| 11 Views

Urgensi Khilafah Bebaskan Palestina

Oleh : Maryam Sakinah

Penderitaan umat Islam di Gaza terus berlanjut tanpa ada tanda-tanda mereda. Serangan brutal penjajah Zionis makin hari makin melampaui batas kemanusiaan. Berdasarkan laporan Al Jazeera (21 April 2025), Israel telah membunuh 32 warga Gaza dan 2 warga Lebanon. Sementara itu, serangan AS di Yaman menewaskan 12 orang.

Di sisi lain, krisis pangan yang parah memaksa warga Palestina mengonsumsi daging kura-kura untuk bertahan hidup (CNN Indonesia, 19 April 2025). World Food Programme (WFP) juga menyatakan bahwa dua juta warga Gaza bergantung sepenuhnya pada bantuan kemanusiaan (MetroTV, 19 April 2025). Bahkan, jurnalis seperti Fatima beserta tujuh kerabatnya menjadi korban serangan Israel yang keji (CNN Indonesia, 19 April 2025). Tragisnya, kecaman dunia ternyata tidak cukup untuk menghentikan kekejaman ini.

Kegagalan Penguasa Muslim dan Dunia Internasional  

Di tengah penderitaan ini, para penguasa muslim di berbagai negara tampaknya hanya mencukupkan diri dengan kecaman verbal tanpa aksi nyata. Padahal, umat Islam di seluruh dunia mulai menyerukan jihad sebagai solusi untuk mengatasi penjajahan di Palestina. Allah Swt. telah memerintahkan umat Islam untuk saling tolong-menolong sebagaimana firman-Nya bahwa umat Islam adalah bersaudara.

Tragedi Palestina adalah cermin kegagalan umat Islam menjaga persaudaraannya sebagaimana sabda Rasulullah saw., “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah seperti satu tubuh. Jika satu anggota tubuh sakit, seluruh tubuh akan merasakan demam dan tidak bisa tidur.” (HR. Muslim).  

Nasionalisme: Belenggu Warisan Penjajah  

Umat Islam hari ini terpecah oleh sekat nasionalisme. Ide iniwarisan kolonial yang sengaja diciptakan untuk melemahkan persatuan. Inggris sebagai penjajah yang memberi identitas bendera pada negara-negara ini. Saksikan saja bendera Negara Palestina yang memiliki warna dan desain serupa dengan bendera Uni Emirat Arab, Yordania, dan Kuwait. Sementara itu, bendera Irak nyaris sama dengan Mesir, Yaman, Suriah, dan Sudan.

Selama umat masih bangga dengan bendera dan identitas kebangsaan yang sempit, selama itu pula Palestina akan terus terjajah. Oleh karena itu, umat Islam harus mencampakkan nasionalisme dan kembali pada kesadaran bahwa hanya dengan persatuan di bawah satu kepemimpinan global, yaitu Khilafah maka kekuatan umat dapat digalang secara maksimal.

Khilafah adalah perisai yang akan melindungi umat dan solusi nyata untuk menyelesaikan penderitaan di Palestina.Sementara itu, nasionalisme membuat penguasa Muslim abai terhadap kewajiban menolong saudara seiman. Padahal, Allah Swt. menegaskan di dalam Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat ke-10 yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.”  

Kelak Khilafah akan memobilisasi jihad sebagaimana di sepanjang kepemimpinan kaum muslimin selama 13 abad. Dalam Islam, jihad bukanlah pilihan, melainkan kewajiban. Dengan jihad, penghalang-penghalang dakwah Islam akan tunduk dan terkalahkan. Namun, jihad tidak akan pernah terwujud selama umat terpecah dalam negara-bangsa.

Seruan untuk Bergerak: Peran Umat dan Jamaah Dakwah  

Atas kekejaman Zionisme atas muslim Palestina, umat Islam tidak boleh diam. Setiap individu wajib menyerukan persatuan dan mendesak penguasa muslim memenuhi kewajiban syar’i, yakni menghentikan kerja sama dengan Israel, memutus hubungan diplomatik, dan mengerahkan sumber daya untuk jihad.

Akan tetapi, gerak umat Islam harus ada yang memimpin agar terarah. Pemimpin dakwah itu adalah jamaah dakwah ideologis yang menyerukan jihad dan tegaknya Khilafah. Para pengemban dakwah harus menggalang kesadaran umat, mengingatkan bahwa tanpa Khilafah, Palestina akan tetap terjajah. Mereka juga harus terus mendesak penguasa untuk bertindak nyata, bukan sekadar retorika. Umat perlu diingatkan bahwa ketaatan kepada penguasa yang zalim dan pasif adalah pengkhianatan terhadap Islam.  

Khilafah Satu-satunya Solusi untuk Palestina dan Umat Islam  

Sejarah membuktikan, Khilafah yang membebaskan Yerusalem dari cengkeraman Pasukan Salib. Hanya dengan persatuan di bawah sistem Islam, umat bisa menghadapi Zionis dengan kekuatan seimbang. Khilafah akan mengembalikan martabat umat, menghentikan imperialisme Barat, dan memastikan hukum Allah menjadi pedoman kehidupan.  

Allah Swt. berjanji, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.” (TQS. An-Nur: 55)

Maka, saatnya umat Islam meninggalkan nasionalisme, bersatu di bawah panji Laa Ilaha Illallah, dan bergerak bersama menegakkan Khilafah. Hanya dengan ini, penderitaan Palestina akan berakhir, dan kejayaan Islam kembali terwujud.[]


Share this article via

4 Shares

0 Comment