| 18 Views
Aksi Bela Palestina Makin Masif, Barat Takut Akan Jihad Tegaknya Khilafah

Oleh : Kiki Puspita
Aksi bela Palestina dan konferensi-konferensi soal Gaza makin masif di berbagai tempat dengan tuntutan pengiriman tentara (jihad). Dilansir dari sabili.id -- Koalisi Global Bela Al-Quds dan Palestina resmi membuka Konferensi Al-Ruwad ke-14 di Istanbul, Turki, pada sabtu, (27/4/2025).
Konferensi Dunia untuk Palestina yang mengangkat tema '' Kemenangan untuk Gaza adalah Tanggung Jawab Umat'' itu di hadari oleh tokoh-tokoh dan pemimpin nasional, pemimpin media, budayawan, aktivis sosial, serikat pekerja, akademisi, pemuda, dan berbagai lembaga dari sekitar 60 negara di seluruh dunia. Turut hadir pula para tokoh pejuang, ulama, mantan tahanan, serta tokoh gerakan rakyat Palestina, di antaranya Khaled Mashal, Abdul Nasser Isa, dan usamah Hamdan.
Konferensi itu berlangsung ditengah genosida terhadap rakyat Gaza. Forum tersebut juga menjadi ajang strategi untuk merumuskan inisiatif, mengembangkan mekanisme dukungan, serta merancang program baru yang melibatkan seluruh elemen umat, baik individu maupun lembaga dalam upaya memperkuat perjuangan Palestina.
Dengan Aksi bela Palestina dan konferensi-konferensi soal Gaza yang makin masif, menjadikan Barat mulai menyadari krisis di Gaza justru membuka pintu yang lebar bagi arus kesadaran umat akan kewajiban dan urgensi Khilafah.
''Benjamin Netanyahu berjanji untuk melanjutkan perang meskipun ada seruan dari dalam Israel yang makin meningkat untuk kesepakatan yang membawa pulang tawanan Israel yang ditahan di Gaza dan mengakhiri perang. (kutipan berita yang dimuat Al Jazeera/4-5-2025).
Panglima Militer Zionis Eyal Zamir menyatakan akan memanggil puluhan ribu tentara cadangannya demi mengintensifkan dan memperluas serangannya di Gaza.
Sikap Netanyahu dan militernya yang kian makin brutal, memberlakukan blokade total atas Gaza yang membuat kondisi disana benar-benar sangat mengerikan.
Rakyat Gaza dibiarkan kelaparan, setiap hari menjadi target pembunuhan massal. Kalangan medis, polisi, hingga jurnalis pun menjadi sasaran pembantaian. Situasi di Gaza benar-benar diluar batas kemanusian.
Negara-negara Barat yang selama ini mendukung zionis terutama Amerika serikat dan Inggris mulai tampak tarik ulur dukungannya kepada zionis. Namun, zionis terus menyakinkan mereka bahwa jika zionis kalah perang melawan hamas maka masa depan negara-negara Barat pun akan terancam.
Narasi tentang ancaman kebangkitan Khilafah pun mulai menguat di negara-negara Barat. Mereka tidak akan membiarkan berdirinya keKhilafahan bangkit. Alhasil mereka memberikan dukungannya. Peradaban Barat paham betul bahwa kebangkitan Khilafah adalah mimpi buruk bagi hegemoni mereka.
Ketakutan Barat akan tegaknya kembali Khilafah tampak dari berbagai pernyataan para pemimpin negara-negara Barat yang secara nyata menunjukan kekhawatirannya akan penyebaran dakwah ideologi Islam dan seruan tegaknya kembali daulah Khilafah.
Peradaban Barat paham betul, bahwa keberadaan pasukan Khilafah dipastikan akan menghancurkan mimpi-mimpi mereka tentang Timur Tengah Baru dan Tata Dunia Baru. Mereka selalu mengunakan cara-cara yang licik untuk bisa menghalangi tegaknya kembali daulah khilafah.
