| 41 Views
Sistem Rusak Dan Merusak Fitrah Ibu

Oleh : Ina Ariani
Aktivis Muslimah Pekanbaru
Beberapa hari lalu viral berita pelecehan terhadap anak dibawah umur. Sebagaimana melansir berita dari detiknews.com. Ada dua Ibu muda tega mencabuli anaknya dan direkam pakai vidio, dengan modus iming-iming uang. Kasus ini sudah ditangani oleh kepolisian dan mendapat sorotan dari Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan merasa prihatin terhadap pelecehan tersebut. Hal demikian bukan kasus baru pertama kali tapi sudah sering, dan terus berulang. (detik.news, 09 Juni 2024)
Miris, kasus ini menambah panjang deretan kasus kejahatan pelecehan seksusl terhadap anak, yang berasal dari keluarga sendiri. Seharusnya orangtua adalah tempat berlindung, khususnya Ibu, darinya akan mendapat kehangatan, ketenangan dan kenyamanan, justru ia menjadi pelaku cabul terhadap anaknya sendiri. Sering terdengar kasus serupa, mulai dari ayah mencabuli anaknya, kakak laki-laki mencabuli adiknya, anak mencabuli ibunya, dan masih banyak kasus kejahatan lainnya.
Kenapa kasus ini kembali terjadi? Bukankah ibu adalah umun warabatulbait, Kenapa ini malah mencemari diri dan merusak anak sendiri. Faktor utama adalah kurangnya ilmu dan iman di dada, serta ekonomi kian hari kian sulit. Kebutuhan hidup semakin tinggi, mahal sehingga manusia saat ini hidup serampangan, berbuat sesuatu tidak mikir dosa. Mana cara paling mudah mendapatkan sesuatu walau itu salah, maka akan dilakukannya dengan alasan tuntutan ekonomi. Apalagi zaman super canggih sekali pencet muncul, ditambah lagi iming-iming uang. Tanpa pikir panjang, mau tidak mau dilakukan walau melanggar hukum syara'.
Disistem kapitalis sekuler fitrah Ibu hilang. Tidak lagi takut berbuat maksiat, melanggar aturan-aturan Allah sebagai pencipta sekaligus pengatur.
Jadi peristiwa diatas mencerminkan gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak individu berkepribadian Islam yang siap mengemban amanah sebagai ibu. Sistem kapitalis sekuler memisahkan aturan agama dari kehidupan, dan makin mengikis akidah umat, menjauhkan peran ibu yang semestinya.
Uang menjadi pilihan saat kesejahteraan tidak menjadi prioritas negara. Ini menjadi nyata yang menunjukkan lemahnya negara dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat, sehingga membuat ibu tergoda melakukan maksiat demi sejumlah uang.
Dari beberapa faktor yang disebutkan diatas, faktor lingkungan dan sosial masyarakat juga sangat mempengaruhi, yang dapat kita lihat saat ini jauh dari nilai- nilai Islam. Tontonan, tayangan, film, konten berbau seksual dan tidak senonoh lebih banyak menghiasi layar HP dan media sosial lainnya. Apabila ini terus dibiarkan, akan menjadi ancaman yang merusak moral generasi termasuk moral seorang ibu saat ini.
Berbeda jika sistem Islam diterapkan dilini kehidupan. Tidak ada lagi kemaksiatan yang ditemukan, kalaupun ada sangat minim. Negara Islam memberlakukan sanki tegas bagi pelaku kriminal.
Kemudian Islam memiliki sistem pendidikan yang handal dalam menyiapkan manusia berperan sesuai dengan fitrahnya. Pendidikan dalam keluarga pun dilandaskan kepada ketakwaan kepada Allah Swt.
Islam juga memiliki sistem ekonomi yang baik termasuk kemampuan untuk memberikan. “Jaminan kesejahteraan bagi para pencari nafkah. Negara menjamin sistem ekonomi yang berasaskan akidah Islam bukan ribawi. Hanya Islamlah satu-satunya solusi, untuk memecah seluruh problematika umat.
Wallahua'lam bishshawab***