| 31 Views

Tes Kehamilan Siswi SMA Pasca Libur Panjang, Cegah Pergaulan Bebas?

Oleh : Dewi Yuliani

Media sosial telah ramai dengan siswa SMA di Cianjura, Jawa Barat yang ramai - ramai mengikuti pemeriksaan kehamilan. Dalam sebuah vidio para siswa mengantre untuk melakukan tes urine menggunakan tast pack yang hasilnya ditunjukkan kepihak sekolah. Dikutip dari Jakarta CNN Indonesia.

Pemeriksaan ini menunjukkan adanya sesat pikir dalam menghadapi rusaknya pergaulan remaja hari ini. Tes kehamilan jelas bukan upaya pencegahan, apalagi  tidak selalu terjadi kehamilan meski melakukan seks bebas. Belum lagi dari sisi hanya perempuan yang diperiksa, padahal hari ini remaja laki-laki juga sama rusaknya.

Vidio tersebut pun banyak mengundang respon dari warganet. Ada beberapa orang yang mendukung tapi banyak juga yang justru mengkeritik kebijakan sekolah tersebut.

Kepala sekolah SMA Sultan Sarman yang ikut menjalankan kegiatan tersebut menjelaskan alasan dibalik kebijakan tersebut. Sarman mangaku kebijakan tersebut telah dijalankan di sekolahnya selama dua tahun. Biasanya tes dilakukan setelah libur semester dan ajaran tahun yang baru.

Menurutnya kebijakan ini diterapkan untuk mencegah siswi mengalami kehamilan diusia sekolah. Pasalnya sekolah sempat dikagetkan oleh seorang siswi yang hamil pada 3 tahun lalu. Pandangan berbeda dari Direktur kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan RI Imran Pambudi menyayangkan tes yang dilakukan di sekolah tersebut. Menurutnya banyak opsi lain yang bisa dilakukan untuk memastikan siswi terhindar dari kehamilan dini.

Ia menghawatirkan kegiatan tersebut malah  bisa berpotensi menimbulkan masalah kesehatan jiwa bagi siswi dan keluar terlebih untuk siswi yang hasilnya positif, ujar Imran. Menurut Imran tes kehamilan bersifat suka rela buka menjadi wajib. Ia mengingatkan agar edukasi kesehatan reproduksi diberikan sesuai dengan usianya. Kebijakan tersebut kehamilan saat libur panjang ini membuktikan maraknya pergaulan bebas yang menimpa generasi. Pergaulan bebas seakan sudah menjadi bagian dari kehidupan generasi saat ini. 

Hingga tidak ada lagi batasan antara laki - laki dan perempuan. Yang seharusnya mereka mampu menjaga kehormatannya. Tidak bisa dipungkiri bahwa generasi hari ini telah terpengaruh oleh liberalisme paham kebebasan. Munculkan tingkah laku yang mengabaikan aturan agama termasuk bergaul dengan lawan jenis. Inilah buah dari sistem yang rusak baik dari sistem pendidikan, sistem informasi, maupun sistem sanksi yang diterapkan.

Sistem pendidikan sekuler yang diterapkan di negeri ini telah menanamkan cara pandang kehidupan yang sekuler kapitalis bagi generasi yaitu cara pandang yang menjauhkan peran agama dalam mengatur kehidupan mereka. Agama hanya dipakai dan diperhatikan saat melakukan ibadah ritual saja. Sementara saat bergaul dengan lawan jenis tidak lagi menstandarkannya pada aturan Islam.

Halhasil standar bertingkah laku yang di gunakan oleh generasi adalah kebebasan. Bahkan aktivitas ihtilad bercampur baur antara laki - laki dan perempuan, pacara, bahkan zinnah menjadi hal yang biasa mereka lakukan hingga Halim diluar nikah pun tak terhindarkan.

Media informasi dalam sistem kapitalisme sekuler juga tak kalah dalam memberikan dorongan pada generasi yang bersikap liberal,  hampir semua tayangan berupa filem, sinetron, iklan, yang berbau  pornografi. Hal ini tentu membangkitkan naluri seksualnya atau gharizah nau' pada generasi.