Sungguh, Islam telah memerintahkan untuk memerangi siapa saja yang memerangi kaum muslim dan mengusir kaum muslim dari tanah-tanah mereka. Allah Swt. berfirman, “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian.” (QS Al-Baqarah [2]: 190). Juga firman-Nya, “Bunuhlah mereka di mana saja kalian jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS Al-Baqarah [2]: 191).
Selama ini, warga Gaza telah memenuhi kewajiban mereka untuk melakukan jihad melawan penjajahan. Namun realitasnya, kekuatan mereka tidak cukup untuk melawan dikarenakan hanya bertumpu pada kekuatan individu atau sekelompok orang dengan sumber daya yang tidak berimbang. Sementara itu, musuh yang dihadapi adalah entitas sebuah negara, yang di-back up oleh kekuatan global, di bawah kepemimpinan AS.
Secara hukum, kewajiban itu akan merembet kepada umat Islam di sekitarnya, bahkan jika tidak cukup juga, bisa berlaku atas umat Islam di dunia. Namun pada saat yang sama, sistem yang ada menghalangi pelaksanaan jihad. Skenario negara-negara Barat pasca keruntuhan Khilafah pada 1924 untuk memecah belah umat Islam berdasarkan batas-batas imajiner bernama “negara” telah berhasil membuat mereka tidak berdaya, termasuk melaksanakan seruan jihad dengan adanya sekat-sekat nasionalisme.
Tuntunan syariat Islam tentang persatuan hakiki umat, serta gambarannya sebagai satu tubuh yang tidak terpisah, nyatanya hanya ada dalam angan-angan belaka. Dengan pengkukuhan adanya berbagai aturan internasional yang nyata-nyata hanya mengakomodasi kepentingan negara adidaya. Wajar jika umat Islam dunia yang jumlahnya lebih dari 2,04 miliar tampak tidak berdaya di hadapan 9,5 juta orang penduduk Yahudi. Bahkan, para penguasanya malah berbondong-bondong berdiri di sisi penjajah.
Tuntutan jihad dengan kebutuhan menegakkan sebuah sistem politik yang disebut Khilafah inilah yang mestinya kita perjuangan bersama. Keberadaan Khilafah dengan kepemimpinan umum bagi seluruh umat Islam akan tegaknya seluruh syariat Islam dan menjalankan misi dakwah. Salah satu syariat Islam yang hari ini menuntut perealisasian adalah jihad fi sabilillah, oleh karena itu Khilafah merupakan kewajiban, mewujudkannya terbukti merupakan tugas kita bersama.
Saat musuh terus menakuti dunia dengan gagasan Khilafah, umat Islam harusnya turut mengambil peran dalam menguatkan opini tentang kemestian menegakkan Khilafah. Mereka bahkan dituntut oleh syariat untuk bersungguh-sungguh menyegerakan tegaknya Khilafah sebagai bentuk tanggung jawab mereka menolong saudaranya seakidah, umat Islam Palestina, terkhusus Gaza.
Sungguh perjuangan penegakan Khilafah adalah perjuangan yang sangat mulia, sebagaimana posisinya sebagai tajul furudh ‘mahkota kewajiban’ dalam keseluruhan ajaran Islam. Terlebih Khilafah yang akan datang adalah Khilafah yang tegak di atas minhaj kenabian. Para pejuangnya disetarakan dengan generasi penegak Khilafah pada masa awal, sedangkan pahalanya dilipatgandakan hingga 50 kali pahala yang diperoleh para sahabat Rasulullah ﷺ.
Semoga Allah Swt. berkenan menerima amal dakwah kita, dan mewafatkan dalam keadaan istikamah di jalan-Nya. Semoga Khilafah segera tegak hingga umat Islam kembali memperoleh kemuliaannya.
Wallahua'lam bissowab.