| 272 Views
Wakil Rakyat, Apakah Benar Melayani Rakyat?

Oleh : Ummu Balqis
Dengan dilantiknya 580 anggota Dewan Perwaklan Rakyat (DPR) pada tanggal 1 Oktober 2024 di Senayan, maka rakyat Indonesia memikili wakil yang baru di Parlemen. Pastilah banyak harapan baru di tengah-tengah kondisi masyarakat yang serba sulit ini, mereka benar-benar bisa berpihak dan mewakili kepentingan rakyat.
Namun, harapan itu membutuhkan upaya keras dan pembuktian dari para Anggota Dewan. Pasalnya, biaya politik dalam sistem demokrasi tidaklah murah. Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), caleg memang mengeluarkan biaya besar. Rinciannya, RP 200-500 juta untuk calleg tingkat DPRD Kabupaten/Kota. Lalu, Rp 700-1,5 miliar untuk caleg DPRD provinsi, dan terakhir, Rp 4-5 miliar untuk DPR RI. Sehingga peluang untuk melakukan korupsi bukan suatu hal yang mustahil.
Anggota DPR adalah wakil rakyat dalam menyampaikan aspirasinya, namun juga membuat aturan/UU. Realita hari ini, ada banyak hubungan antara satu dengan yang lain, sehingga rawan konflik kepentingan. Apalagi hari ini bisa dikatakan tidak ada yang namanya oposisi, semua menjadi koalisi. Siapa yang berpihak pada rakyat kalau semua berada dalam satu barisan? Yang pastinya juga membela kepentingan oligarki. Rakyat terabaikan dan tidak mampu melawan.
Dalam sistem hari ini, wakil rakyat dipilih bukan karena kemampuannya, namun karena kekayaan, kekerabatan atau jabatan, dalam mekamisme politik transaksional. Sehingga lahirnya kebijakan untuk kepentingan segelintir orang, walaupun mendzalimi banyak orang bukan suatu hal yang aneh.
Jelas hal tersebut berbeda dengan sistem Islam. Dalam Islam ada Majlis Ummah, yang menjadi wakil rakyat, dipilih karena merupakan representasi umat. Tugasnya menyampaikan aspirasi, memberikan koreksi ketika penguasa melakukan penyimpangan terhadap penerapan Syariat Islam, namun tidak memiliki wewenang untuk membuat aturan. Karena yang berhak membuat aturan hanyalah Allah SWT.
Allah SWT berfirman, yang artinya,” Yang berhak membuat hukum atau aturan hanyalah Allah SWT”. Masihkah kita makhluk yang lemah dan serba terbatas ini merasa sombong, sehingga merasa mampu membuat aturan yang lebih baik dari pada sang Maha mengatur? Firman Allah SWT, “ Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang meyakini”.
Semoga umat semakin sadar dan mau berfikir secara cerdas, agar tidak mudah dibohongi dengan janji-janji manis yang justru membawa kepada kesengsaraan. Karena sejatinya hanya hukum Allah lah, yang benar-benar terbukti membawa keberkahan dunia dan akhirat.