sebanyak 94.154 orang terluka di jalur Gaza sejak perang Hamas vs Israel pada 7 Oktober 2023.

Berbagai bantuan telah dikerahkan baik dari individu maupun berbagai organisasi seperti halnya bantuan penggalangan dana, pengiriman obat-obatan, makanan, pakaian, selimut, dan lain sebagainya. Namun, bertahun-tahun Palestina dilanda konflik, bantuan terus dikirimkan tetapi tidak mampu meredakan konflik yang terjadi di sana. Bahka, berbagai seruan dan kecaman yang dilakukan oleh pejabat maupun pemimpin-pemimpin muslim di seluruh dunia pun tidak mampu menghentikan kekejaman Israel atas Palestina.

Jelas, apalah artinya seruan dan kecaman untuk menghentikan genosida di Palestina tanpa adanya kirimkan pasukan atau tentara untuk menghentikan kejahatan zionos? Bukankah ini hanya sekadar pencitraan belaka. Mengingat, kecaman demi kecaman terus disuarakan, namun kerja sama terutama di bidang ekonomi tetap terjalin harmonis dengan zionas. Terbukti hingga saat ini, seruan tersebut tidak mampu menghentikan genosida Israel atas Palestina. Bahkan, sekalipun seruan itu berasal dari badan kemanusiaan PBB tidak mampu menghentikan syahwat zionis Israel untuk membunuh seluruh warga sipil Palestina.

Jika ditelisik lebih dalam, permasalahan Palestina dan Israel merupakan persoalan cabang yaitu penjajahan Israel atas Palestina. Inilah yang merupakan persoalan cabang yang harus diselesaikan, karena sebanyak apapun bantuan pangan, obat-obatan, dan pakaian jika tidak ditelusuri masalah cabangnya maka persoalan tersebut tidak akan berakhir pada sebuah solusi. Untuk memastikan keberadaan warga Palestina dalam keadaan terpenuhi segala kebutuhannya mulai dari pangan, obat-obatan, maupun pakaian maka penjajahan Israel atas Palestina harus dicabut agar entitas zionis yahudi tersebut musnah dari bumi Palestina.

Hanya saja, untuk menghentikan agresi zionis yahudi dari tanah Palestina tidaklah mudah. Apalagi jika hanya berharap pada pemimpin-pemimpin muslim di dunia yang notabene masih menjalin hubungan baik dengan entitas yahudi. Ditambah lagi, negeri-negeri muslim di dunia dibentengi oleh nation state (negara bangsa) yang hanya peduli pada negaranya sendiri. Bahkan mungkin untuk melakukan penyerangan terhadap zionis Israel negeri-negeri muslim semisal yang berada di sayap kanan Palestina yaitu Mesir, Turki, dan Arab Saudi tidak akan 'mampu' padahal negeri-negeri muslim tersebut memiliki kekuatan militer yang banyak dan kuat. Hal ini tentu memuncukkan persepsi bahwa para pemimpin  negeri muslim itu tidak berdaya karena takut kepada sekutu Israel yang tak lain Amerika Serikat.

Berharap solusi dari badan keamanan PBB pun sama saja. Bahkan, cenderung memihak zionis dan merigikan rakyat Palestina. Pasalnya, dewan keamanan PBB memberikan two state solution atau solusi dua negara. Padahal sejatinya, solusi dua negara sama halnya mengakui entitas zionis yahudi yang hidup di tanah Palestina. Solusi dua negara bukanlah opsi yang real untuk menghentikan kekejaman Israel atas rakyat Palestina. Solusi dua negara sama artinya  mengakui kemerdekaan Palestina, namun pada saat yang sama memberi hak zionis untuk menduduki tanah  Palestina.

Olehnya itu, penyelesaian penjajahan Israel terhadap Palestina, tidak lain hanya dengan jihad dan Khilafah. Karena itu, penting untuk membangun kesadaran seluruh kaum muslim agar bersatu. Sebab, kaum muslim itu pada hakikatnya bersaudara. Ibarat satu tubuh, yang mana ketika satu anngota tubuh merasakan sakit maka seluruh tubuh akan merasakannya. Seyogianya, kaum muslim terikat dalam satu akidah, pemikiran, dan perasaan yang sama, yaitu Islam. Pun diatur oleh satu aturan, yakni sistem Islam. Sebagaimana dalam hadits Bukhari- Muslim, Rasulullah saw. bersabda, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)".

Sungguh, hanya dengan Islam ukhuwah kaum muslim dapat dibangun dan diwujudkan bedasarkan asas akidah. Negara juga berperan penting dalam menanamkan sikap umat terhadap saudara sesama muslim, terlebih yang dijajah seperti Palestina.

Selain itu, Islam juga membina setiap rakyat dengan kesadaran politik Islam, sehingga masalah Palestina-Israel tidak dipandang sebagai persoalan Palestina saja. Akan tetapi, masalah bersama seluruh kaum muslim. Pun, tidak memandang kekejaman zionis terhadap rakyat Palestina sebagai masalah kemanusiaan semata. Akan tetapi, dipandang sebagai tindakan genosida terstruktur penjajah (zionis Yahudi) yang ingin menguasai wilayah jajahannya dengan cara memusnahkan seluruh penduduknya (rakyat Palestina). Sungguh, hanya Khilafah yang mampu menghentikan penderitaan rakyat Palestina dan seluruh negeri muslim di dunia. Baik yang dizalimi oleh penjajah maupun oleh pemimpin negerinya sendiri.

Wallahu A'lam Bishshowab


Share this article via

63 Shares

0 Comment