| 370 Views

Stefanus Gusma Mengikuti Langkah Maruarar Sirait, Pamit dari PDIP

CendekiaPos - Stefanus Gusma, Ketua Umum Pemuda Katolik (PK), mengumumkan pengunduran dirinya dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengikuti langkah Maruarar Sirait. Gusma juga menyampaikan keputusannya untuk mundur dari pengurus Badiklatpus PDIP.

"Iya, saya sudah pamit. Saya sudah sampaikan permohonan maaf, ucapan terimakasih dan sudah pamit dengan senior-senior saya di partai. Sempat mengirim pesan WhatsApp, dan saya juga membuat surat pengunduran diri sebagai pengurus Badiklatpus," ungkap Gusma dalam keterangannya pada Sabtu (27/1/2024).

Gusma, yang sebelumnya menjabat sebagai ketua DPP KNPI, saat ini aktif mendampingi komunitas relawan untuk mendukung pasangan calon presiden Prabowo-Gibran. Ia memimpin inisiatif dan pembinaan komunitas Solidaritas Anak Muda untuk Keberagaman dan Toleransi Indonesia (Sakti).

Selain itu, Gusma sering mendampingi Gibran dalam kunjungan kampanye ke berbagai tempat, seperti di NTT dan acara kick-off gerakan door-to-door 2 juta rumah SAKTI di Kota Solo pada Kamis (11/1) yang lalu.

Gusma menjelaskan bahwa alasan di balik pengunduran dirinya dari PDIP adalah adanya perbedaan pandangan terkait Pilpres 2024. Ia menyatakan bahwa perbedaan pandangan ini menjadi pertimbangan logis dan etis bagi dirinya.

"Pertimbangan saya pamit karena telah berbeda dengan partai soal Pilpres 2024. Saya rasa logis dan etisnya demikian. Dulu saat masih aktivis mahasiswa di Solo saya sudah jadi relawannya Pak Jokowi saat maju walikota, lalu ikut berjuang saat beliau maju Gubernur DKI, dan saat maju Pilpres dua kali. Saya juga koordinator door-to-door-nya Mas Gibran saat maju walikota Solo," jelas Gusma.

Gusma juga menjelaskan bahwa keputusannya untuk mengikuti Jokowi didorong oleh keyakinannya bahwa pilihan politiknya sejalan dengan kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi.

"Saya berkeyakinan dan mengikuti kata hati saya soal sikap politik ini (pengunduran diri). Pak Jokowi sosok pemimpin yang dicintai rakyatnya. Approval ratingnya sangat tinggi. Pilihan politik saya saat ini senafas dengan mayoritas rakyat yang puas terhadap pemerintahan Jokowi. Nah, saya rasa mungkin itu kesamaan dengan mentor saya Bang Ara dalam konteks ini," ujar Gusma.

Gusma juga menekankan bahwa tidak mungkin membawa Pemuda Katolik untuk mendukung secara praktis. "Saat ini kami punya 76 kader yang bertugas sebagai KPUD/Bawaslu, Pengurus dan kader ada di berbagai parpol dan di semua kubu Pilpres, maka semua harus terkoordinasi, solid dan kompak. Setelah Pemilu usai, kita harus tetap berkarya untuk organisasi. Harus berperan dan tidak boleh baperan," tambahnya.


Share this article via

85 Shares

0 Comment