| 118 Views
Anak Perempuan Pun Bisa Menjadi Pelaku Bullying!

Oleh : Jamie
Miris! Itulah yang saya rasakan ketika mendengar beritapenganiyaan yang dilakukan oleh 4 remaja perempuan terhadap seorang kakak yang akan membela adiknya (tribunnews03/02/2024). Sebenarnya kejadian perundungan seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Bukan hanya satu atau dua kasus perundungan baik secara fisik maupun psikis bahkan sampai menyebabkan kematian. Namun kali ini dilakukan oleh remaja perempuan yang dianggap lemah dan tak berdaya. Saya semakin paham bahwa hidup dalam genggaman kapitalisme memang tidak mudah. Sistem pendidikan yang ada sekarang tidak serta merta menjadikan generasi berkarakter sesuai dengan harapan semua pihak. Padahal program pendidikan karakter telah dijalankan. Lalu dimana akar masalahnya?
Banyak sekali faktor pendukung penyebab perundungan yang terjadi. Faktor keluarga yang tidak harmonis, tuntutan keluarga yang berlebihan, tontonan yang melenakan seperti sinetron atau film yang menayangkan tindak kekerasan, games dan konten-konten kekerasan yang ditampilkan sangat berpengaruh terhadap psikis seseorang. Tayangan publik semakin jauh dari norma-norma agama, tidak jarang bahkan membuat kecanduan sehingga tanpa disadari tayangan-tayangan tersebut terserap dalam otak tanpa filter. Semua bebas berekpresi, berbicara, berperilaku sesuai kehendak hati. Tidak adanya instansi yang mengatur tayangan di media massa membuat kebebasan semakin merajalela.
Yup. Beginilah hidup dalam sistem yang jauh dari nilai-nilai agama yaitu sistem kapitalisme yang mengusung ide kebebasan alias liberal yang berdasarkan asas sekuler yaitu memisahkan peran agama dari kehidupan. Dalam system kapitalisme ini manusia dibuat semakin jauh dari agama padahal agama berperan penting untuk mengatur seluruh tatanan kehidupan manusia, baik yang mengatur hubungan manusia dengan diri sendiri, dengan manusia lainnya maupun denganAllah SWT.
Jika kita mau benar-benar bertafakkur sebenarnya satu-satunya solusi hakiki yang dapat menyelesaikan segala problematika hidup, termasuk perundungan adalah Islam. Untuk pendidikan misalnya, pendidikan dalam islam adalah upaya untuk membentuk manusia memiliki kepribadian islam, menguasai pemikiran islam, menguasai ilmu-ilmu terapan(IPTEK).
Dengan menyampaikan pemikiran Islam yang sempurna kepada para siswa sesuai porsinya, teruta mamenjelang pra baligh agar generasi memahami segala konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan atas segala perbuatan yang dilakukan, dapat membentuk kepribadian Islam (Syakshiyah Islamiyah) secara utuh dan menyeluruh. Harapannya setelah keperibadian Islam terbentuk, generasi memiliki rasa empati yang tinggi, nafsiyah yang benar sesuai ajaran Islam, dan semangat untuk amar ma’ruf nahi munkar. Sebagaimana yang pernah Rasulullah sabdakan, “Perumpamaan kaum mukminin satu dengan yang lainnya dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan saling berlemah-lembut di antara mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota badan sakit, maka semua anggota badannya juga merasa demam dan tidak bisa tidur". [HR. Bukhâri dan Muslim, sedangkan lafalnya adalah lafazh Imam Muslim].
Kita butuh solusi untuk dapat menuntaskan problematikakehidupan. Dan solusi ini tidak bisa hanya dilakukan secaraindividu, butuh peran negara untuk menerapkan segala aturan secara sistemik dan terintegrasi. Islam memiliki sistem yang sempurna yang menjamin terbentuknya kepribadian yang mulia baik di keluarga, sekolah maupun Masyarakat. Penerapan syariat islam secara utuh dan menyeluruh oleh sebuah negara akan berpengaruh terhadap pola pembentukan keluarga, penataan media hingga problematika pendidikan. Maka, solusi tuntas untuk menyelesaikan berbagai problematika kehidupan adalah di terapkannya syari’at islam secara utuh dan menyeluruh dalam sebuah institusi yaitu Khilafah Islamiyyah.