| 66 Views

Tiga Pilar Agar Remaja Terhindar dari Aktivitas Pacaran yang Menjadi Budaya

Oleh : Rara

Setidaknya ada tiga pilar agar para remaja terhindar dari aktivitas pacaran yang telah menjadi budaya. Hal tersebut diungkap Aktivis Muslimah, Kak Hexayani Aspari, S.Sos dalam Kajian Remaja, _Love Reminde_r, Ahad, (29/9/2024) di Depok.

Adapun ketiga pilar tersebut yakni: Pertama, pilar individu. “Pilar individu yang bertakwa akan melahirkan seseorang yang takut melakukan perbuatan keji, seperti aktivitas pacaran,” terangnya di hadapan sekitar puluhan remaja Muslimah.

Kedua, pilar masyarakat. “Dalam pilar masyarakat kita diharuskan mencari circle yang islami, ikut komunitas ngaji dan ikut kajian Islam,” jelasnya.

Ketiga, pilar negara. “Dibutuhkan peran negara seperti edukasi akidah, edukasi aturan pergaulan, mengatur media penyiaran dan memberlakukan sanksi,” tegasnya.

*Faktor yang Memengaruhi*
Ia juga menambahkan, ada beberapa faktor yang memengaruhi ketika aktivitas pacaran menjadi budaya, seperti mengobrol, bercanda, berjalan berdua, dan bahkan jika sepasang sejoli yang sudah berani kissing, akan berani melakukan aktivitas yang lebih dari itu.

“Faktor yang mempengaruhi terjadinya hal tersebut yaitu dari pergaulan yang tidak terkontrol, lingkungan sekitar yang acuh, edukasi seksual yang minim, kelekatan keluarga dan ditambah lagi dengan aturan pemerintah yakni UU No 28 2024 pasal 101 yang berisi tentang pelegalan kontrasepsi bagi para remaja,” jelasnya.

Ia pun menegaskan, tujuan pemerintah mengeluarkan undang-undang tersebut sebenarnya untuk mengurangi angka remaja yang hamil di luar pernikahan, akan tetapi di sisi lain bisa jadi hal tersebut ada makna lain bahwa saja dilegalkannya sebuah perzinaan.

“Pasalnya, dari aturan yang pemerintah keluarkan akhirnya muncul masalah baru yaitu mulai dari budaya seks bebas hingga meningkatnya penyebaran HIV. Ini semua bisa terjadi karena kehidupan kita telah dipisahkan oleh sekularisme. Sekularisme sendiri bermakna pemahaman yang menuntun hidup tanpa aturan. Aturan sekuler bersumber dari manusia dan hak asasi manusia,” pungkasnya.


Share this article via

93 Shares

0 Comment