| 137 Views

Beban Hidup Tinggi, Childfree Makin Diminati

Oleh : Rifdatul Anam

Childfree atau hidup bebas tanpa mempunyai anak kini banyak digandrungi masyarakat Indonesia terutama perempuan. Para perempuan yang terbawa arus childfree mengaku bahwa cara ini dipilih agar lebih fokus pada karier atau pendidikan karena ekonomi dan kesehatan. Yang lebih membuat mengelus dada, tak sedikit pula muslimah yang mengikutinya.

Childfree ini merupakan gagasan yang dibuat oleh negara-negara Barat yang berusaha untuk mengurangi jumlah populasi dunia. Semakin hari, fenomena childfree ini menunjukan peningkatan yang signifikan. Mengenai kasus childfree, Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia telah merilis laporan periode  2023. BPS melakukan survei kepada kelompok perempuan dan ditemukan 71 ribu perempuan berusia 15 hingga 49 tahun yang tidak ingin memiliki anak.

Angka ini diprediksi akan berpengaruh pada total fertility rate (TFR) atau angka kelahiran. Tren TFR belakangan dilaporkan secara global dan jumlah penyusutan terbanyak terjadi di Jepang hingga Korea Selatan. Artinya, seiring bertambahnya waktu, semakin sedikit anak yang lahir. (Detikhealth, 12-112024)

Tampak jelas dampak buruk dari childfree, namun pemerintah tidak ada upaya serius dalam hal ini, seperti terkesan abai dan tidak peduli. Bahkan malah mendukung kampanye Komnas Perempuan tentang childfree yang merupakan bagian dari HAM. Anggota Komnas Perempuan, Maria Ulfah Ansor, menjelaskan setiap perempuan memiliki hak untuk menentukan pilihan hidupnya, termasuk memiliki anak. Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari hak asasi manusia yang harus dihormati oleh semua pihak.

Seiring berjalannya waktu, childfree ini membawa perubahan cara pandang perempuan terhadap perannya di tengah masyarakat. Yang sebelumnya,  menjadi seorang ibu merupakan sesuatu kebanggaan, kini perempuan beranggapan memiliki anak dapat menghambat pencapaian karir dan pendidikan, bertambahnya kebutuhan dan beban dan lainnya.

Banyak faktor yang menjadi penyebab childfree, mulai dari ide hak reproduksi perempuan  hingga biaya hidup tinggi. Maka dari itu muncullah berbagai pandangan tentang childfree ini. Ada yang memandang, dengan adanya anak akan membatasi kebebasan diri, bahkan anak dianggap menjadi beban yang akan memberatkan orang tua karena khawatir dengan kondisi kehidupan yang semakin tinggi biaya kebutuhan pokok, biaya pendidikan, dan kesehatan.

Ide childfree yang lahir dari feminisme dalam sistem kapitalisme sekuler ini, telah mengesampingkan nilai agama. Ide yang lahir bukan dari islam akan dapat membahayakan kehidupan. Pola pikir liberal yang diaruskan memengaruhi kalangan kalangan muda. Kekuatiran akan rezeki dan tidak mau repot, menjadikan anak sebagai beban. Kesulitan hidup dalam kapitalisme mendorong perempuan/istri memilih childfree, karena tidak ada jaminan

Kehidupan di tatanan kapitalisme sekuler ini semakin menjauhkan kita dari akidah dan syariat islam, serta pandangan terhadap kehidupan peradaban islam. Sistem ini menyuguhkan bahwa pencapaian materi yang berlimpah adalah sesuatu kesenangan dan kebahagiaan, sehingga membuat tak percaya dengan adanya konsep rezeki. Childfree hanya mempertimbangkan manfaat dan kesenangan, tanpa pertimbangan agama sama sekali.

Pandangan dalam Islam, menjadi seorang ibu adalah sebuah penghormatan yang diberikan Allah Swt kepada perempuan. Ia mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia. Sehingga Rasulallah Saw menggambarkan bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu. Peran ibu sangat dihargai dalam islam sebagai pendidik anak-anaknya.

Untuk menjaga ketenangan dan memberikan jaminan kesejahteraan serta menguatkan akidah Islam bagi perempuan, negara islam akan turut berperan menjamin kebutuhan pokok masyarakat, memberikan pendidikan dan kesehatan secara gratis juga berkualitas,  serta menjamin keamanan. Negara juga memberikan benteng atas masuknya pemikiran yang bertentangan dengan Islam. Tidak ada kekhawatiran di pundak seorang ibu, karena anak bukanlah beban melainkan amanah sebagai ladang pahala bagi orangtua.

Selain itu, suami juga berperan dalam menjaga emosional istri dan turut membantu istri dalam pekerjaan rumah tangga termasuk menjaga anak-anak. Islam mengharuskan para suami memperlakukan istri dengan baik, Rasulullah saw. bersabda, "sesungguhnya orang yang terbaik diantara kalian adalah yang paling baik perlakuannya kepada istrinya. Aku adalah yang terbaik perlakuannya kepada istri diantara kalian". (HR.Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

Dengan begitu, tidak ada alasan bagi perempuan untuk mengadopsi pemikiran childfree ini, dan secara otomatis akan menolak ide childfree yang jelas bertentangan dengan akidah Islam. Semua dukungan tersebut akan membuat perempuan menjalani perannya dengan maksimal sebagaimana mestinya. Wallahu'alam bishawab.


Share this article via

118 Shares

0 Comment