| 50 Views

Toleransi Kebablasan Jelang Nataru, Islam Solusi Jitu

Oleh : Endang Seruni
Muslimah Peduli Generasi

Menjelang Natal dan Tahun Baru 2025 Menteri Agama RI Nazaruddin Umar mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga keharmonisan antara umat beragama. Menurutnya menjaga toleransi adalah identitas penting bangsa Indonesia.

Walikota Surabaya Eri Cahyadi juga menghimbau masyarakat Surabaya untuk bersama -sama memastikan keamanan dan kenyamanan, terutama umat kristiani yang merayakan Natal. Hal ini bertujuan mencegah terjadinya insiden yang tidak diinginkan selama perayaan Natal (Jawapos.com, 13/12/2024).

Walikota Jambi terpilih, Dr.dr Maulana MKM mengungkapkan pentingnya semangat Natal untuk mempererat keharmonisan dalam masyarakat dan menjaga toleransi serta kerukunan antar umat beragama (RRI.co.id, 11/12/2024).

Indonesia adalah negeri dengan masyarakat yang majemuk. Terdiri dari banyak suku bangsa dan negara. Saling menjaga kerukunan satu dengan yang lain benar adanya. Hanya saja sebagai seorang muslim tentu yang dijadikan standar adalah syariat Islam. Bukan akal manusia. Pernyataan menteri Agama dan para Walikota sungguh tidak sesuai dengan realitas. Terlebih mereka adalah kaum muslim. Adanya pengaburan identitas Islam pada masyarakat muslim saat moment peringatan Natal dan tahun baru atas nama toleransi beragama. 

Saat moment Natal dan tahun baru tiba, tampak jelas sejumlah tempat umum seperti mall, supermarket, perkantoran, atau pun hotel menggunakan dekorasi natal, juga atribut Natal seperti topi dan kostum sinterklas oleh para pegawai. Padahal sangat mungkin mereka adalah seorang muslim. Bahkan tak jarang masyarakat dari kalangan muslim mewarnai tahun baru dengan berbagai pesta yang lekat dengan maksiat. Campur baur antar lawan jenis, pesta narkoba bahkan pesta seks.

Toleransi yang diserukan saat ini lebih kental dengan pencampuran adukan ajaran Islam. Menggambarkan berupa ucapan selamat hari raya dari kaum muslim kepada non-muslim. Padahal toleransi semacam ini adalah versi sekuler yang tentu saja maknanya keliru dan menyesatkan. Faktanya masyarakat justru terbawa arus dengan perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam, sebab minimnya pemahaman umat.

Penerapan sistem kapitalisme sekuler adalah landasan kehidupan yang berkonsep pemisahan agama dari kehidupan. Agama hanya diperbolehkan mengatur ranah kehidupan privat. Sekularisme telah menyerang tiap sendi kehidupan. Terbukti telah merestui toleransi versi sekuler sehingga terjadi salah kaprah dan pembenaran. Termasuk saat masyarakat menyikapi moment tahun baru.

Kondisi ini diperburuk oleh arus deras moderasi beragama yang digencarkan pemerintah diberbagai aspek kehidupan. Semua agama dianggap benar, konsep toleransi pun menjadi kebablasan.

Ide moderasi beragama juga dimasifkan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Orientasi peserta didik menjadi berbelok jauh dari motivasi akidah Islam. Mereka tidak segan mencampur adukkan Islam dengan ajaran agama lain. Tentu merupakan bencana besar bagi peradaban dan generasi masa depan. Menjadi bukti bahwa negara yang menerapkan sistem sekuler benar benar abai menjaga akidah umat, jelas -jelas mayoritas penduduknya muslim. 

Islam sebagai agama yang sempurna memberikan ketentuan lengkap dan terperinci terkait toleransi. Umat Islam harus memahami dengan benar agar tidak mudah terkecoh dengan berbagai pemahaman yang mengatasnamakan toleransi. Padahal bertentangan dengan konsep toleransi.

Allah SWT berfirman dalam surat Al Kafirun1-6,” Katakanlah hai orang orang yang kafir,aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku”. 

Islam tidak memiliki satu pun ajaran untuk bersikap intoleransi. Jika ada pihak pihak yang menyatakan umat Islam intoleran, hal itu jelas fitnah juga tudingan yang tidak mendasar. Islam memandang, pelanggaran hukum Syara' adalah segala sesuatu yang bertentangan dengan ketetapan Allah dan rasulnya. Termasuk aktivitas meyakini dan mengadopsi ajaran dari luar Islam. Jika diantara kaum muslim yang tidak mengucapkan Natal, ini merupakan ketaatannya pada hukum Syara'.

Sejak berdirinya pemerintahan Islam di Madinah, Islam mempersaudarakan berbagai suku bangsa yang bermusuhan. Termasuk Aus dan Khazraj. Demikian pula di Mekkah dan Madinah yang memiliki perbedaan kultur budaya,adat istiadat, serta kebiasaan dipadukan sehingga membentuk masyarakat Islam. Dibangun atas aqiqah Islam. Umat Nasrani,Umat Islam dan Yahudi hidup berdampingan satu sama lain. Meski mereka hidup dalam naungan pemerintahan Islam. Mereka mendapatkan hak yang sama sebagai warga negara. Memperoleh jaminan keamanan dan bebas melakukan peribadatan sesuai keyakinan masingmasing.

Islam memiliki pemahaman yang terang tentang toleransi sehingga seharusnya umat tidak tergelincir pada toleransi kebablasan. Sudah seharusnya umat Islam memahami makna toleransi dalam pandangan Islam. Kemudian dijadikan perisai untuk mewaspadai terhadap orang yang berupaya memanfaatkan toleransi, padahal merusak makna yang sebenarnya.

Untuk itu sudah saatnya mengganti sistem hari ini dengan sistem Islam kaffah yang jelas terbukti melindungi umat dari paham yang menyesatkan. Membawa rahmat bagi seluruh alam.
Waallahu'alam bishawab.


Share this article via

69 Shares

0 Comment