Langkah ini jelas tidak mampu mencegah kehamilan remaja.  Terlebih ada banyak faktor yang berpengaruh terhadap rusaknya pergaulan remaja hari ini.  Oleh karena itu membutuhkan Upaya menyeluruh yang menyentuh akar masalah, yaitu adanya sistem kehidupan sekuler kapitalisme yang menjadikan remaja mengikuti hawa nafsunya dan mengutamakan kesenangan jasmani, dan abai pada halal dan haram. 

Berbeda halnya dengan aturan Islam yang menggunakan Kurikulum berbasis akidah Islam juga menjaga pemahaman para pelajar agar senantiasa dalam koridor ketaatan dan tercegah dari kemaksiatan seperti pergaulan bebas. Mereka tidak akan mengambil pemikiran yang bertentangan dengan Islam seperti HAM, liberalisme, pluralisme, dan lainnya. Dengan begitu, akan lahir generasi cemerlang yang peduli dan sibuk dengan urusan umat, bukan mencari kesenangan jasadi semata.

Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur semua aspek kehidupan termasuk aturan pergaulannya. Hal ini akan menjaga kemuliaan manusia dan menjaga kehidupan.

Sistem Pendidikan Islam berasas akidah Islam akan melahirkan generasi yang berkualitas, berkepribadian Islam dan paham tata pergaulan Islam. Pemahaman yang dimiliki akan menjaga generasi tetap dalam ketaatan dan mencegah dari berbuat haram termasuk pergaulan bebas. Generasi juga akan terjaga dari pemikiran sesat seperti pergaulan bebas, dan hak asasi manusia. Dengan penerapan sistem islam secara keseluruhan,  generasi akan terjaga pergaulannya dan tercegah dari pergaulan bebas dan kerusakan akhlak lainnya. 

Keimanan yang kuat akan menjaga generasi selalu dalam ketaatan dan jauh dari kemaksiatan.  Kontrol masyarakat dan penerapan sistem sanksi Islam yang tegas akan menjaga keselamatan  generasi  dari pemikiran rusak dan perbuatan maksiat.

Kehadiran negara yang seperti ini akan mencegah rusaknya generasi

Selain sistem pergaulan Islam, upaya preventif hadir di dalam sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam yang berbasis akidah Islam akan melahirkan generasi berkualitas, berkepribadian Islam, dan memahami tata pergaulan menurut Islam. Sistem pendidikan Islam membuat lingkungan sekolah menjadi kondusif agar para pelajar terhindar dari pergaulan bebas. 

Selain sistem pendidikan, sistem penerangan atau media juga harus menurut syariat Islam. Seluruh tayangan yang sampai pada generasi maupun masyarakat pada umumnya harus tayangan yang meningkatkan ketakwaan. Anak-anak akan senantiasa menyaksikan tayangan-tayangan bermutu penguat akidah, bukan sebaliknya. Segala sesuatu yang mengantarkan pada kemaksiatan harus dihilangkan. Begitu pula dengan keluarga muslim, mereka akan kuat dan mampu membentengi anak-anak dari pengaruh liberal. Keluarga tersebut dibangun berlandaskan akidah Islam sehingga menjadikan anak-anak memiliki akidah kuat sejak dini. Ibu mereka adalah sekolah pertama (madrasatul ula) bagi anak-anak dan ayah adalah panutan (qudwah) terbaik bagi anak-anaknya.

Kontrol masyarakat dan penerapan sistem sanksi Islam yang tegas akan menyelamatkan generasi dari pemikiran rusak dan perbuatan maksiat. Contoh upaya kuratif ini, misalnya hukuman bagi pezina dalam Islam, sebagaimana dalam ayat, “Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.” (QS An-Nuur [24]: 2). Juga hadis, “Jejaka dan perawan yang berzina hukumannya dera seratus kali dan pengasingan selama satu tahun. Sedangkan duda dan janda hukumannya dera seratus kali dan rajam.” (HR Muslim).

Demikianlah syariat Islam dalam mengatur kehidupan. Syariat tersebut bisa tegak dan diterapkan sempurna hanya dalam negara Islam Khilafah. Khilafah bertanggungjawab melaksanakan suprasistem yang akan menaungi fungsi kerja seluruh sistem yang ada di dalam Islam. Jelas, penyelesaian tuntas atas persoalan pergaulan bebas pun dengan mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan Khilafah. Wallahualam bissawab.


Share this article via

38 Shares

0 Comment