| 12 Views

Al-Qur'an Kompas Kehidupan

Oleh : Diana Nofalia, S.P.

Program bertajuk Indonesia Khataman Al-Qur'an di Sulsel dipusatkan di Aula Kantor Wilayah Kemenag Sulsel Makassar. Program ini diharapkan mampu menguatkan semangat keislaman dan kebangsaan serta mengajak umat muslim untuk mencintai, memahami, dan meneladani Al-Qur'an.

"Saat Nuzulul Quran ini kita membaca, menerjemahkan, sampai memahami  Al-Qur'an. Itu kita bumikan dalam kehidupan kita sehari-hari apa yang kita dapatkan dari  Al-Qur'an," ucap Kakanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid kepada Metro TV, Minggu, 16 Maret 2025. (https://www.metrotvnews.com/play/NxGCGjnl-nuzulul-quran-jadi-momentum-kuatkan-semangat-mencintai-al-qur-an)

Hal senada pun berlangsung di Cibinong. Wakil Bupati Kabupaten, Jaro Ade lakukan Peringatan Nuzulul Qur'an yang diselenggarakan di Masjid Agung Nurul Faizin pada Minggu (14/3/25). Acara yang mengusung tema "Peran Al-Quran Dalam Membangun Masyarakat Berahlak Mulia" tersebut berlangsung khidmat dengan kehadiran berbagai tokoh dan masyarakat setempat.

Wakil Bupati Bogor, Jaro Ade menyampaikan harapan agar seluruh masyarakat Kabupaten Bogor terus berdoa dan mendukung seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Bogor, termasuk dirinya dan Bupati Bogor Rudy Susmanto, dalam menjalankan tugas dan pelayanan yang terbaik.

Jaro Ade juga menyampaikan pentingnya kegiatan Nuzulul Qur'an ini untuk mengingatkan umat Islam akan peran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Ia menegaskan bahwa Al-Qur'an adalah pedoman hidup yang harus terus dipelajari, dipahami, dan diamalkan. (https://www.kabarindoraya.com/laksanakan-arahan-bupati-wabup-bogor-jaro-ade-pimpin-peringatan-nuzulul-quran-tekankan-pentingnya-akhlak-mulia)

Bicara terkait konsep Al-Qur'an sebagai pedoman kehidupan tidaklah segampang yang dibayangkan. Dalam sistem Demokrasi-Kapitalisme saat ini menjadikan akal manusia sebagai sumber aturan. Padahal manusia adalah makhluk yang lemah sehingga berpotensi adanya pertentangan dan perselisihan. Dan akhirnya, berkonsekuensi lahirnya berbagai permasalahan.

Al Qur’an seharusnya menjadi landasan setiap individu, masyarakat dan negara. Namun hari ini justru individu yang berpegang pada Al-Qur'an dan menyerukan untuk kembali kepada Al-Qur’an secara komprehensif cenderung dianggap radikal.

Dalam sistem ini, prinsip kedaulatan di tangan rakyat menjadikan manusia sebagai penentu hukum. Tak ayal akhirnya hukum dibuat berdasarkan hawa nafsu dan kepentingan.

Berpegang pada Al-Qur’an sejatinya konsekuensi keimanan dan harusnya terwujud pada diri setiap muslim. Apalagi jika ingin membangun peradaban manusia yang mulia, Al-Qur’an harus menjadi asas kehidupan.

Allah Swt. juga menegaskan, “Sungguh, Al-Qur’an ini memberikan petunjuk ke jalan yang lebih lurus, juga memberikan kabar gembira kepada kaum mukmin yang mengerjakan amal-amal saleh, bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al-Isra’ [17]: 9). Namun hari ini Al-Qur’an diabaikan meski peringatan nuzulul Qur’an setiap tahun diadakan, bahkan oleh negara.

Umat harus menyadari kewajiban berpegang pada Al-Qur’an secara keseluruhan dan memperjuangan untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dalam semua aspek kehidupan.

Dengan membaca, menghafal, mempelajari, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an, umat muslim dapat menjalani hidup yang sesuai dengan kehendak Allah, yakni jalan yang lurus dan selamat. Sebaliknya, jika berpaling dari Al-Qur’an, mereka akan ditimpa kehidupan yang sempit di dunia dan azab yang pedih di akhirat. Demikian sebagaimana yang Allah Swt  tegaskan, “Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur’an), maka baginya kehidupan yang sempit dan di akhirat kelak Kami akan membangkitkan ia dalam keadaan buta.” (QS Thaha [20]: 124).

Al-Qur'an sejatinya adalah kompas kehidupan manusia dalam semua aspek kehidupan. Maka dari itu untuk mensyiarkan hal tersebut, disaat umat semakin jauh dari pemahaman ini dibutuhkan dakwah kepada umat yang dilakukan oleh jamaah dakwah ideologis. Hal ini untuk membangun kesadaran umat akan kewajiban menerapkan Al-Qur’an dalam kehidupan secara nyata, tidak hanya bagi individu, namun juga oleh masyarakat dan negara.

Wallahu a‘lam bi ash-shawab.


Share this article via

8 Shares

0 Comment