| 18 Views
Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup

Oleh : Sri Setyowati
Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam
Dalam peringatan Nuzulul Qur'an tahun ini, Kementerian Agama menggelar 350 ribu khataman Al-Qur'an yang diikuti Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan pada 16 Ramadan 1446 Hijriah. Program bertajuk Indonesia Khataman Al-Qur'an di Sulsel dipusatkan di Aula Kantor Wilayah Kemenag Sulsel Makassar. Program ini diharapkan mampu menguatkan semangat keislaman dan kebangsaan serta mengajak umat muslim untuk mencintai, memahami, dan meneladani Al-Qur'an.
Kakanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid mengatakan bahwa saat Nuzulul Quran ini kita membaca, menerjemahkan, sampai memahami Al-Qur'an, lalu dibumikan dalam kehidupan kita sehari-hari apa yang kita dapatkan dari Al-Qur'an. Kalau dilakukan, Insyaallah kedamaian dan ketentraman masyarakat itu bisa dijaga. Program tersebut melibatkan berbagai unsur. Di antaranya, Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran, Badan Kesejahteraan Masjid, KUA, Majelis Taklim, Pesantren, Madrasah, hingga masyarakat umum. Di Sulsel sendiri, ditargetkan jumlah khatam Al-Qur'an mencapai 13.500. (metronews.com, 16/03/2025)
Atas arahan Bupati Bogor Rudy Susmanto, Wakil Bupati Jaro Ade melaksanakan Peringatan Nuzulul Qur'an yang diselenggarakan di Masjid Agung Nurul Faizin, Cibinong, pada Minggu (14/03/25). Acara yang mengusung tema "Peran Al-Quran Dalam Membangun Masyarakat Berahlak Mulia" tersebut dihadiri berbagai tokoh dan masyarakat setempat. Rudi Susmanto yang tidak bisa hadir pada acara tersebut telah berpesan melalui Jaro Ade agar seluruh aparatur pemerintah terus meningkatkan iman dan takwa, serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, meningkatkan gotong-royong, tidak hanya dalam hal kebersihan atau bantuan material, tetapi juga dalam doa untuk kesehatan dan keselamatan kita semua, serta saudara-saudara kita yang sedang menghadapi musibah bencana alam.
Jaro Ade juga menyampaikan pentingnya kegiatan Nuzulul Qur'an ini untuk mengingatkan umat Islam akan peran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Ia menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah pedoman hidup yang harus terus dipelajari, dipahami, dan diamalkan. Beliau juga mengajak seluruh yang hadir untuk mendoakan agar seluruh jajaran pemerintah tetap diberi kekuatan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya demi kemajuan Kabupaten Bogor yang lebih baik. (kabarindoraya.com, 16/03/2025)
Nuzulul Quran merupakan malam di mana wahyu pertama Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril di Gua Hira. Peristiwa ini menjadi awal dari penyampaian risalah Islam kepada umat manusia. Karena itu, hampir di semua daerah setiap tanggal 17 Ramadan memperingati Nuzulul Qur'an. Tokoh-tokoh masyarakat menyerukan semangat keislaman serta mengajak umat muslim untuk mencintai dan meneladani Al Qur'an hingga bisa membangun masyarakat berakhlak mulia. Implementasi mencintai Al-Qur'an diwujudkan dengan bacaan, hafalan hingga seruan tentang perubahan akhlak dan moral yang baik. Tidak ada yang salah dalam kegiatan tersebut karena semuanya bisa bernilai ibadah dan mendatangkan kebaikan. Namun, umat Islam semestinya tidak mencukupkan hanya dengan berbagai peringatan untuk menunjukkan cinta kepada Al Qur’an.
Berbagai peringatan Nuzulul Qur'an tidak akan mempunyai dampak yang berarti bagi individu masyarakat dan negara ke arah yang lebih baik selama sistem yang diterapkan sistem demokrasi kapitalisme yang digunakan dalam mengatur kehidupan. Aturan yang dibuat oleh manusia bersifat lemah dan dipengaruhi hawa nafsu sehingga sangat berpotensi menimbulkan pertentangan dan permasalahan.
Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang mengatur semua aspek kehidupan. Sudah seharusnya semua perintah dan larangan-Nya diterapkan tanpa pilih-pilih ayat ala prasmanan, yang disukai diambil sedangkan yang tidak disukai dibiarkan begitu saja. Dari Ramadan ke Ramadan berikutnya tidak nampak perubahan nyata dalam penerapan seluruh isi Al-Qur'an. Spirit Nuzulul Qur'an hanya sebatas ibadah ritual saja dengan mengabaikan perintah dan larangan secara nyata.
Kita bisa melihat betapa terpuruknya kondisi umat saat ini ketika Al-Qur'an tidak diterapkan secara menyeluruh. Umat Islam terjajah dan dihinakan kaum kafir penjajah. Kekayaan alam juga dijarah dan dikuasai. Kehidupan masyarakat pun makin sekuler. Kekerasan, pembunuhan, korupsi, seks bebas, bullying dan kriminal makin marak dan mengerikan. Keadilan susah didapatkan. Hukum pun bisa diperjual belikan. Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya "Dan barang siapa berpaling dari peringatan (ayat-ayat)-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (QS Thaha [20]: 124).
Sudah seharusnya Al-Qur'an diterapkan seutuhnya dalam kehidupan. Hal ini pasti akan menjadi jaminan terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan dipenuhi dengan keberkahan. Allah telah mengabarkan dalam firman-Nya, Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (QS Al-A'raf [7]: 96).
Untuk itu perlu penyadaran umat akan pentingnya Al-Qur'an sebagai pedoman hidup, bukan hanya pedoman bagi individu, tetapi juga masyarakat dan negara dalam menerapkan Islam secara kafah dalam kehidupan. Tentunya tidak mudah penyadaran untuk kembali kepada aturan Allah tersebut. Penyadaran ini hanya bisa dilakukan melalui aktivitas dakwah pemikiran bersama jamaah dakwah ideologis yang memperjuangkan Islam sesuai dengan metode kenabian untuk mewujudkan tegaknya institusi yang bisa menerapkan seluruh perintah dan larangan Al-Qur'an dalam kehidupan ini. Tidak ada institusi yang bisa menerapkannya selain tegaknya Khilafah.
Wallahualam bissawab